"Aku sudah tidak sabar untuk tiba di desa itu, Mas," kata Dara dengan bola mata berkaca-kaca bahagia.
Ternyata saat tadi Arkan membawa kabar jika sang adik yang sudah lama hilang kini berada di sebuah desa, Dara tak ingin menunggu hingga besok lagi, karena ia begitu antusias dan ingin sekali menemukan putrinya. Mereka semua tak tahu jika gadis itu sebenarnya sudah menikah dan berada di kota.
Bahkan gadis itu tak mungkin terlihat lagi, karena laki-laki yang menyelamatkan-nya menyuruh gadis itu memakai cadar yang membuat siapapun akan sangat sulit untuk mengenalinya.
"Mas juga, sayang. Mas juga sudah tidak sabar ingin menemui putri kita." Jawab Adam tersenyum kemudian memeluk sang istri.
Frey yang mengemudi mobil ikut tersenyum bersama dengan Arkan. Tak ada rasa lelah dari keluarga itu, karena yang berada di pikiran mereka. Mereka hanya ingin segera menemui sang adik yang tak pernah mereka bersitatap wajah dari gadis itu lahir lagi.
,,,
"Ya Allah, gelap sekali." kata Ayya saat di istana itu listrik padam. Di
Gadis itu meraba-raba mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menerangi.
"Tidak ada apapun di kamar ini." Gumamnya takut dan berpikir bagaimana jika ada hantu.
"Hei! Siapapun yang ada di luar! Di sini gelap sekali!" Panggil gadis itu.
Selesai makan malam tadi, ternyata Delmond menyuruh pelayan untuk mengantar gadis itu ke salah satu kamar tamu di istananya.
Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar gadis itu. Bukannya senang, gadis itu malah waspada. Ia takut jika ada seseorang yang masuk ke dalam kamar dan akan melakukan sesuatu pada dirinya.
"S-siapa?" Takut.
Cahaya itu semangkin dekat. "Kenapa kau teriak-teriak?" Tanya Delmond padanya.
Gadis itu langsung bernafas lega. Entah mengapa ia merasa seperti di lindungi berada di dekat laki-laki itu.
"A-aku takut... Ini sangat gelap," jawabnya.
Delmond mendekati gadis itu dan naik duduk di ranjang bersama Ayya.
"Kenapa kau belum tidur? Ini sudah larut malam," kata Delmond mengutak-atik ponselnya.
"Aku tidak bisa tertidur, tempat ini sangat asing bagiku," lirih gadis itu.
"Tidurlah, aku akan menemanimu," kata Delmond sama sekali tak melihat ke arah gadis itu.
Ayya membaringkan diri. Ada sedikit ketakutan pada laki-laki itu jika nanti laki-laki itu akan melakukan yang tidak-tidak padanya, tapi saat kembali mengingat pertama kali ia bertemu dengan pria itu, pikiran negatif yang timbul dalam hatinya pun sirna begitu saja.
Karena ia berpikir jika laki-laki itu memang menginginkan tubuhnya, dari awal lagi pria itu sudah merenggut kesuciannya. Tapi ini sebaliknya, pria itu terlihat sangat cuek dengan yang berada di sekelilingnya. Karakter laki-laki itu di ibaratkan cuek tapi peduli.
Tak berapa lama Delmond mendengar dengkuran halus dari bibir gadis di sebelahnya.
Ia beranjak dari ranjang, menghidupkan lampu di ponsel miliknya dan menyimpan ponsel itu di dekat Ayya, kemudian melangkah keluar menuju kamar miliknya yang ternyata hanya terletak di sebelah kamar Ayya.
,,,
Pagi hari, Arkan Frey dan kedua orang tua mereka baru saja tiba di desa tepat di depan rumah yang terbuat dari bambu, yakni rumah Buk Sukarni.
Dara terlihat sangat tak sabaran dengan meremas jari-jari miliknya.
"Assalamualaikum" wanita paruh baya itu memberi salam dengan nada yang bergetar menahan tangis bahagia ingin bertemu dengan sang putri yang sudah lama ia rindukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dewi Anggya
terpisahkah hidupnya dr K2 orang tua nyaa
2024-01-30
0
Ahmad Anshori
saling dukung ya thor.mampir ( karena cintanya aku luluh)
2024-01-05
1
Mbak Rin
wah dara lum beruntung anakmu dah pul.ke kota
2023-08-24
1