Ayya terdiam di depan pintu gerbang Villa kedua orang tuanya.
"Sudah 30 menit kita berada di sini, apa kali ini kau tidak ingin masuk ke dalam lagi untuk menemui kedua orang tuamu?" Tanya Delmond pada gadis yang sedari tadi tak ada niat ingin turun dari mobil dan terus berpikir.
"A-aku sering berpikir tentang mereka, apa mereka akan menerima ku?" Lirih gadis itu sambil meremas jari-jari tangan.
"Belum coba, belum tau. Sudah coba baru tau. Kau bertanya di saat kita belum berbuat apapun"
Gadis itu manarik nafas dalam kemudian menghembuskannya dengan pelan.
"B-bagaimana jika dugaan ku benar? dan bahkan sampai kita di usir dari Villa ini?" gadis itu berpikiran terlalu jauh yang dimana otak Delmond saja tidak sampai ke sana.
"Aku akan menembak kepala kedua orang tuamu, jika mereka berani melakukan itu," canda Delmond terlihat sangat garing dengan wajah tanpa ekspresi pastinya.
"Jangan! Aku tidak memanggil mu datang kemari hanya untuk membunuh kedua orang tuaku," kata Ayya berwajah pias.
Delmond menghembus nafas Kemudian melihat wajah cantik Ayya. "Berapa lama lagi drama mu ingin berada di depan pintu gerbang ini? Apa perlu aku menyuruh Red membawa datang kemari bekal dan juga khemah? agar kita menginap saja di depan Villa ini?" Sindir Delmond terdengar kesal padanya.
"Pfffh" gadis itu menahan tawa saat melihat ekspresi lain dari Delmond yang biasanya hanya berwajah datar dan menyeramkan. Kali ini dia malah melihat laki-laki itu sedang menunjukkan kekesalan padanya.
"Baiklah, aku ingin mencobanya," kata Ayya mantap ingin masuk ke dalam Villa tersebut.
Delmond turun dari mobil di susul oleh Ayya.
Laki-laki itu berjalan ke pondok satpam dan meminta izin masuk ke dalam Villa.
Pak satpam mengiyakan dan mempersilahkan mereka berdua masuk.
Tiba-tiba saja Ayya memegang lengan Delmond karena terlalu gugup.
Delmond melepas tangan Ayya yang memegang di lengannya.
"Jaga sikapmu, jangan sampai orang tua mu berpikir yang tidak-tidak. Karena kita ini bukan muhrim." Kata Delmond menjaga jarak dari Ayya.
Setibanya di dalam Villa yang tampak begitu luas. Ayya melihat seorang wanita paruh baya yang sedang merapikan bunga-bunga hiasan di luar Villa.
Delmond dan Ayya sudah berdiri tepat di punggung Dara. Delmond tahu jika wanita yang membelakangi mereka itu adalah Nyonya Dara ibu dari gadis yang bersamanya.
Ayya melihat ke arah Delmond dengan pandangan ragu, laki-laki itu mengangguk pelan seolah memberinya semangat.
"A-Assalamualaikum." Gadis itu memberi salam dengan perasaan campur aduk, ada banyak dugaan-dugaan yang datang menyerbu sebaik saja salam terucap dari bibir mungilnya.
"Waalaikumsalam." Dara membalik badan.
DEG!
Wanita paruh baya itu membeku saat melihat gadis yang sangat mirip dengannya semasa muda, bahkan di usia kepala 40an dia masih tetap tampak begitu mirip dengan gadis di depannya.
Pyaar!
Bunyi kaca pecah yang terjatuh dari tangan Dara menarik perhatian Adam.
"Sayang... Kau tidak apa-apa?" Ujar Adam berlari menghampiri sang istri.
Saat melihat istrinya hanya terdiam dengan kedua bola mata tertuju ke belakangnya, Adam juga mengikuti arah pandang sang istri.
DEG!
Adam juga ikut membeku melihat wajah gadis yang sedang berkaca-kaca melihat mereka berdua. Adam bahkan merasa seperti melihat istrinya saat masa muda di mana pertama kali mereka bertemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Mbak Rin
moga" cepet tefbongkar si ayya palsu
2023-08-31
0
Ibu Wawa
akhirnya ketemu juga dara dengan ayya, semoga saja adam dan darah percaya itu putrinya dan mengusir tiya dari rumahnya.
2023-08-28
1
Ndut Nisa
moga Adam sama Dara sadar akan kekeliruan mereka siapa ular keket yg mereka anggap anak
2023-08-28
1