✨Tak pantas✨
"Iya mah ini aku...Apakah mamah masih ingat?" jawab Nanda yang disertai dengan pertanyaan.
"Seharusnya kamu beruntung aku tidak melupakan mu..." jawab Rini yang berjalan ke arah sofa.
"Aku kesini ada maksud sesuatu..." ucap Nanda memulai.
"Ada apa?" tanya Rini sambil duduk dan menyilangkan kedua kakinya.
"Calon suami mamah telah menodai Naya..." jawab Nanda.
"Apa maksudmu? Itu tidak akan mungkin terjadi..." tanya Rini dingin.
"Itu memang benar...Ku mohon demi Naya batalkan pernikahan mamah..." jawab Nanda sambil mengatupkan kedua tangannya tanda memohon.
"Aku tidak akan pernah membatalkan pernikahan ini..." ucap Rini dengan penuh penekanan.
"Mamah memang tidak pantas disebut seorang ibu...Mamah justru lebih memilih laki-laki yang menodai Naya dibandingkan dengan Naya sendiri..." ucap Nanda yang membuat Rini menatap nya dengan tatapan membenci.
"Dasar anak tidak tau diri! Pergi kamu dari sini! Jangan pernah perlihatkan wajahmu lagi dihadapan ku!" ucap Rini yang bangkit dan menunjuk ke arah Nanda dengan amarah yang menggebu-gebu.
"Mamah memang tidak pernah berubah dari dulu!" balas Nanda yang ikut bangkit.
"Dimana Naya?!" tanya Rini sebelum Nanda melangkahkan kakinya keluar dari rumah.
"Mamah tidak perlu tau dimana Naya..." jawab Nanda lalu pergi keluar gerbang rumah.
"Dasar anak tau diri! Sama saja seperti ayahnya!" ucap Rini yang membuat Nanda berhenti melangkah.
Nanda pun mengelus dadanya agar tidak tersulut emosi. Kemudian melanjutkan langkahnya menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari rumah Rini.
"Apakah nyonya besar percaya nyonya?" tanya Alex setelah Nanda duduk di jok belakang.
"Sudah ku duga wanita ****** itu tidak akan percaya dengan apa yang ku katakan..." jawab Nanda yang melihat ke arah luar jendela mobil.
Disisi lain keluarga Luthfi sedang bersiap pergi ke rumah Idris. Dengan 2 mobil yang telah siap didepan rumah mereka semua pun berangkat ke alamat tujuan.
"Umi ko kelihatan seneng banget si?" tanya Ali yang duduk di samping Hana.
"Iya bi...Umi lagi seneng..." jawab Hana sambil tersenyum ke arah suaminya.
"Ada apa emang?" tanya Ali.
"Umi bersyukur Hayfa bisa kenal dengan orang seperti Idris bi..." jawab Hana.
"Iya mi...Abi juga seneng...Tinggal Rei yang belum punya kenalan..." ucap Ali.
"Mungkin jodoh Rei bentar lagi datang bi...Kita doakan aja..." ucap Hana.
"Iya kita doakan saja..." balas Ali.
Tak berbeda dengan Rei dan Hayfa yang berada di mobil kedua. Mereka berdua pun saling berbincang-bincang mulai dari masalah kuliah dan juga bekerja.
"Menurut kakak yah ay...Kamu itu cocok deh sama Idris..." ucap Rei menilai.
"Amin kak...Doain aja..." ucap Hayfa.
"Kakak paling bingung kalau ditanya mau nikah kapan ay..." ucap Rei yang masih fokus menyetir mobil.
"Lho kenapa kak?" tanya Hayfa.
"Iya kan kakak belum dapat jodoh...Udah ditanya begituan...Kan tujuan menikah itu untuk ibadah...Ya nggak?" jawab Rei yang melirik sekilas ke adik cantiknya.
"Iya Hayfa tau..." jawab Hayfa.
Tak terasa akhirnya 2 mobil tersebut sampai di kediaman Anton. Walaupun rumah tidak terlalu besar seperti kediaman Luthfi tapi bagi mereka sudah cukup bagus.
"Ayo kita turun mi..." ucap Ali pada istrinya setelah memarkirkan mobilnya.
"Iya ayo bi...Umi udah ngga sabar..." balas Hana yang segera turun dari mobil.
Rei dan juga Hayfa pun ikut keluar dari mobil kemudian menghampiri Hana dan juga Ali. Mereka pun melangkah memasuki halaman yang kediaman Anton.
"Assalamualaikum..." ucap Hayfa sambil mengetuk pintu sebanyak 3 kali.
"Waalaikum salam..." balas seseorang dari dalam rumah.
Tak lama kemudian keluarlah wanita dengan hijab yang melekat di kepalanya. Wanita tersebut pun tersenyum ke arah Hayfa.
"Silahkan masuk ustadzah..." ucap Fika sambil membukakan pintu dengan lebar.
"Terima kasih..." jawab Hayfa yang lalu memasuki kediaman Anton dengan dikutip oleh Ali, Hana dan juga Rei.
"Silahkan duduk dulu..." ucap Fika dengan sopan.
"Terima kasih cantik..." balas Hana yang membuat pipi Fika merona.
"Fika...Ada siapa nak?" tanya seseorang yang keluar dari arah dapur.
"Ini mah... Keluarga nya ustadzah Hayfa mau silaturahmi..." jawab Fika.
Irma yang mendengar jawaban dari Fika segera berjalan menuju ruang tamu tempat Fika berada.
"Assalamualaikum semuanya..." ucap Irma sambil duduk di salah satu sofa.
"Waalaikum salam..." balas keluarga Luthfi bersamaan.
"Maaf sebelumnya ada kepentingan apa yah kesini?" tanya Irma dengan sopan.
"Tujuan pertama kami kesini untuk silaturahmi sekaligus ingin bertemu dengan anak ibu..." jawab Ali.
Fika yang mengerti dengan kode dari Irma segera pergi ke dapur untuk membuatkan minuman dingin.
"Maksudnya bagaimana yah?" tanya Irma tak mengerti dengan ucapan dari Ali.
"Sebenarnya...Kami kesini ingin bertemu anak ibu yang katanya alumni pesantren..." jawab Hana.
"Owalah...Idris?" ucap Irma.
"Iya betul sekali...Dimana Idris sekarang Bu?" tanya Hana yang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Idris.
"Maaf sebelumnya... Idris sedang ada di pesantren Bu..." jawab Irma yang merasa bersalah.
"Owalah begitu...Iya sudah kapan-kapan kami berkunjung kesini lagi yah Bu..." balas Hana.
"Sering-sering main Bu...Saya senang kalau ada yang berkunjung..." ucap Irma dengan senang.
"Dengan senang hati Bu..." balas Hana disertai senyuman.
Fika berjalan menunduk sambil membawa nampan yang berisi air dingin di atasnya. Dengan perlahan Fika menaruhnya didepan keluarga Luthfi.
"Silahkan diminum..." ucap Fika.
"Terima kasih nak..." ucap Hana.
"Sini sayang duduk disamping mamah..." ucap Irma sambil menepuk sofa kosong disebelah nya.
Fika hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Kemudian berjalan ke arah Irma berada dan duduk disampingnya.
"Maaf Bu...Boleh saya tanya sesuatu?" tanya Hana.
"Boleh...Silahkan Bu..." jawab Irma.
"Itu anak ibu? Namanya siapa?" tanya Hana.
"Iya dia adiknya Idris...Namanya Fika..." jawab Irma sambil memegang tangan Fika.
"Dia masih sekolah?" tanya Ali bergantian.
"Iya pak...Sebentar lagi dia akan lulus..." jawab Irma.
"Sepertinya kak Rei suka sama adiknya Idris bi..." bisik Hana ditelinga suaminya.
"Iya abi juga merasa begitu..." balas Ali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
khozin mutamar
Lho, kok rumah Anton?
2022-01-30
0
Lasmi Kasman
Masak baru kenal main nyosor sja
2021-07-31
0
Khodijah
laris manizzz
2021-05-28
0