Bayu akhirnya keluar kamar juga setelah dari pulang kerja dia belum keluar sama sekali. Dia turun ke bawah lalu menuju ke ruang tengah. Dia kemudian mencari Gani yang belum dia lihat sosoknya.
"Gani.,!" teriak Bayu dari ruang tengah.
"Iya, ada apa Kak." jawab Gani dari atas.
"Cepat turun, katanya kamu minta antar ke tempat teman-temanmu." seru Bayu.
"Tapi, Kak. Ini sudah jam enam. Apa nggak kemalaman?" tanya Gani.
"Ini Surabaya, bro. Jangankan jam enam, jam sepuluh pun jalanan kota masih rame. Ayo turun, sebelum aku berubah pikiran, lho!" ucap Bayu.
"Iya-iya, Kak. Gani turun sekarang.!"
Dengan cepat dia kemudian berlari turun menghampiri Bayu. Kemudian mereka menuju teras rumah. Orang tua Bayu kebetulan lagi duduk santai diruang tamu.
"Kamu mau kemana, Bay?" sapa Mamanya.
"Bayu mau antar Gani ketemu teman-temannya, Ma." jawab Bayu singkat.
"Oh ya sudah, hati-hati.!" jawab Bu Santy.
Kemudian Bayu mengeluarkan mobilnya, dan diikuti oleh Gani. Setelah itu mobil Bayu meluncur kejalanan kota Surabaya. Dalam perjalanan mereka ngobrol satu sama lain.
"Kamu sebenarnya mau kemana, sih?" tanya Bayu.
"Kak, Gani boleh bicara jujur sama Kakak, nggak?" ucap Gani.
"Boleh, malah bagus kalau bicara itu memang harus jujur." jawab Bayu.
"Kakak masih ingat Kak Aulia, kan.?"
"Iya, masih. Kenapa." jawab Bayu.
"Aku sebenaranya kasihan sama dia," ucapnya.
"Kenapa emang.?"
"Dia itu selalu memikirkan kebahagiaan orang lain, tapi tidak pernah memikirkan kebaikannya sendiri." jawab Gani.
"Kenapa kamu bisa bilang seperti itu."
"Karena dia selalu membantu kami anak-anak jalanan untuk belajar membaca. Dan dia juga suka membantu keuangan keluarganya." jelas Gani.
"Oh gitu. Memang dia baik banget." jawab Bayu.
"Kak, kita main ke rumahnya, yuk." ajak Gani.
"Jangan, lah. Kakak kan malu, kenal aja baru beberapa hari." jawab Bayu melengos.
"Ya sudah, Kak Bayu tunggu di mobil saja. Biar Gani yang masuk. Sebentar saja, kok Kak." rajuk Gani.
"Ya sudah. Kakak anterin. Tapi, Kakak nggak ikut masuk lho, ya?" ucap Bayu.
"Oke!"
Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalannannya menuju rumah Aulia. Raut wajah Gani begitu sumringah ketika Bayu menuruti kemauannya untuk sekedar menjenguk Aulia.
Sekitar empat puluh menit kemudian mereka akhirnya sampai juga di kediaman Aulia. Bayu dan Gani kaget kenapa rumah Aulia ada banyak mobil. Gani bingung ada aacra apa.
"Kak, kenapa ada banyak mobil" tanya Gani.
"Kakak juga nggak tahu, Gan." jawab Bayu.
"Coba Gani tanya dulu, ya.?"
Bayu mengangguk, kemudian Gani turun dari mobil lalu masuk untuk mencari info. Ada beberapa orang laki-laki duduk diluar, mungkin sopirnya. Gani mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu dari orang tersebut.
"Maaf, Pak. Ini ada acara apa, ya?" tanya Gani.
"Oh ini ada acara lamaran, Dek." jawab salah satu orang itu.
"Oh iya, Kak Aulia dilamar, sama siapa ya Pak?" Gani kembali bertanya sambil mengernyitkan alisnya.
"Itu, Dek. Sama anaknya Pak Broto."
Gani kaget setelah mendengar nama Pak Broto. Dia pernah dikasih tahu sama Aulia soal Ayahnya yang punya hutang sama salah satu lintah darat yang bernama Broto. Apakah Pak Broto yang Bapak ini maksud adalah Pak Broto yang pernah Aulia ceritakan sama dirinya. Batinnya.
"Oh iya, makasih Pak. Kalau gitu besok aja saya kesini lagi." jawab Bayu singkat.
Setibanya dimobil lagi, muka Gani cemberut dan kelihatan sedih. Bayu jadi heran kenapa anak ini berubah gini. Apa yang sebenarnya terjadi.
"Gan, ada apa?" tanya Bayu.
"Kita pulang saja, Kak. Sepertinya dirumah Kak Aulia ada acara." jawabnya.
"Emangnya ada apa?" tanya Bayu lagi.
"Kak Aulia dilamar anaknya Pak Broto."
"Apa.!"
Bayu nggak nyangka. Gadis manis yang pernah menyita perhatiannya dulu kini tengah dilamar orang. Ada rasa kecewa meskipun sedikit. Dia sempat menemukan sosok Dini dalam diri Aulia. Anaknya kalem, keibuan serta penyayang.
Gani yang melihat muka Bayu jadi berubah, langsung bingung. Apa yang tengah dirasakan oleh Bayu, kok tiba-tiba seperti itu.
"Kak Bayu,?"
"Hemmm.!"
"Kakak kenapa?"
"Nggak apa-apa, kok. Ayo pulang.!" ajak Bayu.
"Baiklah,"
Bayu menyalakan mesin mobilnya lagi. Dalam hatinya dia masih memikirkan soal Aulia. Memang dia tidak pernah bilang suka atau apa. Cuma dia hanya sekedar kagum larena kepribadiannya mirip dengan Almarhumah tunangannya.
Pikirannya kini semakin kalut, awalnya dia ingin keluar jalan sama Gani untuk menghilangkan penat gara-gara orang tua Dini ingin menjodohkannya dengan Dinda adiknya.
"Kak Bayu,!" seru Gani.
"Iya, Gan. Ada apa?" tanya Bayu balik.
"Jangan melamun, yang fokus nyetirnya?" jawab Gani.
"Iya, Maaf. Kita langsung pulang aja, ya?" tanya Bayu.
"Iya, Kak."
Akhirnya Bayu melajukan mobilnya dengan kecepatan lumayan. Gani sampai takut karena tiba-tiba Bayu seperti itu.
--------------------------------
Next.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments