✨Karunia✨
Idris...
"Gimana keputusan dari pak kyai Idris?" tanya Anton sambil menatap anak sulungnya.
"Alhamdulillah ayah... Abah justru doain Idris... Supaya jadi orang sukses..." jawab ku disertai dengan senyuman.
"Amin..." ucap Irma dan juga Fika sambil mengusap kedua tangannya ke wajah.
"Alhamdulillah kalau begitu... Mulai besok kamu bisa pergi ke kantor..." ucap Anton sambil menyeruput kopi buatan Irma.
"Iya pah...Tapi Idris pengen papah bantuin Idris dulu yah...Kan dulu Idris SMA bukan SMK...Jadi belum tau banget..." ucap ku yang merasa sedikit ragu.
"Tenang saja...Papah bakal bantuin kok...Baru setelah kamu udah bisa papah cuman tinggal pantau aja..." ucap Anton sambil menepuk-nepuk pundak ku.
"Terima kasih pah..." balas ku senang.
"Pah...Maaf yah...Mamah baru bilang soal perjodohan dari keluarga Luthfi...Soalnya papah waktu itu lagi diluar kota...Jadi mamah ngga kasih tau soal ini dulu sama papah..." ucap Irma yang duduk disamping Anton dengan lembut.
"Ngga papa kok mah...Papah juga minta maaf yah sama kalian... Terutama sama kamu Idris... Sebenarnya papah juga ngga tega kamu menikah sama nyonya Nanda...Tapi mau bagaimana lagi?" ucap Anton yang merasa bersalah karena telah mengorbankan anaknya demi perusahaan.
"Mungkin ini jalan terbaik bagi Idris pah...Doain aja supaya Idris bisa kuat buat ngejalaninnya..." ucap ku yang membuat Anton tersenyum bangga.
"Terima kasih atas karunia mu Ya Allah... Karena telah memberiku anak yang begitu patuh dan juga berbakti pada kedua orangtuanya..." ucap Anton didalam hatinya.
"Pah...Mah..." ucap Fika dengan ragu.
"Iya nak...Ada apa?" tanya Anton dan Irma bersamaan.
"Fika pengen setelah lulus SMA...Fika kuliah diluar kota pah...mah..." jawab Fika menundukkan kepalanya.
"Bagus donk...Papah setuju..." ucap Anton antusias.
"Mamah juga setuju...Itu bagus buat bisa mencapai cita-cita mu Fika..." ucap Irma mendukung suaminya.
"Daripada kamu nge-kos...Mendingan kamu masuk ke pesantren aja dek...Gimana?" ucap ku memberi saran.
Karena aku tau pergaulan diluar kota itu sangatlah berbahaya untuk seumuran Fika. Maka dari itu aku berinsiatif agar Fika mau masuk ke pesantren supaya dia bisa lebih memahami tentang ilmu agama juga.
"Mungkin Fika ngikut apa kata mas Idris aja pah...mah... Fika juga pengen ngerasain yang namanya mondok..." jawab Fika sambil melirik ke arah ku.
"Apa kamu yakin nak?" tanya Irma mamastikan.
"Insya allah mah... Fika minta doanya aja..." jawab Fika yakin.
"Bagus nak...Papah sama mamah bangga punya kalian...Semoga kalian jadi orang yang sukses dunia dan akhirat..." ucap Anton yang senang dengan keputusan Fika.
"Amin..." ucap Irma yang lalu diikuti oleh kami semua.
Disisi lain...
"Ay! Bantuin kakak donk..." ucap Rei sambil menyenggol lengan Hayfa.
"Bantuin apa si kak?" tanya Hayfa sedikit kesal akibat senggolan dari Rei membuat kertasnya tercoret.
"Bukannya kamu guru ngajinya Fika yah?" tanya Rei balik.
"Iya... Emang kenapa?" jawab Hayfa dan juga disertai pertanyaan.
"Minta nomer ponsel Fika donk Ay..." jawab Rei.
"Buat apa kak?" tanya Hayfa menoleh ke arah Rei.
"Buat nambah kontak..." jawab Rei asal.
"Hayooo.... Hayfa tau... Kakak pasti suka kan sama Fika?" tanya Hayfa sambil mencubit lengan Rei.
"Aduh! Sakit tau..." ucap Rei sambil mengelus-elus lengannya yang terasa panas akibat dari cubitan Hayfa.
"Iya kan?" tanya Hayfa sambil menunjuk Rei.
"Doain aja..." jawab Rei.
"Alhamdulillah anak umi udah ada peluang nih..." ucap Hana yang membuat Rei dan juga Hayfa menoleh.
"Umi? Abi?" ucap Rei terkejut ketika melihat Hana dan juga Ali turun dari tangga bersamaan.
"Kak mungkin umi sama abi denger soal Fika tadi..." ucap Hayfa setengah berbisik.
"Aduh gimana ini?" tanya Rei yang sedikit salah tingkah.
"Umi sama abi seneng kok kalau kamu udah punya calon impian... Iya kan bi?" ucap Hana sambil duduk di sofa bersama dengan Ali disamping nya.
"Iya Rei... Ngga usah ditutup-tutupi gitu... Ngga baik..." balas Ali mendukung pendapat dari Hana.
"Iya umi... Abi... Rei minta maaf..." ucap Rei menundukkan kepala.
"Kalau kamu suka sama seseorang itu hal yang wajar... Contohnya abi kalian ini..." ucap Hana sambil melirik ke arah Ali.
"Emang abi kenapa umi?" tanya Hayfa penasaran.
"Bolehkan bi umi ceritain ke anak-anak?" tanya Hana sebelum menceritakan kisah cintanya dulu bersama dengan Ali.
Ali pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Setelah mendapat persetujuan dari suaminya Hana kembali menatap kedua anaknya.
"Ayo donk mii cerita... Aku sama kak Rei udah ngga sabar ini..." ucap Hayfa sambil melirik ke arah Rei yang tengah melamun.
"Rei... Kamu lagi mikirin siapa?" tanya Ali yang membuat Rei tersadar dari lamunannya.
"Ngga bi... Ayo umi lanjut kan..." jawab Rei sambil melihat ke arah Hayfa dan juga Hana.
"Ya Allah... Anak umi ini... Jadi ngga ni ceritanya?" tanya Hana terkekeh melihat tingkah Rei.
"Jadi donk mi... Iya kan kak?" jawab Hayfa kembali menyenggol lengan Rei.
"Iya iya... Ayo mi mulai... Ntar bidadari ngamuk lagi kalau ngga diturutin..." jawab Rei pasrah.
"Hahaha...." tawa Hana dan juga Ali pecah setelah mendengar jawaban dari Rei.
"Apaan si kak? Bikin malu aja..." ucap Hayfa yang mulai kesal dengan Rei.
"Udah... Udah... Kalian berdua ini ngga pernah berubah dari dulu..." ucap Hana melerai setelah tawanya mereda.
"Ayo donk mi... Gara-gara kak Rei ini... Jadi ngga cerita-cerita deh..." ucap Hayfa.
"Kok jadi nyalahin aku si Ay! Kamu nya aja yang kepo..." balas Rei tak mau kalah.
"Udah setop!" ucap Hana yang membuat Rei dan juga Hayfa terdiam.
"Udah sekarang abi aja deh yang cerita daripada kalian jadi ribut..." ucap Ali menengahi.
"Iya udah bi... Silahkan dimulai..." ucap Rei yang lalu diangguki oleh semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
محمد صالح
aduh kok jadi cerita aslinya yang hilang, anneh kali banyak bet yang di angkat dalam hidup ceritanya
2022-03-10
0
Ke Kasih Banyangan
mash blm jelas kmn alurx 🤔🤔🤔
2021-12-26
0
setiawan fajar
kacau
2021-09-26
0