Sekitar jam setengah tujuh pagi aku dibangunkan oleh mbk Uci. Aku menatap mbak Uci dengan heran. dengan mata yang masih ingin terpejam aku mau melanjutkan tidurku.
” yang jemput udah datang mbak” kata mbak Uci saat melihat mataku ingin merem lagi.
” loh, katanya jam delapan mbak?” tanyaku masih ngantuk banget.
” nggak tahu juga mba, mbak Lisa siap-siap aja dulu nggak papa biar ditunggu sama mas Azis”
aku hanya mengangguk dan segera mengambil perlengkapan alat mandi ku. Saat keluar kamar aku melihat mas Rendy yang duduk di kursi depan pintu kamar menatap ke arahku. Untung jilbab yang kupakai sedikit menutupi wajah bangun tidurku jadi tidak terlalu kelihatan wajah bangun tidurku.
Sekitar lima belas menit aku keluar dari kamar mandi. Kulihat mas Rendy masih di posisi yang sama seperti tadi. aku hanya melihatnya sekilas habis itu langsung masuk kamar. kasian mas Azis sudah menunggu lama.
Aku keluar dengan tas yang super besar. Kulihat mas Rendy berdiri saat melihatku keluar dari kamar. Tanpa bilang apa-apa mas Rendy mengambil tas yang udah ku gendong. Aku sampe melongo melihatnya.
” taruh di depan aja mas, berat ini kalau di gendong” kata mas Rendy pada mas Azis. Aku tersenyum berterimakasih pada mas Rendy. tapi kok dia seperti tidak suka. sumpah kalian yang lihat wajahnya pasti juga ikut heran. Baru kali ini aku melihat raut wajah tidak suka di wajah mas Rendy.
” perasaan aku tidak melakukan kesalahan apapun deh” batinku dalam hati.
” udah” tanya mas Azis saat aku udah naik di atas motor.
”udah mas” jawabku.
Selama di perjalanan mas Azis ngajak ngobrol. Aku hanya menjawab pertanyaannya, selebihnya kamu hanya diam tidak ada percakapan apapun lagi.
Mas Azis menghentikan motornya di depan rumah makan yang cukup luas dibandingkan saat di klipang.
aku turu dari motor mau mengambil tas yang tadi di taruh mas Rendy di depan tapi di cegah mas Azis.
” langsung masuk aja mbak, tasnya biar tak tak bawa” kata mas Azis membuatku bingung.
” hah” tanyaku bingung.
” bisa diamuk Rendy saya mbak kalau dia tahu” jawab mas Azis yang membuatku semakin terlihat bingung.
” mbak masuk aja dulu, tasnya biar saya bawakan”
”ouhh iya makasih mas”
Aku berjalan memasuki rumah makan yang aku kira ramai ternyata sepi, belum ada pelanggan sama sekali.
Didalam aku disambut pelayan laki-laki. Aku belum tahu siapa namanya, tapi dia tersenyum ke arahku saat aku masuk. Ada Lagi satu perempuan yang menyambut ku. aku tersenyum kearah perempuan itu. Kalian jangan salah ya, aku bukannya tersenyum kearah cowok yang tadi. Entah kenapa aku sedikit ilfil melihat wajahnya.
Aku merebahkan badanku sebelum masuk kerja. Masih ada sepuluh menit untuk leyeh-leyeh.
Kulihat perempuan tadi masuk ke kamar dan mengambil barang-barangnya.
” loh mau kemana mbak?” tanyaku tidak tahu.
” mau pulang mbak” jawabnya tersenyum tapi ada raut sedih yang terpancar di wajahnya.
” hati-hati mbak”
” duluan mbak” ucapnya sambil menjabat tanganku salaman.
Sepeninggalan mbak yang tadi aku bersiap untuk masuk kerja karena jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang tiga menit. aku bingung mau pake sandal siapa, karena tadi aku pake sepatu.
” ibu sandal ini boleh di pakai?” tanyaku pada ibu Sri juru masak yang bekerja di WP 2.
”boleh” jawab ibu Sri tersenyum.
aku memilih sandal yang lumayan kecil diantara yang lainnya, tapi masih kebesaran juga di kaki aku.
aku duduk disalah satu kursi Deket cermin yang sangat panjang. Sambil memainkan hp aku sesekali melihat kearah depan, siapa tahu ada pelanggan kan.
” mbak, di klipang udah diajarin metikin cabe?” tanya pelayan cowok yang tadi.
” udah” jawabku singkat. Nggak tahu kenapa aku tidak suka melihat wajahnya, padahal ini pertemuan pertama loh.
” ini di petikin ya mbak”
Aku hanya menganggukkan kepala tidak mengucapkan apapun. Jangan tanya aku tersenyum apa nggak. Yang jelas mukaku yang biasanya ramah tiba-tiba kelihatan judes banget.
” namanya siapa mbak?” tanya cowok itu yang belum ku tahu namanya siapa dan nggak mau tahu juga sih.
” Lisa”
” di klipang udah diajarin kasir belum”
” belum”
” iya, nanti disini saya ajari kasir selama dua hari mbak nya udah harus bisa”
Aku hanya menganggukkan kepala tanpa bicara apapun. kalian pernah gak sih ketemu cowok yang bikin ilfil entah gara-gara apa nggak jelas tapi langsung bikin ilfil. Kalau diajak ngomong rasanya pengen langsung pergi.
” di kilpang di ajarin apa aja mbak?”
Rasanya pengen aku tampol juga nih cowok. Aku menghela nafas panjang.
” udah diajarin semua kecuali kasir belum” jawabku dengan malas. nih cowok sadar gak sih kalau aku tuh ilfil sama dia.
” mbak udah punya pacar belum?”
Aku menghela nafas dengan keras di depannya.
” kenapa tanya gitu” tanyaku malas.
” soalnya saya jomblo” jawabnya sambil tersenyum yang membuatku ingin muntah. Entah kenapa perutku rasanya ingin mengeluarkan sesuatu.
” trus apa hubungannya saya aku, emang kalau dia bilang jomblo langsung dapat pacar gitu. Bodo amat dia mau jomblo mau punya pacar bulan urusan aku juga kan. Nih cowok lama-lama aku tendang juga, ngeselin banget” rutuk ku dalam hati.
” udah punya belum mbak?”
”hemm” jawabku malas.
Aku bersyukur karena ada pelanggan datang. Aku ikut berdiri menanyakan mau minum apa. aku sangat tidak nyaman saat Nur, ya nama cowok tadi Nur. Itupun aku tahu saat Bu Sri memanggilnya.
Ternyata rumah makan WP 2 tidak seramai di klipang. aku hanya duduk dan duduk, sesekali ngelap meja Sama kursi, selebihnya hanya duduk sambil menunggu pelanggan datang.
” mbak Lisa nanti sendirian disini melayani pelanggan” kata Nur kembali memulai pembicaraan.
”kan saya mau Jum'atan” imbuhnya.
”nggak tanya juga, kalau mau pergi, ya pergi aja, ngapain juga bilang sama aku” ucapku dalam hati.
”mbak, sandal”
aku menatap ke sumber suara, dan ternyata mas Rendy. Loh bukannya tadi masih di klipang ya, kok ada disini.
”hei, tukeran sandal, aku mau pergi Jum'atan” kata mas Rendy menyadarkan ku. Ternyata sandal yang dari tadi ku pakai punya mas rendy.
aku melepas sandal dan menukarnya dengan yang di pakai mas Rendy.
” nggak bawa sandal?” tanya mas Rendy. Sedangkan aku hanya menggelengkan kepala.
sepeninggalan mas Rendy aku kembali melayani pelanggan yang datang. di WP 2 hanya tinggal aku sama Bu Sri, yang lainnya udah berangkat Jum'atan.
” Lis, nih sandal buat kamu” kata mas Azis memberiku sandal baru.
” dari siapa mas?”
” Rendy, coba dulu pas apa nggak?”
aku mencoba sandal yang di belikan mas Rendy. Dan kalian tahu ukuranya sangat pas. Darimana mas Rendy tahu ukuran kakiku.
” mas, salam buat mas Rendy makasih ya, nanti uangnya aku ganti” ucapku nggak enak juga kan tiba-tiba di beliin sandal.
” iya, nanti tak sampaikan” jawab mas Azis sebelum masuk kamar.
...****************...
Ku lihat jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Aku melihat mas Azis yang sudah siap dengan seragam kerjanya. Ternyata mas Azis dapat shift malam.
Aku tersenyum saat mas Azis menyapaku.
” mundur jam berapa?” tanya mas Azis.
”jam delapan, disini kalau mau mundur nyapu apa gimana mas?”
”langsung mundur sih, biasanya cuci piring kalau ada, disini mah santai, kalau mau mundur langsung mundur aja, bedakan kalau di klipang, harus nyapu sama ngepel dulu ya?
” iya mas”
”udah mundur aja gak papa”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
cancer👑
gue baca senyum-senyum sendiri njirr😂
2024-12-28
0
Nikfyni
Ceritanya bagus.....
salam kenal dari cinta Sholeha
2023-09-26
1