Alda gak tahu apa yang terjadi pada orang tuanya. Dia tertidur nyenyak seperti bayi. Bahkan bermimpi berada di suatu tempat yang sangat indah. Mamah dan papahnya juga ada di sana. Wajah mereka bersinar dengan senyuman mengembang.
"Kami mencintaimu, sayang. Jadilah seseorang yang selalu bersinar dimanapun kamu berada!" ungkap mamahnya.
"Iya, sayang. Jadilah dirimu sendiri!" ucap papanya juga.
Mereka menggenggam tangan Alda erat dan mengajaknya berlarian. Kemudian mereka sampai di sebuah jembatan yang sangat indah.
Mamah dan papahnya melepaskan tangan Alda kemudian berjalan melewati jembatan itu.
"Mamah, papah. Tunggu! Alda mau ikut!" ujar Alda dan bersiap menyusul mereka
"Tidak, sayang. Waktumu belum tiba!" sahut mamahnya sambil melambaikan tangan. Begitu juga dengan papahnya.
"Mamah, papah. Jangan tinggalkan Aldaaa!"
Alda terbangun dan terkejut ketika mendengar suara alarm. Sudah jam 6 pagi dan dia harus siap-siap berangkat sekolah. Semalam tidurnya sangat nyenyak apalagi mendengar suara hujan yang entah kapan berhentinya. Hanya saja mimpinya sangat tidak enak karena mamah dan papahnya pergi meninggalkannya. Alda masih merasakan kesal di dalam hatinya.
Sebenarnya ada sesuatu yang membuat matanya terbuka yaitu hape terbaru yang dijanjikan orangtuanya. Pokoknya, Alda gak mau sekolah kalau hape itu gak ada!
Wajah Alda langsung cerah begitu melihat sebuah kotak hape di atas meja. Namun, kotak itu sangat kotor dan berwarna merah. Alda mengambil kotak itu.
Hueeek!
Bau amis dan menyengat hidung Alda membuat perutnya bergejolak. Bau apa ini? A-apakah bau darah?
Matanya melotot begitu menyadari hape barunya malah dalam keadaan kotor. Pasti mamahnya yang sudah ceroboh.
"Mamaaah!" teriaknya sambil berjalan turun ke lantai bawah dengan membawa kotak hape itu. "Mamah memang selalu ceroboh!" gerutu Alda.
"Mamaah! Papaah!"
Gak ada siapapun di ruangan itu. Pasti mereka ada di kamar. Alda segera menuju ke kamar orang tuanya. Dia pun menarik gagang pintu dengan kasar.
"Mamah ceroboh banget, sih! Hape baruku jadi bau dan kotor begini!" teriaknya. Namun di sana juga gak ada siapapun. Kemana sih, mereka? Alda sudah mulai geregetan.
"Bik Tinaaah!" Alda segera ke dapur. Di sana pasti ada Bik Tinah. Biasanya jam segini sedang bikin sarapan.
Benar aja dugaan Alda. Bik Tinah sedang membuat sesuatu di atas kompor.
"Kenapa gak nyahut sih, bik? Bibik tuli, ya? Mamah sama papah kemana?" tanya Alda kasar.
Bik Tinah gak menjawab. Hanya terdengar suara isak yang tertahan.
Alda tertegun menyadari Bik Tinah sedang menangis, "bibik nangis, ya? Apa bibik yang sudah membuat kotor kotak hape baruku? Bibik ini gimana sih? Apa bibik mau dipecat?" ungkap Alda dengan nada suara tinggi.
Bik Tinah gak bisa menahan perasaannya lagi. Sikap anak majikannya itu sudah kelewatan. Dia pun mematikan kompor dan menatap Alda dengan bersimbah airmata.
"Apa neng sangat marah dengan noda kotor itu? Padahal orangtua neng sudah menukar nyawa mereka demi hape itu!" ujar Bik Tinah di sela tangisnya.
"Maksud bibik apa? Semalam cuman hujan air bukan hujan batu. Mereka.gak akan mati cuma kehujanan aja!"
"Baiklah, neng! Sekarang orangtua neng ada di rumah sakit gara-gara hape itu!"
"Di rumah sakit? Apa mereka sakit? Masa sih kehujanan sedikit aja sampai dirawat!" sahut Alda semakin mencemooh kedua orangtuanya.
"Ya, sudah. Lebih baik, neng melihat sendiri keadaan orangtua neng!" Hampir aja Bik Tinah menampar mulut majikannya itu. Tapi dia teringat ucapan manjikannya untuk menjaga Alda.
"Males, aah! Nanti aja. Aku mau sekolah dulu. Paling aku pulang udah sampek rumah!" ujar Alda sambil nyelonong pergi.
Bik Tinah terduduk lemas di kursi makan, "astaga, tuan dan nyonya. Apa yang harus saya lakukan kepada Neng Alda. Maafkan bibik ...," ucapnya lirih. Airmatanya kembali mengalir. Hatinya benar-benar panas dengan sikap Alda. Andai saja dia tahu kalau orangtuanya sudah meninggal!!!
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Gabriella Excell
Aslii dari awal aja ceritanya udah keren, emosi yang ada di cerita pun sampe kebawa diaku kwkwkw.
Alda, oh Alda kamu ni yak:')
2023-10-26
2