✨Jalan terbaik✨
Di sepertiga malam Idris terbangun untuk melaksanakan sholat tahajud dan meminta petunjuk pada Sang Ilahi. Perkataan dari pak Anton sungguh membuat Idris merasa bimbang.
"Ya Allah... Apakah ini jalan terbaik bagiku? Kuatkan aku untuk menjalani semua yang telah engkau takdir kan pada ku Ya Allah.... Jika ini adalah jalan terbaik bagi ku insyaallah aku siap untuk menjalani nya Ya Allah..." ucap Idris menengadahkan tangannya seraya melihat ke atas.
Setelah itu Idris bersujud selama beberapa saat. Kemudian membaca Alquran sambil menunggu waktu shubuh. Idris berusaha melawan kantuk yang begitu terasa dengan terus membaca Alquran. Hingga suara adzan subuh pun terdengar ditelinganya.
Dengan segera Idris mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibannya pada Sang Ilahi. Kemudian dilanjutkan dengan membaca Alquran kembali. Hingga tak terasa Idris tertidur sambil memeluk Alquran.
Bu Irma masuk ke dalam kamar Idris karena hari sudah mulai siang. Perlahan mata Idris terbuka ketika pancaran sinar matahari menerpa wajahnya. Tirai gorden yang tadinya tertutup sekarang terbuka lebar membawa udara yang sejuk masuk ke dalam kamar.
"Idris... Kamu sudah bangun nak?" tanya bu Irma berjalan mendekati anaknya.
"Iya mah..." jawab Idris sambil mengucek matanya yang masih sedikit buram.
"Ayo mandi setelah itu kamu sarapan yah... Mamah tunggu kamu diruang makan..." ucap bu Irma mengelus pundak Idris kemudian berlalu dari dalam kamar.
"Iya mah..." balas Idris lalu bangkit dari kasur. Berjalan ke arah kamar mandi. Tak lupa pula mengambil handuk yang ada di lemari kecil.
10 menit sudah Idris berada dikamar mandi. Setelah membersihkan badannya dan berpakaian seperti biasa Idris segera keluar menuju meja makan. Ternyata pak Anton, bu Irma dan Fika sudah menunggumya di sana.
"Maaf kalau lama..." ucap Idris sambil menarik kursi disamping Fika.
"Ngga papa ko... Ayo kita makan..." balas bu Irma.
Semua orang berdoa lalu memakan makanan nya masing-masing. Terasa sangat hening di ruang makan hanya terdengar suara dentingan sendok dengan piring. Setelah selesai makan pak Anton mengajak Idris untuk pergi ke taman belakang rumah.
"Bagaimana Idris? Apa keputusan mu?" tanya pak Anton to the point.
"Iya pah... Idris mau menikah dengan Nona Nanda..." jawab Idris dengan menundukkan kepalanya.
"Kamu yakin dengan keputusan mu?" tanya pak Anton meyakinkan.
"Iya pah... Jika ini adalah jalan terbaik maka Idris akan menjalankan nya dengan sepenuh hati pah... Insya Allah..." jawab Idris dengan penuh keyakinan.
"Terima kasih nak... Papah bersyukur punya anak seperti kamu yang mau ngertiin papah..." ucap pak Anton sambil memeluk Idris dengan erat.
"Iya pah..." balas Idris lalu membalas pelukan dari pak Anton.
"Papah diberitahu jika Nona Nanda ingin bertemu dengan mu direstoran Palas jam sepuluh... Kamu bisa kan?" tanya pak Anton memberitahu sambil melepaskan pelukannya.
"Iya pah... Idris siap-siap dulu..." jawab Idris lalu pergi meninggalkan pak Anton di taman belakang.
Idris bersiap-siap selama 20 menit, setelah itu ia keluar dari kamar. Karena sekarang adalah hari minggu jadi pak Anton dan Fika berada di rumah. Didekatinya Fika yang tengah belajar di ruang tamu lalu duduk di sebelahnya.
"Dek kamu lagi ngapain serius banget?" tanya Idris.
"Aku lagi ngerjain tugas buat besok..." jawab Fika yang serius dengan pekerjaan dilaptopnya.
"Sekarang kamu kelas berapa yah dek?" tanya Idris yang membuat Fika langsung menoleh.
"Mas Idris lupa? Tambah tua jadi pelupa..." jawab Fika memandang Idris dengan bibir yang dimajukan.
"Hehe ngga lupa ko... Sebentar lagi kamu lulus kan?" tanya Idris dengan kekehan kecil.
"Iya mas..." jawab Fika.
"Jangan cemberut lagi donk... Senyum dek kan ngga harus bayar..." ucap Idris mencubit pipi gembul adiknya.
"Iya ini aku senyum...." balas Fika menunjukkan lengkungan senyum dibibirnya.
"Eh tunggu dulu... Mas Idris mau kemana? Kok rapi banget..." tanya Fika yang melihat Idris dengan heran.
"Kepo banget si kamu... Udah kerjain tuh tugasnya..." jawab Idris meledek.
"Jahat banget si... Bawel mas Idris..." balas Fika lalu mulai mengerjakan tugasnya kembali.
Idris melirik jam tangan yang melekat di tangan kirinya. Lalu bangkit dan bergegas keluar dari rumah menuju garasi untuk mengambil motornya. Bu Irma menghampiri ketika Idris akan keluar dari gerbang.
"Apa kamu yakin dengan keputusan mu nak?" tanya bu Irma dengan raut wajah khawatir.
"Insyaallah mah... Doakan yah..." jawab Idris lalu mencium tangan Bu Irma.
"Iya nak... Hati-hati yah..." ucap bu Irma sambil memegang pundak Idris dan mengelus dengan lembut.
"Iya mah... Assalamualaikum..." ucap Idris.
"Waalaikum salam..." balas bu Irma.
Setelah itu Idris menancap gas dan pergi ke restoran Palas. Karena hari minggu restoran tersebut terlihat ramai. Sesampainya disana Idris memarkirkan motornya lalu berjalan memasuki restoran. Idris melihat seorang wanita yang sedang duduk sendirian dibangku pojok.
"Permisi..." ucap Idris menghampiri wanita yang tengah asik bermain ponsel.
Wanita tersebut mendongak ke arah Idris. Dia memperhatikan Idris dari atas sampai bawah. Dan kembali memandang ke wajah tampan Idris.
"Maaf... Apa bener anda ini Nona Nanda Firmadani?" tanya Idris dengan hati-hati. Takutnya salah orang.
"Iya bener... Kamu anaknya Pak Anton?" tanya Nanda memastikan.
"Iya betul..." jawab Idris dengan anggukan kepala.
"Oh silahkan duduk!" ucap Nanda mempersilahkan Idris untuk duduk di bangku kosong di depannya.
"Oh iya terima kasih..." balas Idris lalu menarik kursi kosong tersebut dan duduk berhadapan dengan Nanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
kasian Ning Rikha, pasti ada rasa di hati nya, dan harapannya harus gagal dan sirna 💔💔💔
2022-05-07
1
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
enggak jadi sama Ning Rikha dong 💔
2022-05-07
1
Santi Rizal
baru baca nih... cowoknya yang di kontrak nikah
2022-01-15
0