Bayu dan Dinda saling pandang ketika Bu Heny berkata seperti itu. Mereka nggak langsung menjawab tapi langsung masuk kerumah.
"Mas Bayu silahkan duduk dulu." ucap Dinda.
"Iya, makasih Din."
"Nak Bayu mau minum apa?" tanya Bu Heny.
"Nggak usah repot-repot, Bu. Seadanya saja." jawab Bayu.
Setelah ngobrol-ngobrol lumayan lama, Bayu akhirnya ingat kalau dia kesini tadi sama Gani. Sontak dia langsung pamitan pulang.
"Din, Yah. Bayu permisi dulu. Soalnya ada urusan." ucap Bayu.
"Kok buru-buru, Bay?" tanya Pak Arman.
"Iya, Yah. Bayu tadi sebenarnya ada perlu, tapi dijalan ketemu Dinda, akhirnya saya antar pulang dulu Dinda." jawab Bayu.
"Oh gitu. Ya sudah kalau gitu, hati-hati Nak." ucap Pak Arman.
Akhirnya Bayu meninggalkan rumah Pak Arman. Pikiran bayu jadi nggak karu-karuan. Ternyata keluarga Dini begitu mengharapkan dirinya sebagai menantu. Dia bingung harus gimana.
"Kak, kok lama, sih?" tanya Gani.
"Iya, tadi Kakak duduk dulu dan ngobrol sebentar sama keluarganya." jawab Bayu.
"Oh gitu. Terus habis ini kita kemana, Kak?" tanya Gani lagi.
"Iya, hari semakin gelap. Nanti Mama nyariin." Jawab Bayu sambil menyetir mobil.
Bayu dan Gani semakin menampakan keakraban. Mereka sangat klop dan kompak dalam segala hal. Gani sangat rajin dirumahnya Bayu. Dia selalu membantu membersihkan rumah dan menyiram tanaman.
Ketika sampai dirumah. Bayu langsung memasukan mobilnya digarasi. Gani langsung menutup pintu pagar dan menguncinya. Kebiasaan itu kini sudah menjadi rutinitas Gani.
Pak Ridwan dan Bu Santy sangat senang dengan kehadiran Gani. Dia anak yang rajin serta pintar. Untung Bayu menemukan anak seperti Gani. Sejak tinggal bersama Bayu Gani semakin menunjukan kemandiriannya.
"Gani, Kakak mandi dulu. Kamu juga, soalnya habis ini kita makan malam." ucap Bayu saat sampai diatas.
"Baik, Kak."
Gani menempti kamar dilantai atas bersebelahan dengan kamar Bayu.
.
.
.
Kini kembali dirumah Dini. Pak Arman dan keluarganya lagi membahas soal Dinda.
"Dinda, apa Bayu sudah menunjukan bahwa dia mau kalau dijodohkan dengan kamu?" tanya Pak Arman.
"Kayaknya belum, Yah. Mas Bayu kalau sama Dinda sikapnya malah dingin." jawab Dinda.
"Terus kamu sendiri gimana, Din. Coba kamu yang sedikit lebih aktif." sahut Ibunya.
"Dinda nggak mau, ah. Ma. Kayak Dinda ini wanita apa aja." jawab Dinda kesal.
"Iya, nggak apa-apa, Din. Kan kamu juga sudah kenal Bayu lama. Sebelumnya juga sama-sama kenal." tukas Pak Arman.
"Nggak mau, Yah. Dinda malu dong. Kan Dinda perempuan, masa yang harus mulai duluan." jawabnya lagi.
Kemudian Dinda masuk kamarnya sambil menangis. Dia memang ada hati dengan Bayu, cuma dia itu nggak bisa kalau harus merayu Bayu duluan, karena dia juga tahu kalau sebenarnya Bayu itu tidak suka dengannya.
(***)
Keesokan harinya, ketika sore hari, pulang kerja Bayu langsung masuk kamar. Kini Bayu semakin kalut karena semakin kesini keluarga Dini semakin kuat dengan kemauannya. Dia kini sedang berada di kamarnya dan nggak mau keluar. Sikapnya kembali seperti saat pertama kali Dini meninggal.
"Gani, Kak Bayu mana?" tanya Bu Santy saat melihat Gani sedang menyiram tanaman.
"Tadi habis pulang kerja langsung naik keatas, Bu." jawab Gani.
"Ada apa lagi dia, ya. Nggak biasa-biasanya dia begini. Padahal kemarin dia biasa-biasa saja." ucap Bu Santy.
"Sejak dari rumah temannya kemarin itu Kak Bayu sudah banyak diam." sahut Gani.
"Kerumah temannya?" tanya Bu Santy penasaran.
"Iya, Bu. Kemarin sore kan habis jalan-jalan sama Gani. Lalu dijalan ketemu perempuan cantik, lalu diantar Kak Bayu pulang, katanya dia itu temannya Kak Bayu." ucap Gani polos.
"Perempuan, kamu tahu namanya siapa?" Bu santy semakin penasaran.
"Siapa, ya. Emm., Diin.. siapa gitu, saya lupa." jawab Gani.
"Dinda.,!"
"Oh iya, betul Bu. Dinda.!"
"Kenapa dengan Dinda. Apa keluarga Dini mendesaknya lagi?" gumam Bu Santy.
"Bu, Gani mandi dulu, ya. Semuanya sudah beres. Semua tanaman sudah segar dan halamannya pun sudah bersih." ujar Gani.
"Iya, Nak. Kamu memang anak rajin. Nggak salah Bayu membawamu kerumah ini. Karena Ibu seperti nggak punya anak semenjak Bayu ditinggal mati tunangannya, dia menjadi jauh sama Ibu. Sering menyendiri dan keluar nggak tahu kemana. Kalau ada kamu, Ibu ada temannya." ucap Bu Santy sambil mengacak rambut Gani.
Gani tersenyum lalu melangkah masuk kedalam untuk mandi. Bu Santy memandangi Gani dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Dia seperti melihat Bayu saat kecil. Tapi, kini Bayu semakin tumbuh dewasa dan berubah.
.
.
.
Ditempat berbeda, Aulia lagi membantu Ibunya membersihkan rumah, karena keluarga Pak Broto mau datang. Sebenarnya Aulia berat menerima perjodohan ini. Tapi, mau gimana lagi keluarganya sudah nggak bisa menolak.
Setelah Aulia selesai bersih-bersih, kini dia mau mandi dan berdandan semestinya. Bagaimanapun juga dia nggak mau kelihatan dekil dihadapan keluarga Pak Broto.
Sekitar pukul tujuh keluarga Pak Broto bertamu untuk memperkenalkan anaknya sama Aulia. Sekarang masih pukul lima sore. Dikamarnya Aulia sangat bingung dan gundah. Dia sebelumnya belum mengenal siapa anak Pak Broto sebelumnya.
--------------------------------
Next..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Cahya
semangat lanjutin ya kak
2020-08-04
1