Malam begitu cepat berlalu, aku sudah siap untuk bekerja. Tadi malam mbak Uci bilang aku masuknya jam delapan pagi. Aku membuka kamar dan mendapati salah satu pelayan cowok menatapku saat keluar dari kamar, kalau tidak salah namanya mas Rendy. Aku duduk di bangku disampingnya mbak Fitri. Aku tahu namanya karena tadi malem udah kenalan.
”apa yang mau dikerjakan mbak?” tanyaku pada mbak Fitri.
”mbaknya udah pernah Potong buncis?” tanya mbak Fitri dan aku hanya menggelengkan kepada sambil tersenyum malu.
”gini mbak, ujung ini sama yang ino di potong, sedikit aja sih motongnya” kata mbak Fitri mencontohkannya. Aku mengangguk paham dan mengambil pisau ditangannya.
”mbak Fitri udah lama kerja disini?” tanyaku memulai percakapan.
”baru satu bulan mbak”
Aku hanya mengangguk sambil terus memotong buncis. Aku menatap mbak Fitri yang tiba-tiba berdiri, oh ternyata ada pelanggan. Aku menoleh kearah mas Rendy yang ikut berdiri melayani pelanggan. Berhubung aku masih anak baru jadi aku hanya memotong buncis sambil melihat mereka berdua melayani pelanggan.
”mbak Lisa tadi kan masuk jam delapan, mundurnya juga nanti jam delapan ya” kata mbak Fitri yang udah selesai melayani pelanggan dan kembali duduk di bangku samping.
”iya mbak” jawabku masih dengan tersenyum ramah.
”sarapan dulu mbak, nanti kalau udah jam dua belas rame”
”nanti aja mbak, belum laper”
”nanti habis mbak yang makan mas Rendy, gantian makannya”
”iya” kataku mengangguk kan kepala tapi masih duduk.
”apa mau tak ambilin ?”tawar mbak Fitri.
”nggak usah mbak, saya ambil sendiri aja” aku langsung berdiri mengambil nasi dan memilih lauk apa yang mau ku makan. Sebenarnya aku belum laper dan menunya juga nggak menggugah selera. Bingung juga harus makan apa. akhirnya pilihanku jatuh pada telur dadar dan sambel.
”mbak, saya makan dulu ya” ucapku pada mbak Fitri lalu kebelakang untuk makan. di dapur maksudnya. aku tidak sendirian saat makan, karena mbak Anis salah satu pelayan juga di dapur ngobrol sama mas Bayu. ada juga mas Rendy yang lagi cuci piring.
”mbak Lisa udah punya pacar belum?” tanya mbak bak Anis di luar prediksi ku. aku hanya tersenyum tidak memberikan jawaban apapun. apalagi mas Rendy dan mas Bayu menatapku menunggu jawaban mungkin.
”punya pacar gak mbak, ini mas Rendy sama mas Bayu jomblo mbak. Siapa tahu cocok” imbuh mbak Anis.
aku masih tersenyum dan melanjutkan makanku. Sedangkan mbak Anis masih menunggu jawabanku. merasa diperhatikan terus aku menjawab tidak. Kulihat mas Rendy menghentikan acara cuci piringnya sebentar kemudian dilanjut lagi.
”cocok mas, iseh jomblo loh” kata mbak Anis pada mas Rendy dan mas Bayu.
”opo to nis kw ku ” kata mas Bayu sambil menggoreng lele.
aku hanya tersenyum mendengar pembicaraan mereka. Selesai makan aku bangkit dari dudukku untuk mencuci piring yang habis ku pakai.
”udah mbak?” tanya mbak Fitri saat aku duduk disampingnya.
”udah mbak” jawabku tersenyum.
Aku menatap mas Rendy yang gantian makan. sedangkan mbak Fitri melayani pelanggan yang batu datang. Berhubung aku belum di ajari cara melayani pelanggan, aku hanya melihat saja.
benar kata mbak Fitri jam dua bela siang sangat ramai, aku bahkan sampai kecapekan, padahal aku hanya membuat minuman saja tidak lebih. Itupun kadang di bantu sama mas Rendy buatnya.
Sekitar jam satu siang aku ingat belum sholat dhuhur. sedangkan mbak Fitri lagi halangan makanya nggak sholat.
”mbak, aku tak sholat dulu ya”
”iya-iya” jawab mbak Fitri yang lagi makan.
Selesai sholat dhuhur aku masih di kamar belum keluar. rasanya nggak betah banget tinggal di kamar yang begitu sempit.
aku menghela nafas panjang. Bersabar. Itulah yang ku katakan pada diri sendiri.
aku memakai jilbab segi empat dan kembali menyusul mbak Fitri di depan melayani pelanggan yang datang.
”mbak, sini dulu tak ajarin bagaimana cara bungkus nasi dan harga-harganya berapa” kata mbak Fitri.
Aku berjalan menghampiri mbak Fitri dan memperhatikan semua penjelasan yang dikatakan. Aku hanya menganggukkan kepala tanda paham. Bagian ya g tidak bisa ku lakukan adalah membungkus nasi. Wahhh menurut ku itu sangat sulit.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Mbak Fitri tadi mundur jam lima sore. sekarang ganti mbak Yuyun yang jaga. masih dengan mas Rendy. aku tidak tahu waktu kerja mas Rendy, soalnya tadi habis asar mas Rendy mundur. Lalu masuk lagi Maghrib.
”mbak Lisa kalau mau mundur nanti nyapu sama ngepel dulu ya” kata mbak Yuyun. dan aku hanya mengangguk saja.
Tapi dalam hati aku bilang. ”hah nyapu sama ngepel.? ya Allah, dirumah aja aku gak pernah pegang sapu”. Tapi tetap ku lakukan juga, kotor atau bersih aku gak perduli, yang penting udah aku jalankan tugasku.
Aku masuk kedalam kamar dan merebahkan badanku sebentar sebelum mandi. hanya ada aku di dalam kamar jadi aku tidak sungkan belum mandi. Jangan tanya yang lain pada kemana, soalnya yang lain pada pergi ikut kajian yang dilakukan setiap malam Selasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments