Kemarahan Frey

Gadis itu bungkam. Karena ia bingung ingin menjawab apa lagi.

"Ayo kita turun ke bawah," Ajak Delmond saat gadis itu hanya diam.

Mengerut. "Buat apa di bawah?" Bertanya dengan wajah bingung.

"Katanya tadi kau lapar?" Ujar Delmond mengingatkan gadis itu apa yang dia bilang tadi.

Sepertinya aku sudah salah dalam memberi alasan. Batinnya.

"N-nanti saja, aku mau ke kamar saja dulu." Ayya tersenyum kecut di balik cadarnya kemudian pergi dari hadapan Delmond.

Yang benar saja mau makan lagi, aku kan masih terlalu kenyang. Ini juga mulut, sesuka jidat saja mengeluarkan kata-kata yang membuat aku jadi malu sendiri. Umpat Ayya pada dirinya sendiri.

,,,

Setelah melalui beberapa jam perjalanan akhirnya mereka semua tiba di rumah Aldi bersama Rico dan Pak RT. Tadi sebelum pergi, Adam datang menemui pak RT dan memberitahukan siapa dirinya, pak RT memutuskan untuk ikut bersama Rico ke kota ingin menemui putranya juga.

Saat ini sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Tok Tok Tok

Cklek

"Assalamualaikum" pak RT memberi salam pada putranya yang baru saja membuka.

Aldi menelan saliva susah payah. Karena istrinya tidak berada di rumah, ia juga heran melihat beberapa orang yang bersama dengan Ayahnya, seraya mereka seperti tidak asing.

"Ayah? Ayah datang dengan siapa? Kenapa Ayah tidak menghubungi Aldi dulu baru datang?" Tanya Aldi berusaha menyembunyikan kepanikan.

Pak RT memberitahukan pada anaknya siapa orang yang ikut bersamanya itu.

Mendengar jika ke 4 orang di depannya itu adalah keluarga kandung istrinya, ia semnagkin menciut benar-benar bingung ingin bilang apa lagi.

Aldi mempersilahkan mereka masuk ke dalam dulu. Ke 6 tamunya langsung saja masuk ke dalam dan mulai membahas tentang kedatangan mereka.

Tiba-tiba saja laki-laki itu menunduk dengan wajah sedih.

"Ada apa Aldi? Mana istrimu?" Tanya pak RTpada putranya yang tampak sedih.

Menggeleng pelan mulai menjalankan aksi dramanya. "Ayya tidak berada di rumah ini, Ayah," ujar Aldi.

"Apa maksudmu putriku tidak bersamamu! Bukannya kau yang membawanya datang ke kota!" Ujar Adam dengan rahang yang mengeras saat laki-laki itu berkata jika putrinya tak ada bersamanya.

"D-dia memang tidak ada di sini, Tuan. Ayya memilih pergi bersama laki-laki lain yang lebih kaya dariku," bohong Aldi tega memfitnah istrinya sendiri demi untuk menyelamatkan dirinya. Karena laki-laki itu tahu orang-orang yang berada di hadapannya itu adalah orang-orang berkuasa yang bisa menceploskannya ke dalam penjara kapan saja jika kejahatannya pada istrinya ketahuan.

Dara shock mendengar ucapan laki-laki yang ia ketahui adalah suami putrinya.

Sial! Kalau dari awal aku tau jika Ayya adalah anak orang kaya, aku tidak akan biarkan gadis itu lepas, menimal sampai aku bisa hidup enak menikmati kekayaan keluarganya. Batin Aldi menyesal dengan apa yang sudah ia perbuat pada gadis belia itu.

Frey yang mendengar ucapan Aldi langsung hilang sabar. "Kau jangan bicara sembarangan bajingan!! Adikku tidak mungkin melakukan itu!!"

BUK! BUK! BUK!

Frey memberi bogem mentah di wajah Aldi sehingga berkali-kali. Ia tak terima laki-laki itu merendahkan harga diri adiknya dengan menuduh gadis itu lari dengan laki-laki lain.

Arkan langsung memeluk tubuh Frey dan menenangkan adiknya yang memang sangat sulit untuk mengendalikan emosinya itu. Frey sangat mirip dengan ibunya yang panas baran dan susah mengontrol emosi.

"Frey... Sudah nak..." Dara juga memeluk anaknya itu sambil menenangkan.

"Dia pasti berbohong, Ma! Meski aku tidak pernah bertemu dengan adik. Tapi mustahil dia akan melakukan itu. Lepaskan aku!! Biar ku bunuh dia!! Di mana kau menyembuiyikan adikku laki-laki bajingan!!! Kau jangan berani mencoba untuk memfitnah adikku!!!" Teriak Frey dengan emosi yang meluap-luap.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***