Saat di kamar, Bayu masih kepikiran omongan Gani. Dia kasihan sama Aulia, apalagi dia juga pernah mengagumi sosok Aulia yang mirip dengan almarhumah Dini. Batin Bayu bergejolak antara iya dan enggak.
"Kira-kira apa nanti Mama setuju jika aku menikahi Aulia?" ucapnya dalam hati.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Keesokan harinya, dia mengajak Gani joging kejalan raya. Karena hari ini hari minggu Bayu menuju area CFD di dekat rumahnya.
Setelah kurang lebih satu jam mereka berputar-putar dan melakukan streching, Kini mereka berdua sedang istirahat dan duduk-duduk di pinggir jalan, sedangkan di sebelahnya banyak berjajar-jajar orang jual makanan.
"Gan, Kakak mau tanya. Tapi, kamu jawab jujur." ucap Bayu.
"Iya, silakan. Kak Bayu mau tanya apa.?"
"Kenapa kamu menyuruh Kak Bayu menikahi Aulia.?" ucap Bayu.
"Karena Gani kasihan kalau Kak Aulia sampai menikah dengan laki-laki itu, takutnya nanti kalau sudah menikah Kak Aulia akan diperlakukan seperti itu." jawab Gani.
"Tapi, kan kita nggak boleh menyimpulkan sendiri kalau Fatih itu bukan laki-laki baik. Siapa tahu dia memang keras tapi sebenarnya hatinya baik." ucap Bayu.
"Iya juga sih, Kak. Cuma kan Kakak sudah tahu kalau semalam Kak Aulia diperlakukan secara kasar oleh tunangannya itu. Berarti dia itu memang bukan laki-laki baik." jelas Gani.
"Tapi, Gan. Kak Bayu kan belum kenal dekat sama Kak Aulia. Ketemu aja beberpa kali dan itupun pas ada acara lain, bukan lantaran kita janjian ketemu lalu berbicara dari hati ke hati." jawab Bayu mengeles.
"Ya ampun, Kak. Nanti kan kalau memang Kak Bayu serius sama Kak Aulia, pasti kedepannya bisa janjian ketemu, ngobrol serta bisa kenal lebih dekat." jawab Gani.
"Kamu kok berfikirnya melebihi umur kamu, sih!" ucap Bayu sambil mengacak rambut Gani.
"Aah, Kak Bayu bisa saja. Gani bicara itu berdasarkan yang Gani lihat, dengar dan rasakan." jawab Gani.
"Memang apa yang kamu lihat, dengar dan rasakan!" tanya Bayu.
"Gani melihat bahwa bahwa Kak Bayu memang lebih baik dibanding Fatih. Lalu Gani mendengar soal perlakuan Fatih itu terhadap Kak Aulia. Sedangkan yang Gani rasakan adalah Kak Bayu kayaknya mengagumi sosok Kak Aulia." jawab Gani.
Bayu terdiam sejenak, kini dia tidak bisa membohongi hatinya kalau memang dia sempat mengagumi sosok Aulia. Gani heran dengan melihat perubahan sikap Bayu.
"Gan, apa yang kamu bilang itu benar. Kalau Kak Aulia memang sempat menyita pikiran Kak Bayu. Karena apa, dia mirip dengan Almarhumah Dini tunangan Kak Bayu." jawab Bayu.
Gani melongo dan menoleh kearah Bayu, dia nggak menyangka kalau Bayu pernah kehilangan tunangannya. Pantas saja Gani sempat melihat kalau Bayu ini sedih.
"Maaf ya Kak Bayu, Gani nggak bermaksud mengingatkan pada tunangan Kak Bayu yang sudah meninggal." ucap Gani ketakutan.
"Nggak apa-apa, Gan. Kamu nggak usah kawatir. Kakak sudah ikhlas kok, dan Kak Bayu sudah bertekad akan menatap masa depan." jawab Bayu.
"Lalu, usul Gani soal Kak Aulia gimana?" tanya Gani.
"Kak Bayu belum bisa menjawabnya, karena saat ini Kak Aulia sudah menerima lamaran orang lain." jawab Bayu.
"Kalau Kak Aulia membatalkannya apa Kak Bayu mau melamar Kak Aulia." ucap Gani.
"Kalau itu lain lagi ceritanya, mungkin Kakak akan mencoba maju untuk melamarnya." jawab Bayu.
"Gani akan dukung Kak Bayu untuk mendapatkan Kak Aulia. Semangat.!" jawab Gani.
"Makasih, kamu memang adikku yang baik." ucap Bayu.
Keduanya lalu mencari sarapan didekat situ. Sejak hadirnya Gani di rumahnya, Bayu sedikit terhibur. Setelah meninggalnya Dini saat itu Bayu jadi down dan hampir frustasi.
.
.
.
Setelah pulang dari joging, Bayu menghabiskan waktunya untuk mencuci motor dan mobilnya. Dia dibantu oleh Gani saat mencuci mobil dan motornya itu.
"Kak, habis ini kita ngapain lagi.?" teriak Gani.
"Kita santai aja, Gan. Capek habia joging langsung cuci ini semua." jawab Bayu.
"Kak, Gani boleh nggak ke tempat teman-teman yang biasanya." tanya Gani.
"Boleh, asal pulangnya nggak boleh sore-sore." jawab Bayu.
"Siap, boss,!"
"Tapi, kamu kesananya naik apa.?"
"Tenang saja, aku kesana naik angkot seperti biasa." jawabnya santai.
"Okey, hati-hati. Oh iya masih punya uang kan.?" ucap Bayu.
"Masih banyak, kemarin Gani dia kasih Pak Ridwan. hehe.!" jawabnya meringis.
"Kamu bisa nggak sih panggil Papa gitu, biar enak di dengar." ucap Bayu.
"Nggak enak, Kak. Malu, soalnya Gani nggak biasa panggil Papa." jawabnya lirih.
"Aduuh, kamu ini ya. Dibilangin kok." ucap Bayu sambil mengacak rambutnya Gani.
Ketika mereka lagi ngobrol dihalaman rumah sambil basah-basah karena habis mencuci mobil dan motor. Tiba-tiba ada seseorang yang mengendarai motor matic masuk ke halaman rumah Bayu.
Bayu dan Gani terdiam sambil memperhatikan siapa yang datang. Setelah pengendara itu membuka helmnya, Bayu kaget karena orang itu ternyata Dinda.
Bayu langsung berdiri dan menghampiri Dinda. Setelah itu Dinda turun dari motornya lalu duduk diatas jok motornya.
Bayu kaget karena melihat Dinda habis menangis, karena matanya merah dan sembab.
"Kamu kenapa, Din.?" tanya Bayu.
"Aku bingung, Mas. Hiks...hiks..!" jawabnya sambil menangis.
"Lho..lho..kok malah menangis, ayo kita masuk aja kalau gitu. Nanti diliahtin orang lewat nggak enak." ucap Bayu sambil mengajak Dinda masuk.
"Kak, biar aku panggilkan Bu Santy, ya.?"
"Iya, Gan. Bilangin kalau ada Mbak Dinda." jawab Bayu.
Akhirnya Bayu dan Dinda masuk kedalam rumah, Saat Dinda duduk di ruang tamu, Bayu pamit untuk ganti baju karena bajunya basah habis cuci mobil.
"Kak, aku lupa. Tadi Mama dan Papa Kak Bayu, kan keluar." ucap Gani.
"Oh iya, Kakak juga lupa." jaab Bayu.
"Biar Gani buatin minum dulu, ya.?"
"Oke, makasih."
Tak butuh waktu lama akhirnya Bayu sudah selesai mandi dan ganti baju. Dia langsung menuju ruang tamu untuk menemui Dinda.
"Maaf Din, menunggu lama." ucap Bayu.
"Nggak apa-apa, Mas."
"Kamu kenapa kok tumben kesini.?"
"Hiks..hiks.. Aku bingung, Mas." ucap Dinda sambil menangis lagi.
"Kamu kenapa, sih. Jangan bikin aku bingung.?" ucap Bayu bingung.
"Ayah sama Ibu terus membahas soal perjodohan kita, Mas. Padahal aku sudah bilang kalau kita nggak mungkin menikah karena Mas Bayu nggak cinta sama Dinda." jawab Dinda.
"Ya ampun, Din. Aku jadi nggak enak kalau gini. Gara-gara aku nggak mau, kamu jadi yang tertekan." ucap Bayu.
"Nggak apa-apa, Mas. Ini memang salah keluargaku yang egois untuk tetap menjadikan Mas Bayu sebagai menantunya." jawab Dinda.
"Kamu yang tenang, ya. Nanti kita carikan jalan keluarnya." ucap Bayu.
Bayu bingung karena bagaimanapun juga dia yang menyebabkan Dinda semakin tertekan. Pikiran Bayu jadi keingat Dini tunangannya.
"Dini sayang, aku bingung nih. Aku nggak mencintai Dinda." ucap Bayu dalam hati.
----------------------------------
Next....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Erna Jogja
kasih keputusan yg tegas kak bayu
2021-01-28
0