Alda sudah siap menyambut hari. Dia akan kembali ke sekolahnya, bukan hanya belajar tapi juga mengejar makhluk gaib.
"Ayo, Sandi. Aku sudah siap sekolah!" ujar Alda yang melihat Sandi juga sudah memakai seragam sekolah.
"Apa nona sudah baikan?" tanya Sandi sambil memandang Alda dengan penuh kecemasan.
"Tentu saja aku baik-baik aja! Kemarin aku cuma kecapean dan kelaparan. Tadi aku sudah makan nasi goreng dua piring. Tenagaku sudah kembali penuh!" sahut Alda sambil memamerkan lengannya seperti atlet binaraga.
Sandi masih diam saja melihat tingkah Alda. Apa Alda ga ngerasa kalau semalam dia sudah ketempelan makhluk gaib, ya?
"Ya, sudah. Sebentar ya, non!"
Alda mengangguk dan membiarkan Sandi pergi. Paling dia mau mengambil sepeda motornya. Namun ketika kembali, Sandi malah membawa sepeda jadul.
"Sandi! Kemana sepeda motor kamu?" tanya Alda heran.
"Kehabisan bensin non. Semalam dipakai bolak balik!" jawab Sandi yang gak mengatakan alasan sebenarnya. Padahal karena semalam Alda pingsan dan demam.
"Hadeh! Kamu juga ngapain bolak balik pake motor. Jalan kaki aja kan bisa. Masa sih udah cantik begini naik sepeda, jadul lagi! Apa gak ada yang lebih tua?" gerutu Alda.
"Ya, sudah. Kalau non gak mau naik sepeda, mending jalan kaki aja!" sahut Sandi sambil ngeluyur pergi tanpa menghiraukan Alda lagi.
"Eeeh! Tunggu aku!!!"
Alda segera menghadang Sandi dan segera naik ke belakangnya. Daripada jalan kaki, biar deeh naik sepeda jadul aja!
Sepanjang jalan Sandi gak mengatakan apapun. Dia merasa capek juga karena memboncengi Alda. Membuatnya jadi malas bicara.
"Cepat dong, San. Kamu lemah bener sih! Aku kan kurus masa lelet bener!" celetuk Alda.
Hadeh! Emosi Sandi sudah di ubun-ubun dan siap keluar. Ketika hampir meledak, dia mendengar suara tembang. Apakah Alda yang sedang menyanyikan tembang itu?
Entah kenapa Alda jadi bisa menembang meski hanya siulan saja. Dia hanya mengikuti angin yang berembus sepoi-sepoi. Menghibur hatinya yang sebenarnya bosan tingkat tinggi.
"Apa kamu tahu bangku kosong di kelasku?" tanya Alda yang memecahkan kesunyian.
Sandi masih gak menjawab pertanyaan Alda. Dia sibuk mengayuh sepeda apalagi yang membonceng dibelakangnya lumayan berat.
"Hei! Kamu gak denger omonganku, ya?" tanya Alda kesal.
Sandi menghentikan sepedanya.
"Mulai dari sini, nona jalan kaki aja!" ucap Sandi yang diliputi kemarahan. Gaya bicara Alda memang kasar dan membuat siapapun akan marah.
Alda segera turun dari sepeda. Sepertinya Sandi marah besar. Alda gak mengerti mengapa dia cepat sekali marah.
"Apa kamu marah?" tanya Alda langsung.
Sandi masih mengatur napas dan masih tersengal-sengal.
"Di depan ada tanjakan, saya gak kuat membonceng nona lagi. Setelah tanjakan sudah kelihatan sekolah jadi jalan saja sendiri!" jawab Sandi yang segera mendorong sepedanya tanpa menunggu Alda lagi.
Alda termenung dan melihat jalan yang menanjak di depannya. Jalanan itu lumayan jauh mungkin sampai ratusan meter.
"Hei, tunggu!" seru Alda seraya menyusul Sandi.
Sandi diam saja ketika Alda berjalan di sampingnya.
"Jadi, bangku kosong itu ada penghuninya? Apa ada siswa yang meninggal di bangku itu?" tanya Alda lagi yang masih penasaran.
"Entahlah! Dari dulu bangku itu memang kosong. Waktu aku kelas satu juga di kelas itu dan bangku kosong itu sudah ada!" Akhirnya Sandi menjawab pertanyaan Alda juga.
"Aneh! Apa disini masih percaya hal mistis. Kalau sudah meninggal itu pasti berbeda alam. Seperti orang tuaku juga. Mereka sudah tiada dan aku yakin mereka sudah berada di surga!" lanjut Alda meski ngos-ngosan.
"Katanya, sebelum empat puluh hari, arwah yang meninggal masih ada di sini. Seharusnya nona membaca surat yasin agar arwah orang tua nona tenang!" jelas Sandi.
Alda kembali diam. Selama orangtuanya meninggal, dia gak pernah membaca surat Yasin sekalipun, kecuali masih di rumahnya.
"Orang tuaku baru seminggu meninggal. Apa mereka masih ada di dunia ini? Tapi, ketika aku berangkat kesini, aku melihat mereka berdua di depan rumah. Apa mereka masih ada di rumah? Kalau begitu aku mau pulang dan bertemu orang tuaku!"
Sandi geleng-geleng kepala mendengar ucapan Alda. Sepertinya dia gak takut melihat hantu sama sekali!
Gak lama kemudian, mereka sampai di depan sekolah. Meski masih pagi, aura gedung itu terlihat suram. Alda menarik napas panjang. Dia bertekad mengungkap misteri bangku kosong di kelasnya dan mengejar makhluk gaib yang sudah membuatnya panas dingin.
😱😱😱😱😱
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Clara Safitri
uhhh seru..lanjut thor
2023-11-21
1