✨Permintaan✨
Bu Irma pun menelpon Idris atas permintaan dari suaminya. Tak lama panggilan bu Irma pun tersambung.
"Assalamualaikum mah..." ucap Idris dari sebrang telepon.
"Waalaikum salam nak..." balas bu Irma.
"Ada apa mah? Tumben mamah menelpon?" tanya Idris.
"Iya nak... Mamah cuman ingin tanya sama kamu... Apa kamu bisa pulang ke rumah sekarang?" jawab bu Irma sekaligus bertanya.
"Tentu saja mah... Nanti aku akan izin terlebih dahulu pada Abah yah mah..." jawab Idris.
"Baiklah nak... Mamah tunggu kamu dirumah yah... Assalamualaikum..." ucap bu Irma.
"Iya mah... Waalaikum salam..." jawab Idris lalu mematikan sambungan telepon.
Bu Irma menghela napas lega setelah menelpon anaknya. Kemudian bu Irma pergi ke dapur untuk memasak makanan karena dirumahnya tidak ada pembantu jadi bu Irma yang memasak untuk keluarga kecilnya.
(Pesantren)
Idris berjalan menuju ndalem untuk meminta izin pada Abah Kyai. Sesampainya di depan ndalem Idris segera mengetuk pintunya. Sesaat kemudian pintu pun terbuka dan seorang wanita keluar dari dalam ndalem. Tak disangka yang keluar dari ndalem adalah ning Rekha anak dari Abah Kyai yang menjadi idaman para santri.
"Assalamualaikum ning..." ucap Idris menundukkan pandangannya.
"Waalaikum salam mas Idris... Ada apa yah?" tanya ning Rekha.
"Abah ada di ndalem ning?" tanya Idris balik.
"Ada didalam... Sebentar yah saya panggilkan... Silahkan masuk dan duduk dulu..." jawab ning Rekha mempersilahkan Idris untuk masuk dan duduk di sofa ndalem sambil menunggu kedatangan Abah Kyai.
"Iya ning... Terima kasih..." ucap Idris lalu masuk dan duduk di bawah sofa ndalem seperti kebanyakan santri.
Beberapa menit kemudian Abah kyai datang dari balik tirai dengan bantuan ning Rekha. Umur Abah kyai mungkin sekitar tujuh puluh tahunan. Abah kyai berjalan menggunakan tongkat kayu dengan ukiran cantik berwarna cokelat tua kehitaman. Lalu duduk di sofa dengan perlahan, sedangkan ning Rekha masih setia berdiri dibelakang Abah Kyai. Idris kemudian mencium tangan Abah Kyai terlebih dahulu. Barulah setelah itu Idris memberitahu maksud kedatangannya ke ndalem.
"Ada apa Idris?" tanya Abah Kyai to the point.
"Jadi begini abah... Idris mau minta izin pulang... Apa boleh Abah?" jawab Idris dengan kepala tertunduk untuk menghormati gurunya.
"Hehe... Idris... Idris... Kamu udah berapa tahun dipondok? Masih aja begini nggak... Kalau mau pulang, silahkan pulang saja... Abah titip salam yah buat keluargamu... Assalamualaikum..." ucap Abah kyai dengan senyum yang menyejukkan.
"Alhamdulillah... Makasih Abah... Insyaallah Idris sampaikan salam Abah pada keluarga..." ucap Idris sambil mengusap wajahnya dengan senang hati.
"Iya... Hati-hati dijalan yah..." ucap Abah kyai.
"Iya Abah... Idris pamit... Assalamualaikum..." ucap Idris lalu mencium tangan Abah kyai sebanyak tiga kali.
"Iya... Waalaikum salam..." balas Abah kyai.
Kemudian ning Rekha membantu Abah Kyai bangkit dari sofa dan mengantarkannya masuk kedalam kamar. Setelah mendapatkan izin dari Abah Kyai, Idris segera bangkit dan keluar dari ndalem.
"Mas Idris!" panggil seseorang yang membuat langkah kaki Idris terhenti. Lalu membalikkan badannya.
"Dalem ning? Ada apa yah?" tanya Idris ketika melihat ning Rekha yang sedang tersenyum di depan pintu ndalem.
"Ini oleh-oleh dari abah buat keluarga katanya..." ucap ning Rekha menghampiri lalu memberikan sekantung plastik hitam.
"Terimakasih ning... Assalamualaikum..." ucap Idris menerima pemberian dari ning Rekha.
"Waalaikum salam... Hati-hati mas Idris..." balas ning Rekha sambil melambaikan tangannya ke arah Idris. Dengan malu-malu Idris membalas lambaian itu. Dan berbalik meninggalkan ning Rekha yang masih setia berdiri di depan pintu ndalem.
Sesampainya di kamar, Idris segera membuka kantung plastik yang diberikan oleh ning Rekha. Terlihat banyak buah-buahan segar di dalamnya. Setelah selesai bersiap lalu Idris bergegas menuju parkiran motor.
"Idris! Mau kemana?" tanya pak Lukman yang sedang menyapu disekitar parkiran motor.
"Mau pulang pak..." jawab Idris sambil menyalakan mesin motor dan duduk di atasnya.
"Hati-hati Idris..." ucap Pak Lukman.
"Iya pak... Pulang dulu yah... Assalamualaikum..." ucap Idris lalu menjalankan motor nya keluar dari area pesantren.
"Iya... Waalaikum salam..." balas pak Lukman.
Sekitar 30 menit, akhirnya Idris sampai di rumahnya. Terlihat bu Irma sedang menunggu kedatangan anaknya di teras rumah. Idris memasukkan motornya kedalam garasi bersama mobil pak Anton yang sudah terparkir di dalamnya.
"Assalamualaikum mah..." ucap Idris.
"Waalaikum salam..." balas bu Irma.
"Ini ada oleh-oleh dari Abah Kyai mah... Dan juga Abah Kyai nitip salam sama Idris buat keluarga... Assalamualaikum..." ucap Idris menyampaikan salam sambil memberikan sekantung plastik yang berisi buah-buahan segar di dalamnya kepada bu Irma.
"Iya waalaikum salam... Makasih yah... Ayo masuk dulu..." balas bu Irma menerima oleh-oleh tersebut lalu mengajak Idris untuk masuk ke dalam rumah.
Allahuakbar... Allahuakbar...
Idris segera membersihkan badannya lalu melaksanakan kewajibannya pada Yang Maha Kuasa. Setelah itu Idris berjalan ke ruang makan. Di sana sudah ada pak Anton, bu Irma dan juga adik perempuannya yaitu Fika. Mereka telah menunggu kedatangan Idris di meja makan.
"Mas Idris pulang kapan ko Fika ngga tahu si?" tanya Fika ketika Idris akan duduk di sebelahnya.
"Tadi sore dek..." jawab Idris lalu duduk disebelah adiknya.
"Ayo kita makan..." ucap bu Irma.
"Iya mah... Kita berdoa dulu... Ayo..." ucap Idris lalu memimpin doa sebelum makan.
Setelah makan malam selesai Idris berkumpul diruang tamu bersama pak Anton dan bu Irma. Fika tidak ikut karena pak Anton menyuruhnya untuk masuk ke dalam kamar. Pak Anton perlahan mendekati Idris dan duduk di sebelahnya.
"Idris..." panggil pak Anton.
"Iya pah..." ucap Idris seraya menoleh ke arah pak Anton.
"Papah punya permintaan sama kamu... Maukan kamu memenuhi permintaan papah?" tanya pak Anton.
"Iya pah... Emang papah punya permintaan apa?" tanya Idris memandang pak Anton dengan serius.
"Sebenarnya perusahaan papah kemarin hampir bangkrut karena papah punya banyak hutang sama perusahaan Firma Group... Salah satu syarat agar perusahaan Firma Group tidak mengambil perusahaan papah adalah kamu harus menikah dengan Nona Nanda pewaris perusahaan Firma Group Idris... Seandainya kamu menolak maka perusahaan papah akan bangkrut nak..." jawab pak Anton menjelaskan ke inti.
"Papah ngga bercanda kan?" ucap Idris tak percaya.
"Papah nggak bercanda Idris... Kamu mau kan memenuhi permintaan papah? Kamu pengen perusahaan papah bangkrut?" tanya pak Anton.
Kemudian Idris terdiam dengan pertanyaan pak Anton padanya. Idris termenung memikirkan pertanyaan tersebut dan berusaha supaya tenang.
"Kasih waktu aku untuk berpikir pah..." jawab Idris dengan lirih.
"Papah ngasih waktu kamu sampai besok pagi yah..." ucap pak Anton sambil memegang pundak anaknya.
"Iya pah... Idris ke kamar dulu pah mah... Selamat malam..." ucap Idris lalu bangkit dan berjalan ke arah kamar.
"Iya malam juga..." balas pak Anton dan bu Irma lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Savala Rino
lanjut teruss
2021-08-17
1
Heksa Suhartini
kuterima pinangan mu buk Nandaa
2021-07-04
0
Selvia Aniga
nah mantap
2021-05-28
0