Dara membalik badan dan melihat gadis bercadar di punggungnya.
Ibu dan gadis itu sama-sama terdiam dalam waktu yang cukup lama.
"Ini ponsel anda nyonya," kata Ayya tersenyum dengan bola mata yang menatap lekat wanita paruh baya tersebut.
Perlahan Dara mengulur tangan ingin mengambil ponsel dari tangan gadis itu tapi matanya tak berkedip sedikitpun masih menatap lekat bola mata gadis di hadapan.
Ayya yang juga masih terdiam menatap seksama ibunya. Tiba-tiba ia seperti melihat Aldi si suami bajingan yang sedang bercumbu dengan seorang gadis.
Gadis itu langsung ketakutan, Ayya buru-buru menyimpan benda pipih itu di tangan wanita paruh baya di depannya kemudian berjalan mendekat pada Delmond.
Dara masih setia berdiri di tempat sambil memandang punggung gadis bercadar yang sudah bertukar posisi membelakanginya.
"A-aku mau pulang..." Kata gadis itu pada laki-laki yang sedang bersantai.
Delmond heran melihat tingkah gadis di depannya yang tiba-tiba berubah seperti sedang ketakutan.
"Ada apa?" Tanya Delmond dengan suara bariton bersamaan laki-laki itu melihat pria yang ingin menjual gadis di depannya.
Delmond akhirnya mengerti kenapa gadis itu gemetaran.
"Kau tidak perlu takut, dia tidak akan mengenal mu," kata Delmond.
Gadis itu semangkin ketakutan. Delmond berdiri dan menarik tangan Ayya menuju ke mobil kemudian kembali ke rumah karena melihat gadis itu tetap saja ketakutan, padahal Aldi juga tidak akan pernah melihatnya.
Beruntung saja Arkan dan Frey juga Dara tak melihat Aldi yang sedang bercumbu dengan wanita lain, jika tidak dia pasti sudah mendapat bogem mentah Frey lagi.
,,,
Gadis itu sudah 4 hari tinggal di istana laki-laki bandar narkoba yang belum ia ketahui pekerjaan pria itu.
Tampak Ayya mondar-mandir sedang menunggu kedatangan Delmond.
Tak berapa lama lak-laki itupun terlihat. Ia tersenyum dan berjalan menyusul di punggung Delmond masuk ke dalam kamar pria itu.
"Ada apa?" Tanya Delmond membuka jaket di tubuhnya.
Gadis itu mengumpul keberanian dan mendekat. ia mengeluarkan kalung yang sering ia sembunyikan dari siapapun.
Ia memberikan kalung itu pada Delmond yang berdiri tegak dengan rokok di bibirnya.
"Kalung? untuk apa?" tanya Delmond.
"A-apa saya bisa meminta tolong pada, Tuan? Tolong carikan saya dari mana asal kalung ini di buat. Karena kata Nenek kalung ini dibuat khusus, dan mungkin hanya satu pemiliknya," kata Ayya takut-takut dengan tatapan tajam laki-laki itu.
Delmond mengambil kalung berlian dari tangannya.
"Ini milik siapa?"
"Kata Nenek dia menemukan aku di pinggir sungai semasa bayi dengan kalung itu di leherku, aku ingin mencari kedua orang tuaku, aku yakin itu pasti milik orang tuaku," kata gadis itu terlihat sedih.
Delmond mengangguk. "Aku akan coba mencari dari mana asal kalung ini," jawab Delmond menyetujui.
Ayya mengembang senyum dan memegang lengan laki-laki itu.
"Terima kasih." Ucap Ayya begitu terlihat senang tampak jelas dari kedua bola matanya.
Delmond melihat tangan Ayya yang memegang lengan miliknya.
"M-maaf..." Wanita itu tampak gugup melangkah selangkah ke belakang.
"Saya keluar dulu tuan." kata gadis itu malu dengan tingkahnya sendiri kemudian berjalan cepat keluar kamar Delmond.
Pria itu kembali melihat kalung yang berada di tangannya.
"Ini berlian asli, kalaupun ada orang kaya yang mampu memiliki ini, dia pasti sangat kaya." Ujar Delmond pada dirinya sendiri dan menyimpan kalung itu.
,,,
Hanya memakan masa dalam semalam Delmond sudah bisa menemukan dari mana kalung itu berasal.
Setelah menemukan asal usul kalung berlian tersebut, Delmond berjalan masuk ke dalam kamar Ayya tanpa mengetuk pintu kamar.
"Allahu Akbar!" Gadis itu terloncat kaget saat membalik badan dan malah melihat Delmond sudah berdiri tegak seperti manekin di punggungnya.
"Kau ingin datang menemui pemilik kalung ini?" Tanya Delmond menggantung kalung Ayya di udara.
Kadang aku berpikir, apa laki-laki ini benar-benar manusia, atau hanya seorang robot? Kenapa dia terlihat sangat kaku. Batin Ayya melihat ke arah bibir seksi Delmond.
Gadis itu malah berkhayal sedang memegang bibir laki-laki di depannya. Oh Tuhan, tapi dia tidak sadar jika dia memang sedang memegang bibir pria itu, bukan lagi berkhayal.
"Kau ingin aku menciummu?" Tanya Delmond dengan wajah tanpa ekspresi yang membuat Ayya tersadar jika ternyata jarinya benar-benar berada dan mendarat sempurna di bibir laki-laki itu.
Gadis itu membola tak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dewi Anggya
ayya....aya² wae......🤭
2024-01-31
0
Enung Samsiah
hadeeehhh,, ay sampai pegang bibirnya sgala bahaya tuh,,,,
2023-11-12
0
Endank Susilowaty
bisa2nya ayya pegang bibirnya g bahaya toi
2023-11-02
0