✨Kenapa?✨
Idris...
"Kak kedip donk..." ucap Hayfa yang membuyarkan lamunan Rei.
"Apaan si ay? Ganggu aja..." balas Rei yang sedikit salah tingkah karena ketahuan memandang Fika.
"Assalamualaikum..." ucap ku yang membuat semua orang menoleh ke arah pintu.
"Waalaikum salam..." balas semua orang bersamaan.
"Kamu pulang cepat nak?" tanya Irma yang berdiri ketika aku memasuki rumah.
"Iya mah... Alhamdulillah..." jawab ku lalu mencium tangan Irma dan dilanjutkan ke tamu yang lebih tua dariku tentunya.
"Jadi kamu yang namanya Idris?" tanya Ali saat aku baru selesai mencium tangannya.
"Iya om bener...Ini saya Idris..." jawab Idris dengan sopan.
"Ayo semuanya duduk dulu..." ucap Irma mempersilahkan kami semua untuk duduk kembali.
"Bi...Bener kan kata umi...Idris itu udah keliatan...Anak nya alim..." bisik Hana ditelinga suaminya.
"Iya abi juga berpikir kaya gitu...Seneng yah kalau dapat menantu kaya Idris..." balas Ali pada istrinya.
Fika pun berpindah duduk disebelah ku yang tadinya duduk disebelah Irma dan membisikkan sesuatu padaku.
"Mas!" bisik Fika yang tentunya hanya terdengar oleh ku saja.
"Apa?" balas ku menoleh ke arah Fika.
"Sebenarnya ada apa yah mas? Tumben keluarga ustadzah Hayfa kemari...Cari mas lagi..." jawab Fika.
"Beneran?" tanya ku tak percaya.
"Ya iya lah mas...Masa aku bohong si..." balas Fika.
"Fika! Idris! Diam!" ucap Irma yang membuatku dan Fika terkejut.
"Iya mah...Maaf..." ucap ku dan Fika bersamaan.
"Maaf sebelumnya...Tujuan utama saya dan keluarga kesini agar bisa mengenal Idris lebih dalam lagi..." ucap Ali memulai.
"Maksud bapak apa yah?" tanya Irma yang bingung dengan perkataan Ali.
"Jadi begini Bu...Saya dan suami berniat menjodohkan Hayfa dan juga Idris...Bagaimana menurut ibu?" jawab Hana yang disertai pertanyaan.
"A-apa??" ucap ku, Irma dan juga Fika yang kaget dengan jawaban dari Hana.
"Maaf sebelumnya...Kami merasa kalian berdua cocok...Jadi kami ingin menjodohkan kalian berdua..." ucap Ali membantu menjelaskan.
"Bagaimana pendapatmu nak Idris?" tanya Hana.
"Ma-maaf...Tapi itu tidak akan mungkin terjadi..." jawab Irma menunduk karena merasa bersalah.
Dalam hatinya pun sebenarnya lebih menyetujui perjodohan antara aku dan Hayfa tentunya. Tapi takdir berkata lain, aku harus menikahi seorang wanita yang tidak pernah ku kenal sebelumnya hanya karena sebuah hutang.
"Kenapa?" ucap Hayfa.
"Karena mas Idris seminggu lagi akan menikah..." jawab Fika yang membuat keluarga Luthfi terkejut.
"Nak...Kamu tidak sedang bercanda kan?" tanya Hana.
"Ini memang benar Bu...Fika sedang tidak bercanda.... Maaf sekali..." jawab Irma sambil mengusap air mata yang sempat menetes di pipi putih nya.
"Kami juga minta maaf...Kami tidak tau bahwa nak Idris sudah punya calon istri..." ucap Ali.
"Kami justru yang harusnya minta maaf pak...Bu...Dan terutama kamu Hayfa...Maaf sekali yah..." ucap Irma mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Ngga papa Bu Irma...Mungkin saya dan mas Idris belum berjodoh..." balas Hayfa dengan senyuman yang terkesan paksa.
"Karena hari sudah mulai sore...Kami pamit yah Bu..." ucap Hana sambil bangkit dari kursi karena melihat Hayfa yang sudah tidak bisa membendung air matanya lagi.
"Iya Bu...Terima kasih sudah mau berkunjung...Dan sekali lagi saya dan keluarga minta maaf sekali..." balas Irma yang ikut berdiri.
"Iya Bu... Sama-sama... Mari..." ucap Hana lalu keluar dengan menggandeng tangan Hayfa bersama dengan Ali dan juga Rei dibelakangnya.
Irma pun mengajak ku dan Fika agar mengantar mereka sampai di teras rumah. Sebenarnya dalam hati ku rasanya sangat sakit melihat air mata yang sebentar lagi menetes di pipi putih Hayfa.
"Kami pamit pulang...Terima kasih atas jamuannya..." ucap Rei sambil memandang ke arah Fika.
"Kami juga berterima kasih atas kunjungan kalian dan niat baik kalian semua..." ucap Idris.
"Assalamualaikum..." ucap Rei lalu berjalan mendahului.
"Waalaikum salam..." balas kami semua.
Hayfa pun berjalan masih dengan kepala yang tertunduk. Irma dan Fika pun masuk kedalam rumah setelah keluarga Luthfi keluar dari gerbang rumah.
Berbeda denganku yang masih berdiri sambil melihat ke arah mobil yang dituju oleh Rei dan Hayfa. Setelah melihat mobil yang dikendarai oleh Rei berjalan aku segera masuk ke dalam rumah menyusul Irma dan Fika.
"Nak...Mamah tau sebenarnya kamu juga setuju kan dengan perjodohan pak Ali tadi?" tanya Irma ketika aku masuk ke dalam rumah.
"Mamah pasti tau apa jawaban dari Idris..." jawab ku lalu pergi meninggalkan Irma yang masih berdiri di belakang pintu.
Ku rebahkan tubuh ini yang terasa begitu lelah. Tiba-tiba aku teringat dengan perkataan dari Ning Rekha yang sempat membuat ku terdiam seribu bahasa didepannya.
Flashback on...
"Saya doakan semoga kamu sukses Idris..." ucap Pak kyai yang kemudian aku amin kan.
"Terima kasih Abah...Idris pamit..." ucap ku lalu mencium tangan kanan Pak kyai sebanyak tiga kali.
Setelah itu Pak kyai bangkit dari kursi dengan bantuan dari Ning Rekha. Lalu berjalan dengan perlahan menuju kamarnya yang terletak paling belakang.
Aku pun bangkit dan mulai berjalan keluar dari ndalem. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang memanggil ku dari arah belakang. Suaranya begitu familiar ditelinga ku. Kemudian aku menoleh dan terlihat seorang wanita yang berdiri diantara pintu dengan senyuman manis yang terukir dari bibir merahnya.
"Assalamualaikum ning..." ucap ku memulai.
"Waalaikum salam mas Idris..." balas Rekha sambil berjalan ke arah ku.
"Ada apa yah ning?" tanya ku dengan merendahkan kepala.
"Aku cuman ingin mengatakan sesuatu pada mas Idris..." jawab Rekha yang memberi jarak diantara kami berdua.
"Silahkan ning..." ucap ku mempersilahkannya.
"Apakah sebuah hubungan bisa dibangun jika tidak ada cinta didalamnya?" tanya Rekha yang membuatku terdiam seribu bahasa mengingat aku yang harus menikah karena terpaksa bukan karena cinta.
"Apakah rumah tangga seperti itu bisa dipertahankan?" tanya Rekha yang semakin membuat ku terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Malu ya PERIGI mencari TIMBA, Yg hujung2 nya di tolak..
2023-09-15
0
Lia Nurhayati
masa sih cewenya pada gitu
2022-06-29
0
Ummi Rufida
kkok nyebutnya irma sih thor kok nggak mama gitu koreksi ya thor màaf
2022-02-26
0