Kirana akhirnya mengangkat telpon papinya. " Halo Pi. ada apa..!" Tanya Kirana berusaha tenang. Namun Abraham merubah panggilan ke PC. Kirana makin gugup, sebab ada Gandhi duduk di sebelahnya.Dengan terpaksa di terima Kirana.
"Sayang. kamu nggak apa-apa.?" Tanya Abraham pada anaknya. dan di anggukan Kirana.
"Nggak apa-apa Pi. oh ya pi. Kirana mau pulang nanti aja ceritanya ya." Ucap Kirana mengalihkan tatapan papinya ke arah orang yang duduk di disebelahnya. Dan tersenyum yang juga di balas Gandhi.
"Apa kabar Om.?" Tanya Gandhi ramah.
"Hm! Baik. oh ya. siap ini kamu ada jadwal ke rumah sakit? jika tidak langsung saja ke rumah Om. ada yang mau om bicarakan." Ucap Abraham tenang. Gandhi menggelengkan kepalanya Kalau ia tidak punya jadwal hari ini ke Rumah sakit.
"Kebetulan kosong Om."Jawab Gandhi apa adanya.
"Kalau begitu langsung saja ke rumah Om. Om tunggu ya!" Abraham mematikan teleponnya. Sedangkan Kirana makin gugup karena Gandhi juga ikut dengannya pulang.
"Bapak nggak sibuk?" Tanya Kirana menghilangkan rasa gugupnya.
"Nggak. kamu bisa nggak panggil aku seperti dulu, kalau berdua." Pinta Gandhi pada gadis di sebelahnya.
"Tapi pak..." Kirana merasa keberatan dengan keadaan ini. ia belum siap dengan kondisi ini, ini terlalu dadakan baginya. Ia lari dari dunia luar karena tidak mau di desak. eh alhasil malah di dekatkan dari jodoh yang berikan papinya sebelum ia masuk kuliah.
Kemana pun ia lari, sepertinya papinya tidak memberi kesempatan. bahkan kini laki-laki yang akan di jodohkan padanya malah duduk di sampingnya sekarang.
"Apa kamu menolaknya.?" Tanya Gandhi menatap gadis tersebut.
Kirana tertunduk. ia tidak tahu harus jawab apa, apa menolak atau menerimanya. Ini semuanya dadakan sekali baginya. walau papinya telah memberitahu beberapa bulan yang lalu. namun saat sekarang, ia takut. karena baru melihat langsung calon suaminya setelah lama tak jumpa.
"Aku tidak menolaknya. jika kamu berani menolak sialhkan, karena aku tak mau kamu merasa terpaksa dengan perjodohan ini. Dan mungkin saya bukan tipe laki-laki yang kamu jadikan suami." Ucap Gandhi melemah.
Mereka hampir saja sampai rumah Kirana, Sedangkan Kirana yang mendengarkan ungkapan Gandhi jadi merasa bersalah.
"Bukan begitu pak. beri saya waktu, ini sangat dadakan buat saya. bapak belum kenal saya, begitu juga sebaliknya." Jawab Kirana mantap.
Yah. dia harus memikirkan ini matang -matang, karena menyangkut masa depannya.
"Baiklah. itu hak kamu." Jawab Gandhi dingin, ia merasa tak pantas dengan gadis di sampingnya ini. Kehidupan mereka sekarang sangat jauh berbeda. Karena ia hanya seorang dokter dan dosen yang di gaji oleh calon mertuanya
Melihat sikap Gandhi seperti yang baru ia kenal kemarin, merasa lega. karena jika sikap Gandhi yang ramah malah merasa grogi. sangat jauh dari yang ia lihat di kampus.
Mereka pun turun saat mobil telah di parkir Pekarangan rumah Abraham. Gandhi turun dan mendekati pak Abraham yang sudah berdiri di depan pintu.
"Selamat datang nak Gandhi. apa kabar.?" Tanya Abraham pada calon mantunya.
Ia telah lama mencari Gandhi dan keluarga, setelah kecelakaan dan kematian temannya. mereka hilang. untuk beberapa tahun, baru kembali setelah Gandhi menjadi dokter. Dan sekaligus jadi dosen di mana ia punya saham terbesar di kampus tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments