✨Kabar**✨**
"Insya Allah Ning...Jika Allah meridhoi..." jawab ku yang masih tetap merendahkan kepala.
"Amin mas Idris...Rekha doakan semoga sakinah mawadah warohmah..." ucap Rekha.
"Amin ning.... Terima kasih Ning atas doanya..." ucap ku.
"Sama-sama... Dan juga Rekha berterima kasih atas pengabdian mas Idris sama Abah...Semoga dapat bermanfaat dunia dan akhirat mas..." ucap Rekha.
"Amin Ning..." ucap ku sambil mengusap wajah dengan menggunakan kedua telapak tangan.
"Ya sudah kalau begitu...Ini ada oleh-oleh dari Abah untuk mas Idris dan juga keluarga..." ucap Rekha sambil memberikan sekantung plastik berwarna biru muda pada ku.
"Terima kasih Ning...Maaf kalau selama ini mas Idris punya salah dan khilaf mohon dimaafkan..." ucap ku sambil menerima pemberian dari Rekha.
"Rekha udah maafin semua kesalahan mas ko...Dan Rekha juga minta maaf kalau udah lancang pernah suka sama mas Idris..." ucap Rekha yang membuatku merasa bersalah.
"Itu semua datang dari Allah Ning...Kita hanya perlu menerima dan menjalaninya..." balas ku yang membuat Rekha menitikkan air matanya.
"Iya mas... Bismillah semoga Rekha bisa menjalaninya..." balas Rekha sambil mengusap air matanya.
"Iya Ning...Mas Idris pamit...Syukron jazilan..." ucap ku sambil mengatupkan kedua tangan ku didepan dada.
" 'Afwan... Hati-hati dijalan mas..." balas Rekha lalu membalikkan badannya dan berjalan masuk ke arah ndalem.
Flashback off...
Tak terasa air mata ku tiba-tiba mengalir membasahi pipi. Dengan segera ku usap air mata itu agar tidak ada orang yang tahu.
Ku pejamkan mata ini yang terasa semakin berat. Dan tak lama kemudian ku terlelap dalam mimpi yang indah disana.
Nanda...
Dret...dret...dret...
Bunyi ponsel yang terletak diatas meja membuat Nanda terbangun dari tidurnya. Segera Nanda angkat panggilan itu karena mungkin saja itu panggilan dari perusahaan atau rumah sakit tempat dirawatnya Rama yang menurutnya sangatlah penting.
"Halo nyonya..." ucap seseorang dari sebrang telepon.
"Iya halo Andi...Ada apa?" tanya Nanda setelah mengetahui suara yang begitu familiar ditelinga nya.
"Seorang mata-mata perusahaan sudah menemukan tempat laki-laki yang telah membawa uang 100 juta milik perusahaan nyonya..." jawab Andi.
"Tangkap orang tersebut dan penjarakan dia dibawah sel tanah tersembunyi..." perintah Nanda yang bersifat mutlak bagi Andi.
"Baik nyonya...Dan satu kabar lagi buat nyonya..." ucap Andi.
"Apa itu Andi?" tanya Nanda penasaran.
"Pria yang membawa uang 100 juta milik nyonya adalah anak kandung dari calon suami nyonya Rini..." jawab Andi tegas.
"Apa??? Jadi mereka bersekongkol?" tanya Nanda terkejut.
"Benar sekali nyonya...Mereka berniat untuk menghancurkan perusahaan Firma Group dan mengambil alih perusahaan tersebut...Dengan cara menikahi nyonya Rini..." jawab Andi.
"Baiklah sekarang yang terpenting kerahkan seluruh anak buahmu untuk berjaga-jaga di dua rumah sakit dan perketat perusahaan..." perintah Nanda yang kemudian dijawab oleh Andi dengan tegas.
"Laksanakan nyonya!" balas Andi lalu mematikan sambungan telepon secara sepihak.
Setelah mendengar kabar dari Andi tentang orang yang telah mengelabuinya dan juga menodai Naya, Nanda merasa hatinya sedikit lega. Tinggal menunggu waktu nya tiba Nanda pasti akan melihat dan memberi pelajaran pada orang tersebut.
"Kak..." panggil Naya dengan suara lemahnya.
Nanda yang merasa dipanggil segera menoleh dan menghampiri adik tercinta nya.
"Iya dek...Ada apa?" tanya Nanda yang merasa khawatir dengan keadaan Naya.
"Aku ingin bertemu dengan ayah kak..." jawab Naya.
"Tapi keadaan mu belum pulih dek... Tunggulah hingga kamu benar-benar pulih yah..." ucap Nanda dengan suara yang begitu lembut.
"Tapi kak..." ucap Naya.
"Tidak ada tapi-tapian... Sekarang yang terpenting adalah kesehatan mu dek...Apakah kamu mau ayah melihat mu dengan kondisi seperti ini?" jelas Nanda sekaligus menanyakan pada Naya.
"Tidak kak...Tapi aku rindu pada ayah..." jawab Naya.
"Hari ini kakak akan mengunjungi ayah...Dan kamu akan ditemani oleh Alex untuk sementara waktu yah..." ucap Nanda.
"Sampaikan salam ku padanya kak..." ucap Naya dengan disertai senyuman dibibir pucatnya.
"Iya kamu tenang saja...Akan kakak sampaikan salam rindumu itu pada ayah..." balas Nanda yang ikut tersenyum agar bisa memberi semangat pada adiknya.
"Terima kasih kak..." ucap Naya.
"Sama-sama dek..." balas Nanda.
Tak lama kemudian masuklah seorang suster sambil membawa nampan yang berisi bubur, sup dan juga buah-buahan diatasnya. Dengan segera Nanda menerimanya dan meletakkannya di atas meja samping tempat tidur Naya.
"Dokter menyarankan agar nona memakan banyak buah agar cepat pulih..." ucap suster yang bernama Tias.
"Terima kasih atas sarannya sus..." ucap Nanda disertai senyuman yang terukir dibibir nya.
"Sama-sama...Saya pergi dulu...Jika ada apa-apa bisa langsung menghubungi saya dengan memencet tombol berwarna hijau disamping tempat tidur nona Naya..." ucap suster Tias dengan sopan nya.
"Baik sus..." balas Nanda dengan anggukan kepala nya tanda mengerti.
Kemudian suster Tias pun pergi dari kamar Naya untuk melanjutkan tugasnya sebagai suster. Dan Nanda pun mengambil beberapa buah yang berada di atas nampan lalu mengupasnya secara perlahan.
Tok...tok...tok...
"Masuk!" ucap Nanda sambil melirik ke arah pintu.
Tak berapa lama masuklah seorang pria dengan berpakaian serba hitam. Nanda pun tersenyum ketika melihat pria tersebut.
"Selamat pagi nyonya..." ucap pria tersebut yang tak lain adalah Alex.
"Pagi Alex..." balas Nanda sambil meletakkan buah-buahan yang telah dikupas dan pisau di sebuah piring khusus.
"Tuan Rama mencari anda nyonya..." ucap Alex memberi tahu.
"Aku sudah tau itu...Ayah tidak akan melupakan ku walaupun dia sedang sakit sekali pun..." balas Nanda lalu menyuapi Naya dengan bubur yang masih hangat.
"Aku juga salut dengan tuan Rama...Dia begitu tegar menghadapi setiap masalah dan juga cobaan... Terutama menjadi seorang CEO..." ucap Alex yang membuat Nanda tersenyum ke arahnya.
"Baiklah Alex...Jagalah Naya disini...Aku akan pergi menjenguk ayah..." ucap Nanda yang merupakan perintah bagi Alex.
"Baik nyonya...Ini kunci mobilnya..." ucap Alex lalu menghampiri Nanda dan memberikan kunci mobil dengan gantungan foto Nanda dan juga Rama.
"Terima kasih...Kakak pergi dulu yah dek...Jaga dirimu baik-baik..." ucap Nanda lalu mencium kening Naya.
"Hati-hati dijalan kak..." ucap Naya lalu diangguki oleh Nanda.
Nanda pun mengambil tasnya yang berada diatas meja sofa. Kemudian berjalan keluar menuju parkiran dimana mobil mewahnya terparkir disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
AL Vinoor
ku,ini siapa ya.
2022-01-29
0
Winarmi
kurang jelas .....critax...tidak nyambung....
2021-09-07
0
*hanya wanita biasa*
jgn2 yg bwa kbur uang itu pcar nya Nanda🤔🤔🤔
2020-12-14
1