''
''
''
Jihan sedang sibuk berkutat dengan masakan nya, gadis itu benar benar rindu dengan masakan rumahan khas Indonesia,
''Mas Bara sudah pulang,'' tanya Jihan melihat kakak ipar nya itu datang mendekat
''Heum aku mau ke kamar tapi mencium aroma harum dari dapur aku jadi lapar,'' tutur Bara
''Mas Bara mandi lah dulu setelah ini kita makan bersama,'' Jihan sudah selesai dengan masakan nya ia juga akan naik ke atas dan mandi,
''Iya tunggu sebentar ya,'' Jihan tersenyum dan mengangguk,
Bara bergegas naik keatas menuju kamar nya tanpa Bara tau Jihan mengikuti nya dari belakang yang juga akan menuju kamar nya,
Sesampai nya di lantai atas Jihan mengerut kan kening nya saat melihat bara masuk ke kamar di sebelah Jihan yang biasa nya di pakai untuk tamu saat datang menginap
''Kenapa mas bara masuk ke kamar itu tidak mungkin kan lupa untuk yang ke dua kali nya, masak iya lupa terus bukan kah sudah sebulan lebih mas Bara tinggal di rumah ini, dan ini memang sengaja mas Bara masuk ke kamar itu,'' heran Jihan berdiri di depan pintu hampir lima menit bara tak kunjung ke luar Jihan menoleh ke arah samping di mana kamar kakak nya berada
''Pusing aku mikirin ini nanti saja aku tanyakan sama mbak Tyas,'' Jihan bergegas masuk ke kamar nya dan mandi
Tak lama kemudian Jihan maupun Bara sama sama sudah selesai mandi perlahan jihan membuka pintu kamar nya, hendak ke luar dari kamar langkah nya terhenti di depan kamar yang Bara masuki tadi, rasa penasaran nya begitu besar tangan Jihan perlahan terulur hendak membuka pintu kamar itu, tapi ia urungkan,
''Ah tidak lain kali saja saat tidak ada orang di rumah,'' gumam nya, Jihan bergegas turun kebawah
''Mas Bara mau makan sekarang,'' tanya Jihan melihat kakak ipar nya itu baru turun dari tangga,
''Iya aku sudah sangat lapar,'' jawab nya menghampiri Jihan yang berdiri di pinggiran meja makan,
''Duduk lah mas biar aku siap kan nasi untuk mas Bara,'' dengan cekatan gadis itu melayani bara di meja makan tugas yang seharusnya Tyas lakukan,
''Pandai sekali kamu masak Jihan, berbeda dengan kakak mu,'' ucap Bara tanpa sadar membanding kan Jihan dengan Tyas
''Iya juga sih, mbak Tyas memang gak suka masak,'' jawab Jihan apa ada nya kakak nya itu sedari dulu memang gak suka berada di area dapur katanya mau bawang kotor dan lain sebagai nya
''terlalu di manja mungkin,'' jawab Bara sekena nya
''Di manja,'' kening Jihan mengkerut, ''mama tidak pernah pilih pilih dan membedakan antara aku dan mbak Tyas, kami di besarkan dengan kasih sayang yang sama, aku juga di manja,'' jawab Jihan apa ada nya
''Ya aku tau,'' jawab Bara ''tidak semua buah dalam satu pohon semua nya baik akan ada yang busuk,'' tentu saja bara hanya bisa mengatakan nya dalam hati, mengingat perbedaan Tyas dan jihan sangat kentara sekali,
Setelah makan malam selesai Jihan segera membereskan meja makan gadis itu sangat cekatan meski tinggal di luar negri sama sekali Jihan tidak manja Bara hanya melihat nya dari kejauhan
''Mas Bara mau kopi,'' tawar Jihan mendekati Bara
''Apa tidak merepotkan mu,'' bara menoleh ke arah Jihan yang berdiri tak jauh su belakang nya
''Tidak apa apa, sekalian mumpung aku masih di dapur,'' jawab Jihan
''Terimakasih ya Jihan,'' gadis itu hanya mengangguk kemudian kembali ke dapur membuatkan sang kakak ipar kopi,
Tak lama ke kemudian Jihan datang membawa secangkir kopi untuk bara dan coklat panas untuk nya dan juga ada buah potong untuk pendamping,
''Apa setiap hari mbak Tyas pulang larut malam, kemarin juga seperti itu,'' tanya Jihan ingin tau
''Aku tidak tau mungkin kakak mu banyak pekerjaan,'' jawab Bara apa ada nya tidak ingin ada yang di tutupi sebisa nya bara akan menjawab pria itu tidak mau berbohong jika seandainya Jihan menanyakan prihal pernikahan nya dengan Tyas,
''Bagai mana bisa mas Bara tidak tau istri nya setiap malam pulang larut malam,'' batin Jihan bertanya
''Sewajar nya, menurut ku kalau sudah punya suami ya sebisa mungkin tidak pulang larut setiap malam kalau bisa di sore hari sebelum suami pulang dari kantor istri sudah lebih dulu berada di rumah,'' terang Jihan Som bijak
''Kenapa kamu tidak nasehati saja kakak mu itu,'' ucap bara cepat
''Kenapa harus aku mas Bara kan suami nya, mas Bara punya hak untuk menasehati istri mas Bara termasuk melarang nya,'' jawab Jihan tak kalah cepat
''Heum aku,'' Bara tersenyum sinis menertawakan diri nya sendiri,
Pria itu sama sekali tidak punya wewenang atas ke lakukan istri nya jangan kan menasehati dan melarang bertegur sapa saja hampir tidak pernah baru pagi ini mereka sarapan bersama itu saja karna ada Jihan di rumah ini, Bara terlalu malas berurusan dengan wanita seperti Tyas,
Jihan memicingkan sebelah matanya mencari sesuatu dalam senyuman Bara senyum yang terlihat getir di mata Jihan,
''Mas Bara wajib membimbing mbak Tyas selaku istri mas Bara, jangan mau ditindas seakan mas Bara suami yang tidak bisa menasehati istri,'' ucap juga kemudian diam menunggu jawaban apa yang hendak bara berikan
''Tadi apa kamu jadi ke luar jalan jalan,'' tanya Bara mengalih kan pembicaraan,
''Tidak aku hanya pergi belanja ke supermarket membeli sedikit bahan masakan di dapur,'' jawab Jihan
''Rencana kapan mau ke kampus,'' tanya bara ingin tau
''Hari Senin mungkin sekalian,'' jawab Jihan meraya meniup coklat panas yang masih terlihat mengepul asap nya
''Aku dulu juga sempat kuliah di luar negri,'' terang Bara sama seperti Jihan bara juga sedang meniup kopi di cangkir nya
''Tapi tadi pagi mas Bara bilang kuliah di kampus x,'' Bara terlihat mengangguk pelan sebelum menjawab Jihan
''Dua tahun aku di kampus x lalu berpindah keluar negeri,'' jawab nya sama seperti Bara Jihan terlihat mengangguk kan kepala nya,
''Terus pulang ke indo dan mengurus perusahaan keluarga,'' tebak Jihan bara hanya tersenyum menanggapi ucapan adik ipar nya tanpa ingin menjelaskan bahwa Bara sudah punya perusahaan nya sendiri tanpa embel embel nama besar keluarganya,
''Kamu sendiri setelah kuliah mau ngapain, apa meneruskan perusahaan papa mu juga, kakak mu jelas sudah terlihat sangat tidak mungkin,'' ucap bara melirik adik ipar nya
''heum mbak Tyas sudah punya dunia nya sendiri, harapan papa hanya aku,'' jawab Jihan lesu jelas terlihat gadis itu enggan untuk meneruskan perusahaan keluarga nya
''Kenapa seperti nya kamu tidak suka terjun ke dunia bisnis,'' tebak Bara melihat air muka di wajah Jihan yang terlihat enggan
''Iya dunia bisnis kan selalu identik dengan kaum pria, CEO tampan Presdir ganteng direktur menawan nan rupawan,'' celoteh Jihan tanpa sadar sudut bibir Bara berkedut membentuk senyum tipis,
''Ya wanita juga bisa, direktur wanita cantik bisnis women,'' terang Bara
''Kurang enak di dengar,'' jawab Jihan
''Kamu bisa mengelolanya dengan suami mu kelak,'' jawab Bara lagi,
Malam semakin larut Jihan menyudahi obrolan nya dengan sang kakak ipar, ia memutuskan naik ke atas dan tidur, jam sudah menunjuk kan pukul sepuluh malam belum ada tanda tanda tiyas pulang sepuluh menit setelah Jihan naik Bara juga mengikuti jejak adik ipar nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments