Bara menatap wajah damai yang tertidur di sofa kamar nya, Jihan tertidur di kamar Bara, pria itu tersenyum kecut kenapa bukan Jihan yang menjadi istri nya, bara tidak akan berpikir keras bagai menyampaikan keadaan rumah tangga nya pada sang mama, kesehatan Kinasih yang paling utama, seandainya ia menikahi gadis yang sedang tidur pulas itu mungkin bara sudah memberikan kabar baik soal kehamilan istri nya, tapi sayang nya hampir lima bulan pernikahan nya dengan Tyas bara sama sekali tidak pernah menyentuh istri nya, kalau pun Tyas hamil itu bukan anak Bara,
Perlahan Bara memindah kan tubuh kecil jihan ke ranjang nya, merebahkan dengan sangat hati hati, kemudian menarik selimut sebatas dada, bara mengambil satu bantal dan selimut lain dari dalam lemari merebahkan diri di sofa, menyusul Jihan yang sudah terlelap,
PAGI HARI
''Ya tuhan ini jam berapa,'' Jihan menggeliat dari tidur nya mencari ponsel nya tapi tidak ada,
''Tunggu ini kamar bukan kamar ku,'' Jihan menyibak selimut mendapati diri nya masih mengenakan pakaian semalam
''Apa aku tidak mengganti pakaian ku semalam,'' gumam nya lagi Jihan duduk di tepi ranjang kaget melihat Bara yang baru selesai mandi ke luar dari kamar mandi,
''Mas Bara kenapa di kamar Jihan,'' seru nya dengan suara yang masih serak,
''Kamu sudah bangun,'' ucap bara alih alih menjawab pertanyaan Jihan gadis itu mengedarkan pandangan melihat sekeliling ini bukan kamar nya,
''Mas Bara kenapa tidak membangun kan Jihan tadi malam,'' lirih nya
Melihat penampilan Bara yang hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya bara mengacak rambut nya yang basah mengenakan handuk kecil, tubuh nya yang atletis di tambah tetesan air yang masih setia tidak mau berhenti membuat kadar ketampanan Bara meningkat drastis tanpa sadar Jihan menelen ludah, Jihan membuang muka melihat ke arah lain menetralisir degub jantung nya
Sungguh pahatan yang sempurna, gumam nya pelan
''Kamu tidur sangat pulas aku tidak tega membangun kan mu,'' ucap Bara
''Aku jadi kesiangan, sudah jam segini sempat bikin sarapan,'' ucap Jihan lagi,
''Tidak usah bikin sarapan cepat bersiap sekarang, kita sarapan di luar,'' ucap bara kemudian kembali ke kamar mandi untuk mengganti pakaian nya Jihan beranjak dari pinggiran ranjang bergegas keluar dari kamar mara,
''Kenapa aku jadi degdegan gini ya,'' gumam Jihan memegangi dada nya
Jihan masuk kekamar nya dan bersiap tiga puluh menit kemudian gadis itu sudah selesai dengan pakaian kasual nya bersiap kuliah,
''Kamu sudah selesai Jihan,'' tanya bara yang saat ini juga sedang keluar dari kamar nya mereka bertemu di depan pintu kamar masing masing,
''Sudah kita berangkat sekarang,'' ucap Jihan seraya melempar senyum melihat Bara dengan pakaian kantor nya terlihat sekali sangat berkarisma dan berwibawa,
''Kalian tidak sarapan dulu,'' seru Tyas yang sedang duduk di meja makan melihat adik dan suami nya hanya melewati nya,
''Jihan tidak sarapan mbak sudah telat,'' ralat Jihan sedang Bara cuek seakan tidak ada Tyas di sana
''Istri nya yang mana adik ipar nya yang mana sih, turun bersama seperti suami istri saja sarapan juga kompak tidak mau,'' Tyas meletak kan cangkir teh dengan kasar kesal dan marah semakin hari bara dan Jihan semakin dekat saja,
''Apa mungkin mereka benar benar ada hubungan ya,'' gumam Tyas menerka neraka,
Bara sendiri memilih membawa Jihan sarapan di luar karna tidak mau sarapan bersama Tyas,
''Jihan kenapa kamu tidak mau membawa mobil sendiri, aku lihat kamu lebih sering naik taksi,'' tanya bara penasaran karna sering nya melihat mobil Jihan terparkir jarang di gunakan,
''Iya Jihan masih ingin menikmati suasana di sini, nanti kalau sudah bosan Jihan akan bawa mobil,'' terang Jihan,
''Mau sarapan apa,'' tanya bara saat sudah menjalan kan mobil nya,
''Di depan ada pertigaan nanti belok kiri ya, di sana ada banyak makanan,'' terang Jihan
''Bukan nya di sana itu pasar ya se tau ku,'' ucap bara memastikan
''iya mas bara benar makanan di sana enak enak lho,'' lanjut Jihan bercerita
''Kamu pernah pergi kesana,'' tanya bara lagi
''Iya sering sama teman ku Lea,''
''Teman mu yang ikut makan siang waktu itu ya,'' ucap bara lagi terlihat lega saat Jihan mengangguk pelan
''teman mu itu terlihat cerdas,'' ucap bara pelan
''Iya mas Bara benar, Lea bisa masuk ke kampus itu karna ikut tes biaya siswa, dari seribu calon maha siswa yang mendaftar Lea salah satu yang terpilih,'' terang Jihan
''Bilang sama teman mu nanti kalau sudah selesai kuliah langsung saja datang ke perusahaan biar dia bekerja di perusahaan mas,'' ucap bara yakin
''Kenapa mas bara seyakin itu dengan Lea apa tidak di Tes dulu seperti karyawan lain nya,'' tanya Jihan penuh selidik
''Tidak perlu melakukan tes terhadap teman mu itu, mas tau dia sangat kompeten, tidak mudah masuk ke kampus ternama tentunya butuh usaha,'' lanjut bara,
Taknterasa bara sudah sampai di tempat yang Jihan ingin kan pasar, suasana yang cukup ramai Bara terlihat ragu untuk turun, terlihat hanya pedang sayur Bara sama sekali tidak melihat pedagang makanan seperti yang Jihan bilang tadi,
''Mas Bara ayok turun,'' ajak Jihan
''Jihan sebentar yakin kita makan disini, tidak ada pedagang makan yang ada hanya sayur mentah,'' ucap Bara mata nya melihat sekeliling
''Tidak di sini mas kita hanya perlu melewati ini di sebelah sana, mobil tidak bisa masuk,'' terang Jihan,
ragu Bara mengikuti langkah Jihan masuk kedalam pasar, sesekali Bara menahan nafas nya saat bau pasar yang has masuk menyeruak mencemari indra penciuman nya, Presdir cakrawala group itu terlihat norak hanya Bara yang mengenakan Setelan kantor saat orang sekitar hanya mengenakan pakaian biasa terlihat kotor saat kuli panggul itu membawa barang di pundak nya,
''Mas Bara sini duduk sini,'' titah Jihan melihat bara masih berdiri dengan kebingungan nya,
tempat nya lumayan bersih tidak seperti pasar sayur tadi, bara duduk di antara ibuk ibuk yang juga sedang menikmati sepiring nasi uduk
''Mas Bara pernah makan ini, nama nya nasi uduk,'' ucap Jihan menjelaskan
''Pernah tapi mama yang masak, makan di tempat seperti ini baru pertama kali,'' ucap bara seraya meraih tisu mengelap meja menggunakan tisu hampir habis satu kotak
''Mas Bara tisu orang bisa habis hanya untuk membersih kan meja,'' ucap Jihan heran melihat bara
''Aku akan ganti rugi nanti,'' jawab Bara segera
Tak lama kemudian dua porsi nasi uduk sudah terhidang di hadapan Bara dan Jihan lagi lagi Bara tampak ragu menyantap nya, Bara benar benar meragukan kehigenisan tempat itu,
''Mas sudah ayok di makan ini enak tau,''
Jihan terlihat sangat menikmati sarapan nasi uduk nya itu tidak dengan bara meski sangat cocok dengan lidah nya bara takut dengan kebersihan nya pria itu makan sambil berdoa semoga tidak diare
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments