''
''
''
Di pagi hari sebelum keluar kamar Tyas masih galau apa yang harus di perbuat nya tidak mungkin bersikap cuek terhadap Bara di depan Jihan adik nya itu gadis pintar yang tidak mudah sekali di bohongi,
Tyas keluar dari kamar nya dengan ragu mengetuk pintu kamar Bara perlahan sebisa mungkin tidak terlalu keras asal Bara mendengar pintu kamar nya di ketuk dari luar agar tidak terdengar juga oleh Jihan,
''Ada apa,'' tanya Bara datar
''Bar ada adik ku kemarin datang dari Jerman dia mau kuliah disini,''
''Aku sudah tau,'' jawab Bara cepat
Tyas nyelonong masuk ke kamar bara dan menutup pintu kamar bara
''Ada apa lagi apa kamu ingin bersandiwara di depan adik mu,'' ucap Bara dapat menebak apa yang ingin Tyas bicarakan
''Ya seperti itu kamu tidak ingin kan kedua orang tua kita tau tentang kita,'' ucap Tyas
''Bagus dong lebih cepat mereka tau cepat juga kita bercerai tidak perlu menunggu satu tahun'' ucap Bara cuek masih dengan nada datar nya
''Ya tidak bisa begitu apa alasan yang akan kita berikan kenapa cepat sekali kita bercerai baru juga satu bulan kita menikah,'' protes Tyas tidak terima
''Kenapa tidak bilang saja kamu sudah punya kekasih setiap malam pulang larut terkadang juga tidak pulang dan ini lagi jangan pernah bilang aku yang buat, menyentuh mu pun aku enggan apa lagi membuat tanda ini di leher mu, ku harap kamu bisa menutupi ini jangan sampai adik mu tau berpikir aku yang melakukan nya,'' ucap bara menunjuk tanda kismark yang selalu ada di leher Tyas setiap kali pulang ke rumah
''Maaf aku akan menutupi nya,'' ucap Tyas sambil menunduk,
''Keluar lah dari kamar ku,'' ucap bara lagi
''Masalah sandiwara kita bagai mana,'' tanya Tyas lagi
''Kamu Pikir sendiri kenapa harus aku yang memikir kan nya kalau aku mau nya biar semua orang tau, aku muak kehidupan penuh drama,'' Bara mendorong pelan tubuh Tyas agar keluar dari kamar nya
Bara sangat tau kenapa Tyas tidak menolak pernikahan ini, itu karna Tyas bisa menggunakan nama bara untuk batu loncatan nya sebagai desainer baju para artis untuk nya melejit kan karir dan nama nya,
''Gimana sih Bara bukan nya mau di ajak bersandiwara malah nyuruh aku yang mikirin semua sendiri seharusnya kan kompak bersama,'' gerutu Tyas kesal ''ini lagi si Denis suka sekali membuat tanda ini di leher ku mana banyak lagi,'' ucap Tyas semakin kesal
''Mbak Tyas,'' panggil Jihan menghampiri kakak nya kemudian menghambur ke pelukan sang kakak
''Jihan kangen tau, maaf ya Jihan gak bisa pulang saat pernikahan mbak Tyas sama mas Bara,'' ucap Jihan
''Kamu sudah bertemu dengan Bara,'' tanya Tyas ingin tau
''Sudah tadi malam, mbak Tyas itu yang pulang larut malam jangan di biasa in lagi, mbak Tyas kan sudah menikah dan bersuami rubah lah sedikit kebiasaan mbak itu,'' ucap Jihan sedikit menasehati sang kakak
''kamu tau kan mbak mu seorang desainer mbak pulang larut malam karna banyak pesanan baju para artis untuk pesta dan acara acara penting lain nya, apa kamu tidak bangga,'' ucap Tyas meralat yang sebenar nya Tyas datang ke apartemen sang kekasih ya itu Denis,
''Ya sudah kita turun sekarang,'' ucap Jihan mengajak kakak nya turun untuk sarapan
''Kamu turun saja dulu mbak turun bareng Bara,''
Tyas masih ingin menutupi bercak merah di leher nya, menutup nya dengan makeup akan tetapi Jihan sudah melihat nya barusan Jihan diam tidak berkomentar apa apa, menurut nya itu hal wajar bagi wanita yang sudah menikah,
''Bar kita turun bersama,'' ucap Tyas saat melihat Bara ke luar dari kamar nya
''Jalan sendiri,'' Bara menepis kasar tangan Tyas saat Tyas hendak meraih tangan Bara untuk bergandengan tangan
''Iya aku tau setidak nya kan lebih mesra sedikit,'' gerutu Tyas kesal
''Ini apa Jihan nasi goreng,'' tanya Tyas tidak percaya
''Iya ini aku lho yang masak, aku rindu sarapan seperti ini,'' ucap nya senang menyendok nasi goreng ke piring nya,
''Aku mau dong ambilin juga untuk ku,'' ucap bara seraya menjatuhkan bobot tubuh nya di kursi meja makan
Jihan diam melihat sang kakak tak kunjung mengambil kan nasi untuk bara, Tyas malah memilih sarapan roti,
''Mbak Tyas mas Bara mau tuh nasi goreng nya kenapa tidak di ambilin,'' tanya Jihan heran
''Kan Bara bisa ambil sendiri, kenapa harus di ambilin segala,'' Jihan berdecak kecil dengan tingkah sang kakak
''Ya kan mbak Tyas istri nya mas Bara wajib seorang istri melayani suami nya,'' sindir Jihan seraya mengambil kan nasi goreng untuk bara
''Ya kali nasi goreng di hadapan nya masih mau di ambil kan, ambil sendiri juga bisa,'' ucap Tyas tidak mau di salah kan
''Mbak Tyas tidak mau nasi goreng nya,'' tanya Jihan melihat kakak nya itu sarapan dengan roti
''Itu Karbo nya banyak, secara aku harus menjaga bentuk badan agar tetap ideal, tidak lucu kalau seorang desainer berbadan gemuk dan gempal,'' ucap Tyas yang tidak mau berubah bentuk badan nya hanya karna makan nasi goreng
''Ya kan hanya sekali Jihan rasa tidak apa apa mbak,''
''Ini enak sekali pandai kamu masak Jihan,'' puji Bara menikmati nasi goreng buatan adik ipar nya,
''Terimakasih mas bara suka, tambah lagi ya,'' ucap Jihan bersiap mengambil lagi nasi goreng untuk bara pria itu tidak menolak karena nasi goreng buatan Jihan memang enak ada nya,
''Apa iya enak, seperti nya memang enak bara sampai nambah,'' batin Tyas berkata sekilas melirik sang adik yang melayani suami nya
''Kamu sudah punya tujuan mau kuliah di kampus mana,'' tanya Tyas ingin tau
''Jihan memilih kuliah di kampus x,''
''Bagus itu Jihan aku dulu juga kuliah di sana,'' jawab Bara menimpali
''Oh ya Jihan dengar di sana banyak sekali jurusan nya dan juga Jihan punya teman yang memang juga kuliah di sana,'' jawab Jihan
Tyas diam mengamati interaksi antara adik dan suami nya cepat sekali Jihan akrab dengan Bara padahal baru kemarin Jihan sampai ke Indonesia,
''Kamu naik apa kalau kuliah Jihan, mas lihat tidak ada mobil lagi di sini selain mobil kakak mu,'' tanya Bara ingin tau
''Sebenar nya ada mobil papa yang di bawa om hari dan mobil lainnya di sana, kalau disini sayang kan tidak ada yang memakai dan merawat nya kalau kamu mau nanti biar mbak hubungi om hari untuk membawakan satu mobil untuk mu,'' ucap Tyas menimpali
''Itu gampang mbak, Jihan masih ingin istirahat beberapa hari dulu, Jihan ingin jalan jalan keliling kota jakarta, dua tahun tidak pulang pasti banyak sekali yang berubah dengan kota ini,''
''kalau Mau jalan jalan nanti biar mas yang anterin Jihan,'' sela Bara menawar kan diri,
Tyas semakin heran Bara juga cepat sekali akrap dengan sang Adik Jihan secara bara orang nya dingin dan cuek kok bisa bara cepat akrab, sedang Jihan orang nya memang ramah dan ceria
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments