✨Lamaran**✨**
Beberapa hari kemudian....
Suara ponsel berbunyi membuat pak Anton segera menghentikan pekerjaannya. Pak Anton mengambil ponselnya yang berada tak jauh dari laptopnya. Lalu mengangkat telepon tersebut dengan memencet tombol berwarna hijau.
"Halo?" ucap seorang wanita dari seberang.
"Iya halo. Siapa yah?" tanya pak Anton bingung.
"Saya Santi... Sekretarisnya nona Nanda..." jawab wanita tersebut yang bernama Santi.
"Ada apa?" tanya pak Anton tidak sabar.
"Tolong kirimkan nomor WA nya pak Idris ke nomor ini..." jawab Santi.
"Baik akan segera saya kirim..." ucap pak Anton.
"Baik. Saya tunggu secepatnya..." balas Santi lalu memutuskan sambungan secara sepihak.
Pak Anton segera mencari nomor WA Idris. Setelah menemukannya, pak Anton mengirim nomor tersebut ke nomor Santi. Pak Anton menghela napas lega setelah mengirim nomor WA Idris. Lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Perusahaan Firma Group...
"Ini nomornya Nona..." ucap Santi memberikan ponselnya pada Nanda.
"Bagus... Kirim ke nomor WA saya..." perintah Nanda lalu mengembalikan ponsel kepada Santi.
"Baik Nona... Permisi..." ucap Santi menganggukan kepalanya kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja Nanda.
Tak berapa lama ponsel Nanda berbunyi tanda ada pesan masuk. Nanda segera membuka pesan dari sekretaris nya. Lalu menelpon nomor WA Idris yang baru saja dikirim oleh Santi.
"Halo?" ucap Nanda setelah telepon tersambung.
"Hallo. Assalamualaikum..." ucap Idris diseberang telepon.
"Waalaikum salam... Ini aku Nanda Firmadani..." balas Nanda.
"Ada apa Nona?" tanya Idris penasaran.
"Bersiaplah untuk pergi menemui ayahku..." jawab Nanda.
"Bukannya masih 2 hari lagi?" tanya Idris mengingat-ingat.
"Iya memang benar... Tapi ayahku meminta agar dipercepat..." jawab Nanda.
"Baiklah aku akan bersiap..." ucap Idris menghela napas.
"Oke..." balas Nanda lalu mematikan sambungan secara sepihak.
Nanda bangkit dari kursi kebesarannya. Berjalan keluar ruangan menuju lift agar lebih cepat sampai dilantai dasar. Lalu Nanda memerintahkan Alex untuk mengantarnya ke rumah Idris. Sebagai orang kepercayaan, tentunya Alex menuruti semua perintah dari atasannya itu.
"Kita akan pergi kemana Nyonya?" tanya Alex setelah Nanda duduk di jok belakang.
"Ke rumah pak Anton..." jawab Nanda.
"Baik Nyonya..." balas Alex lalu menjalankan mobilnya keluar dari area perusahaan Firma Group.
Setengah jam perjalanan terlewati hingga sampai di alamat tujuan. Sesampainya disana, Nanda segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Idris.
"Aku sudah diluar gerbang..." pesan Nanda.
"Baik aku segera keluar..." balas Idris.
Nanda menurunkan kaca mobil dan menyuruh Idris untuk masuk ke dalam. Idris pun segera masuk ke mobil dan duduk di samping Nanda dengan memberi jarak.
"Ayo jalan Alex!" perintah Nanda.
"Baik Nona..." balas Alex lalu menancap gas mobil dan menjalankannya menuju kediaman Firma.
Di mobil suasana begitu hening tidak ada yang memulai pembicaraan. Sudah satu jam akhirnya mereka sampai di kediaman Firma yang terlihat sangat mewah dibandingkan dengan kediaman lainnya.
"Ayo turun..." ucap Nanda setelah mobil berhenti tepat di depan teras rumah.
Alex dengan sigap turun dan membukakan pintu mobil untuk Nanda. Idris segera turun tanpa harus Alex yang membukakan pintunya. Setelah itu Nanda berjalan didepan dan menyuruh Idris agar berjalan berdampingan dengan nya. Karena Nanda tidak ingin ayah Rama mencurigainya.
Seketika pintu rumah terbuka dengan lebarnya. Para pelayan berjejer rapi ketika Nanda dan Idris berjalan memasuki kediaman Firma. Nanda melihat ayah Rama yang sedang duduk di ruang tamu sembari membaca koran.
"Ayah..." panggil Nanda sembari menghampiri ayah Rama.
"Kamu sudah pulang?" tanya ayah Rama menaruh koran di atas meja didepan nya.
"Sebenarnya... Aku ingin memperkenalkan calon suamiku pada ayah..." jawab Nanda melirik ke arah Idris.
Ayah Rama pun segera bangkit dari sofa. Dan memandangi Idris dari atas hingga ke bawah.
"Perkenalkan ini Idris ayah... Dan Idris ini ayahku Rama..." ucap Nanda memperkenalkan Idris pada ayah Rama.
Idris segera mencium tangan ayah Rama. Mendapat perlakuan seperti itu dari calon menantu membuat ayah Rama tersenyum bahagia.
"Silahkan duduk nak..." ucap ayah Rama mempersilakan Idris untuk duduk.
"Kamu ingin minum apa nak?" tanya ayah Rama setelah mereka semua duduk.
"Tidak perlu om... Terlalu merepotkan..." jawab Idris.
"Tidak perlu sungkan... Aku juga akan menjadi mertuamu nanti..." ucap ayah Rama sambil menepuk pundak Idris.
"Pelayan! Buatkan 3 jus alpukat segar! Cepat!" perintah Nanda pada seorang pelayan.
Pelayan tersebut segera pergi ke dapur untuk membuat jus alpukat permintaan dari majikannya itu. Sepuluh menit kemudian pelayan tersebut membawa 3 jus alpukat menuju ruang tamu dan menyajikannya dengan hati-hati di atas meja.
"Silahkan diminum tuan... Nona..." ucap pelayan tersebut lalu kembali ke dapur.
Ayah Rama menyuruh Idris agar meminum jus alpukat yang baru saja tersaji di atas meja. Hanya dibalas anggukan oleh Idris karena merasa tak enak hati.
"Bukannya kamu anaknya Anton yang berada di pesantren?" tanya ayah Rama mengingat-ingat.
"Iya om betul..." jawab Idris menganggukkan kepala lalu meletakkan jus alpukat itu ke meja.
"Dari dulu saya menantikan menantu seperti kamu... Saya kenal dengan Anton karena pernah menjalin kontrak bersama... Jadi saya tau sedikit tentang kamu... Jujur saya saya ingin sekali menjodohkan kalian dulu... " ucap ayah Rama yang membuat mata Nanda dan Idris membulat.
"Maksud ayah?" tanya Nanda yang tak paham.
Kontrak yang dijalin antaran ayah Rama dan pak Anton terjadi sebelum Nanda diangkat menjadi CEO. Maka dari itu Nanda merasa bingung dengan penuturan ayah Rama.
"Iya nak... Ayah dulu ingin sekali menjodohkan kalian... Tapi mengingat kamu masih kuliah jadi ayah urungkan..." jawab Rama.
"Jadi om dulu teman kerjasama papah saya?" tanya Idris.
"Iya betul... Lebih tepatnya tiga tahun yang lalu..." jawab ayah Rama.
Ternyata ayah mau menjodohkan ku dengan Idris?. Ya ampun aku menghindar dari perjodohan malahan aku bertemu suami yang sebenarnya adalah jodoh pilihan ayah... Batin Nanda.
"Jadi kalian mau menikah kapan?" tanya ayah Rama.
"Sebulan lagi yah..." jawab Nanda.
"Ayah senang dengan pernikahan kalian... Lebih cepat lebih baik..." ucap ayah Rama tersenyum hangat ke arah Idris dan Nanda.
"Iya om. Alhamdulillah..." balas Idris yang ikut tersenyum ke arah ayah Rama.
"Ayah aku ke kamar dulu..." ucap Nanda yang bangkit dari sofa dan pergi meninggalkan Idris dengan Rama diruang tamu.
Setelah berbincang-bincang sekitar 45 menit. Nanda turun dari lantai dua dengan baju yang berbeda dari sebelumnya.
"Maaf om... Saya pamit pulang..." ucap Idris dengan sopan.
"Kenapa cepat sekali?" tanya ayah Rama.
"Maaf sebelumnya om... Saya juga harus ngajar di pesantren jadi harus segera pulang ke rumah..." jawab Idris yang langsung diangguki oleh ayah Rams.
"Oh...Baiklah sering-sering berkunjung kesini yah calon menantu..." ucap ayah Rama.
"Iya om. Insya Allah..." balas Idris lalu bangkit dan mencium tangan Rama.
Lalu Nanda, Idris dan ayah Rama berjalan bersama menuju teras rumah. Disana mobil Nanda sudah siap dengan Alex yang akan menyetir.
"Saya pamit om... Assalamualaikum..." ucap Idris ketika ia akan masuk ke dalam mobil.
"Waalaikum salam... Hati-hati dijalan..." balas ayah Rama. Lalu Alex pun menutup pintu mobilnya.
Nanda hanya berdiri dengan tangan bersedekap didepan dada. Mobil pun mulai bergerak menjauhi kediaman Firma. Idris sedikit bahagia atas perlakuan ayah Rama yang sangat ramah dan tentunya berbeda dengan Nanda yang dingin dan cuek.
***
Sesampainya didepan rumaha Idris langsung turun dari mobil tanpa harus Alex yang membukakan pintu nya.
"Terima kasih banyak..." ucap Idris setelah turun dari mobil.
"Sama-sama tuan... Saya pergi dulu..." balas Alex lalu menjalankan mobilnya ke arah jalan raya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
reina
5 like hadir . dukung aku ya kak 🙏
2021-07-28
0
Rangga
Kaya mulai seru thor
2021-03-31
0
Marchel Mom's
takhlukkan nanda mas idris. semangattttt🤩
2021-01-22
1