Jihan terlihat sedang menikmati makan siang nya di sebuah cafe cukup luas dan nyaman cafe itu memang sering di datangi anak anak kampus siang ini lumayan sepi tak seramai biasa nya,
''Kamu mau makan apa Lea,'' tanya Jihan seraya melihat buku menu
''Aku lapar ingin makan nasi pokok nya,'' ucap Lea melihat menu nasi yang ada di buku menu itu,
''Aku juga,'' Jihan juga memilih menu yang sama dengan lea ayam bakar sambal cobek dua minuman jus jeruk segar menjadi pilihan,
Hampir sepuluh menit menunggu, pesanan kedua nya datang juga Jihan dan Lea menikmati santap siang nya yang sudah terlambat setelah selesai makan siang Jihan pamit ke toilet, dua bodyguard yang sedari tadi mengawasi Jihan juga mengikuti gadis itu masuk kedalam toilet,
Hampir sepuluh menit Jihan berada di dalam toilet gadis itu ke luar untuk cuci tangan setelah itu ke luar dari toilet baru melangkah Jihan di tarik paksa seseorang yang juga membekap mulut nya dengan saputangan
''Hei kalian siapa lepas kan nona Jihan,'' teriak dua bodyguard Jihan
Tiba tiba ada empat pria datang menghadang bodyguard Jihan perkelahian pun tidak bisa di elak kan terdengar keributan dari arah toilet membuat Lea beranjak dari duduk nya dan melihat apa yang terjadi sekilas Lea melihat Jihan di bekap dan diseret paksa melalui pintu belakang,
''Jihaaann?'' teriak Lea menambah keributan yang ada bukan hanya teriakan Lea tapi beberapa pengunjung wanita juga ada yang berteriak
''nona sebaik nya anda tenangkan diri biar nona jihan kami yang cari,'' ucap salah satu bodyguard mencoba menenangkan Lea yang sudah menangis histeris
''Kamu siapa kamu kan yang sedari tadi membuntuti ku dan jihan,'' tanya Lea sambil tersedu
''Ya anda benar nona, kamu orang orang suruhan tuan Bara untuk melindungi Nina Jihan,'' terang nya
''Benar kah kalian tidak bohong kan,'' ucap Lea memastikan
''Benar nona anda percayakan nona Jihan pada kami dan sebaik nya anda ikut dengan saya biar saya antar pulang,'' karna takut Lea menurut mengikuti langkah kaki bodyguard cantik itu
Sedang di dalam mobil jihan terus meronta meminta di lepas kan akan tetapi tidak bisa bersuara mulut Jihan sudah tertutup plaster besar,
''Diam lah perempuan sialan jangan buang tenaga mu untuk meronta, simpan saja untuk melayani bos kami nanti,'' ucap seorang pria dengan perawakan cukup menyeramkan di barengi tawa yang cukup keras dari beberapa pria yang ada di mobil itu
Jihan tidak bisa melihat satu persatu yang jelas mereka lebih dari empat orang, Jihan meneteskan air mata nya mengingat semua ucapan Lea tadi yang mencurigai ada orang sedang mengawasi nya dan Lea, sampai di sebuah parkiran Jihan di bawa paksa bak karung beras mereka menggendong Jihan masuk kedalam kamar hotel mereka melepas lakban yang menutup mulut Jihan dan memaksa nya meminum air dalam botol karna haus jihan meminum saja air itu mengira air minum biasa,
''Hello bos tugas kami sudah selesai,'' ucap salah satu pria yang mengendong Jihan tadi
Lima menit kemudian datang seorang pria mengenakan topi dan juga masker Jihan tidak bisa mengenali siapa orang itu,
''Kalian semua boleh keluar kerja bagus,'' pria bertopi itu melempar amplop coklat yang berisi uang cukup banyak,
Pria itu duduk di sofa sambil memperhatikan Jihan yang melotot ke arah nya gadis itu juga berteriak menanyakan siapa dia,
''Mau apa kamu jangan mendekat,'' teriak Jihan dengan sorot mata penuh ketakutan
pria bertopi itu tidak bicara sepatah kata pun melainkan mendekati Jihan lalu membelai pipi Jihan dengan lembut kemudian mencengkram pipi jugan dan menatap nya tajam
''Lepas,'' jihan membuang muka ke samping
''Jangan Macam macam kamu,'' teriak Jihan suara nya terdengar parau Jihan mulai merasa panas di sekujur tubuh nya
Pria itu tersenyum miring di balik masker nya obat yang anak buah nya kasi ke Jihan sudah mulai bekerja, perlahan pria itu, membuka ikatan tangan Jihan, gadis itu tak lagi meronta akan tetapi merasa gerah dan sesak nafas kabut gairah mulai menguasai nya, pria itu hendak memajukan wajahnya mencium Jihan
Braaak terdengar suara pintu yang di dobrak dari luar dengan sekali tendangan
''Lepas kan brengsek,''
Teriak Julian menarik paksa kerah baju pria itu dari belakang lalu melayang kan pukulan nya, sadar diri nya dalam bahaya pria itu melarikan di secepat kilat, keluar dari kamar hotel itu,
''Jangan lari b*Jing*n,'' teriak Julian, langkah kaki nya terhenti saat mendengar suara parau Jihan yang meminta tolong
''Tolong aku,'' ucap nya berjalan mendekati Julian dan memeluk nya dari belakang,''
''Nona Jihan sadar lah ini aku Julian,'' Julian menahan bahu Jihan yang terus ingin memeluk nya,
''Tolong aku,''kembali Jihan meminta tolong
''Nona sadar lah, gawat bisa di kubur hidup hidup aku dengan pak bara,'' ucap Julian saat Jihan kembali memeluk diri nya dan berhasil mencium tengkuk Julian,
''Nona maaf saya harus melakukan ini,'' Julian melepas dasi nya dan mengikat tangan Jihan yang berusaha meraih diri nya dan memeluk nya,
''Aku kepanasan tolong aku,'' ucap Jihan dengan suara serak nya
''Maaf nona saya tidak bisa menolong anda, sebaik nya bertahan sebentar tunggu pak Bara sebentar lagi juga datang
Bukan hanya tangan jihan yang Julian ikat tapi kaki Jihan juga selain menghentikan gerakan Jihan yang terus mengejar nya Julian juga menghentikan gerakan gelisah Jihan yang hendak membuka kaki nya pasal nya Jihan mengenakan dress selutut yang akan memperlihat kan area sensitif nya,
''Ini sudah aman biarkan seperti ini saja, sampai pak bara datang,'' ucap Julian duduk di sofa sambil mengatur nafas nya mata Julian tidak sengaja melihat sesuatu ke arah meja nakas terdapat holder yang sudah ada camera nya dan camera itu sudah menyala,
''Kurang ajar sekali rupanya Denis sudah menyiap kan semua nya, tapi bagus lah kalau ada camera, biar pak Bara nanti tidak susah susah menjelaskan pada nona Jihan, pak bara terpaksa melakukan nya karna memang untuk menolong nona Jihan,'' gumam Julian melihat camera yang sudah menyala kemudian berganti melihat Jihan yang terus meronta meminta tolong dengan tangan dan kaki yang terikat
''Julian,'' panggil bara pria itu ter engah engah mengatur nafas nya
''Apa yang sudah kamu lakukan Julian,'' teriak bara yang hendak melayang kan tinju nya
''Sebentar pak anda salah faham, ini saya terpaksa mengikat nona Jihan karna nona Jihan bertindak agresif terhadap saya, mereka memberi Mona Jihan obat perangsang dosis tinggi,'' terang Julian
''Kurang ajar,''
Mata bara sungguh tidak tega melihat Jihan dengan tangan dan kaki yang terikat sedang keringat terus mengucur dari pori pori nya, tatapan nya juga sayu memohon untuk seseorang segera membebas kan nya dari gairah yang terus menjalar memanas di sekujur tubuh gadis itu,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
aqil siroj
si bara bisa ngerasain perawan itu 😅
2023-09-14
0