Sedih

Tak ada yang menyahuti salam yang di beri Dara. Ia melangkah lebih dekat lagi dan kembali memberi salam.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Cari siapa?" Tanya Nisa yang ternyata membuka pintu rumah tersebut.

"Maaf. Apa ini rumah Buk Sukarni?"

"Iya, dia Mama saya? Kalian semua siapa?" Tanya Nisa melihat mobil mewah yang berada di depan rumahnya.

Dara tersenyum tak sabaran. "Apa bisa kami bertemu dengan Buk Sukarni?" Tanya Adam.

"Bisa, masuk saja dulu. Ibu ada di kamar." Jawab Nisa masuk ke dalam kamar memanggil ibunya yang baru saja keluar dari rumah sakit.

Tak berapa lama wanita itu keluar dengan keadaan yang masih tampak lemah.

Ia tersenyum pada para tetamunya yang duduk di lantai ruang keluarga.

Dara benar-benar terlihat sangat tak sabaran.

"Maaf, kalian siapa ya? Dan cari siapa?" Tanya Buk Sukarni.

Dara mengambil sebuah foto yang berada gambar kalung berlian Ayya, kemudian memberikan pada Buk Sukarni.

"Maaf Buk. Tapi dari yang saya dengar, ibuk pernah menemukan seorang bayi 17 tahun yang lalu dengan kalung berlian dalam foto ini di leher bayi, apa benar Buk?" Tanya Dara. Bola mata wanita itu mulai membendung.

Buk Sukarni meneliti kalung itu. "Iya, saya yang menemukan bayi ini di pinggir sungai, namanya Ayya. Saya sendiri yang memberikannya nama," jujur Buk Sukarni tersenyum pada mereka. Ia mulai menyadari jika ke 4 tamunya itu adalah keluarga cucu kesayangannya.

Air mata yang dari tadi membendung akhirnya jatuh juga. "Mana anak aku Buk? Itu anak aku... Aku membaluti tubuh bayi itu dengan sebuah jilbab berwarna hitam," kata Dara berlinangan air mata. Karena ternyata firasatnya benar jika bayinya masih hidup.

"Sebentar." Buk Sukarni berdiri dan masuk ke dalam kamar mengambil jilbab Dara yang sudah ia simpan dari bayi itu dia temukan di pinggir sungai.

"Apa jilbab yang ini yang kau maksud?" Tanya Buk Sukarni memberikan Dara jilbab bewarna hitam miliknya yang tak berubah sedikitpun. Karena warna jilbab itu tak pernah di pakai, warnanya masih tetap awet dan terjaga meski sudah 17 tahun lamanya.

Dara mengambil jilbab tersebut kemudian mengangguk yakin. "Ini milik aku Buk... Mana anakku?" Tanya Dara lagi semangkin tak bisa menahan tangisannya.

Dengan ragu dan menunduk, Buk Sukarni akhirnya memberitahukan pada mereka jika Ayya anaknya sudah menikah dengan anak pak RT di desa itu.

Mereka semua di buat shock, karena berpikir gadis itu masih terlalu muda. Dan bagaimana dia bisa sudah menikah.

"Tapi putri saya masih terlalu muda, Buk. Kenapa ibuk menikahkan anak saya?" Tanya Dara memeluk suaminya yang dari tadi hanya diam menyimak.

"Iya, iyalah putri anda menikah, toh dia juga harus balas budi. Dia itu menikah karena harus membayar rumah sakit ibuku yang sudah merawatnya dari bayi, dasar orang kaya tidak tau berterima kasih!" Ketus Nisa yang ternyata juga berada di sana sambil menyimak sedari tadi.

"Nisa!" tegur Buk Sukarni.

"Jaga bicara anda pada Mama saya, Tante," ujar Frey yang mempunyai karakter mudah marah sama seperti ibunya (Anim) apa lagi jika menyangkut Mama Dara wanita yang paling dia hormati dan dia cintai.

Arkan memegang lengan adiknya sambil menggeleng pelan untuk memperingati.

"Cih!" Sinis Nisa.

"Terus, di mana rumah suaminya?" Tanya Papa Adam yang dari tadi hanya diam.

"Di kota. Mereka sudah pindah ke kota satu minggu yang lalu," jawab Rico melangkah masuk ke dalam rumah itu.

"Kau siapa?" kali ini Arkan yang bertanya.

"Aku sodara angkat gadis itu," jawab Rico melihat mereka satu persatu.

"Di kota? Apa bisa kalian mengantar kami ke sana?" Ujar Dara penuh harap.

"Bisa kok, tapi tidak gratis," kata Rico.

"Rico!! Jaga sikapmu!!" Sentak Nenek Sukarni menggeleng. Dia tidak tahu kenapa anak dan cucunya itu sangat tergila-gila dengan harta.

"Tidak apa, berapa pun yang kau mau. Akan saya berikan," ujar Papa Adam sama sekali tidak masalah jika bersangkutan uang, yang terpenting baginya. Mereka bisa menemukan anaknya.

,,,

Ayya keluar dari kamar dengan pakaian muslimah lengkap dengan cadar. Bersamaan wanita seksi keluar dari kamar Delmond.

Wanita itu hanya melihat Ayya dari atas sampai bawah kemudian pergi dari hadapannya.

Ayya masih berdiri di sana. Tak berapa lama Delmond juga keluar dari kamar tersebut.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Delmond membakar rokok yang berada di bibirnya.

"Siapa wanita tadi?" Gadis itu balik bertanya. Menyadari ucapannya barusan, ia menggigit bibir bawahnya yang sudah lancang bertanya sesuatu tentang pribadi laki-laki itu, ia juga tidak tahu kenapa perkataan itu bisa lolos begitu saja dari bibirnya.

Delmond menoleh dan melihatnya. "Apa yang sedang di pikirkan oleh otak mesum mu itu?" Tanya Delmond tersenyum miring.

Blush!

Lagi-lagi wajah gadis belia itu bersemu merah. Ah, untung saja dia pakai cadar, jadi wajah memerahnya tak begitu terlihat.

"A-aku lapar," berniat ingin mengelak, tapi karena terlalu gugup dan bingung mencari alasan, alhasil dia malah mengatakan sesuatu yang di luar dugaannya sendiri.

"Kau yakin? Bukankah kita baru saja sarapan?" Delmond semangkin sengaja membuat wanita itu malu.

Terpopuler

Comments

pengal²

2024-03-14

0

Puspa Trimulyani

Puspa Trimulyani

disini aku bingung kak ...mamanya Dara tapi ibunya anim .... maksudnya gmn....maaf bila aku telmi kak....🤭🙏

2023-08-22

2

ani surani

ani surani

hmmm..... dasar permpuan Matre 😡😡😡

2023-08-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!