bab 15

” kang, nanti cari makan dulu ya, pada laper kan?” tanyaku. Nggak ditanya juga pasti mereka laper semua, tadi cuma makan jajanan yang ada disekitar wisata doang.

kami turun dari mobil saat kang Muklis memarkirkan mobil di rumah makan Bu Ani, kalian jangan tanya Bu Ani siapa, aku cuma baca tadi ada tulisan rumah makan Bu Ani.

tak butuh waktu lama makanan yang udah tersaji langsung ludes masuk kedalam perut kami. Selesai makan aku bayar di kasir.

” mbak mau bayar, bisa scen kan?” tanyaku karena aku tidak punya uang cash. Menurutku repot banget harus bawa uang tunai kemana-mana, enakan kan bayar pakai kartu langsung gesek aja.

” belum bisa mbak” kata mbak-mbak nya.

” ohh, bentar ya mbak saya ambil uang dulu di Alfamart, temen saya masih duduk disitu kok” aku menunjuk Lena dan yang lain masih duduk menungguku menyelesaikan pembayaran.

” iya mbak”

aku keluar dan berlalu kecil menuju Alfamart, niatnya yang mau ambil uang jadi belok dulu ke tempat Snack, mau aku kasih ke mbak Nely sama mbk putri nanti.

aku kembali ke rumah makan Bu Ani dan membayar makan yang udah kami makan tadi.

” terimakasih ya mbak” ucapku tersenyum lalu kembali ke tempat dimana Lena dan yang lain duduk.

” tadi lama banget bayarnya?” tanya Lena saat kamu masuk mobil.

” ambil uang dulu tadi di Alfamart, kan kamu tahu sendiri aku tidak pernah punya uang cash” kataku duduk disamping Lena.

” ini mbak buat mbak Nely sama mbk putri”. Aku memberikan snack yang ku beli di Alfamart tadi.

” nggak usah mbak” tolak mbak Nely.

” ini tuh tadi aku beli buat kalian, nih ambil” aku menyodorkan tas Alfamart beserta isinya.

” jadi nggak enak sama mbak Lisa, makasih banyak mbak” kata mbak Nely menerimanya.

” assalamualaikum tante” aku bergantian mencium tangannya ummik.

” gimana jalan-jalannya, seneng nggak?” tanya ummik saat aku dan Lena duduk di kursi bareng ummik.

” Alhamdulillah puas banget tan” jawab Lena. Ummik hanya tersenyum.

” istirahat dulu, nanti jam sembilan ummik panggil lagi, mau bicara sesuatu” kata ummik tersenyum.

” emang ada apa Tan?” tanyaku penasaran. Bukannya menjawab pertanyaanku ummik malah tersenyum misterius.

Ummik meninggalkan aku dan Lena yang masih bengong di ruang tamu. aku bangkit dari kursi lalu berjalan ke kamar dimana aku dan Lena tidur semalam.

” kira-kira mau ngomongin apa ya Len?” tanyaku masih penasaran.

” lah lah tanya gue, Lo kan calon mantunya” jawab Lena merasakan dirinya diatas kasur.

aku ikut tiduran disamping Lena, seharian ini aku belum melihat mas Rendy, tadi aku sempat tanya sama ummik katanya mas Rendy lagi rapat sama ustadz dan ustadzah pondok.

Aku mengambil hp yang dari tadi diam di dalam tas. Aku menggeser foto-foto yang diambil tadi saat jalan-jalan.

” Len, kang Muklis ganteng juga loh” kataku memperlihatkan hp ku pada Lena.

” terus ngapain Lo bilang sama gue” tanya Lena menatapku kesal.

” biar nggak jomblo kamu nya” kataku tertawa melihat ekspresi wajah Lena.

” kurang ajar Lo” Lena melempar ku dengan bantal yang ada disampingnya.

aku tertawa melihat Lena yang kesal. Seneng banget kalau lihat temanku yang satu ini marah.

aku meninggalkan Lena yang masih marah-marah. aku mengambil air di kulkas lalu membawanya ke kamar.

” minum dulu Bu, biar setannya pada hilang” godaku mr,buat Lena kembali kesal.

” Lo minta gue tampol Lis” kata Lena masih tiduran.

” kalem bu, jangan terlalu sering marah-marah ”

aku dan Lena kembali ke ruang tamu. aku duduk samping mbak Asiyah istrinya mas Alfa kakaknya mas Rendy.

aku menatap mas Rendy yang duduk disamping mas Alfa.