"Kau... Z-zhang shan, kenapa? kenapa kau melakukan ini pada ayahmu sendiri?" Zhang Jiao berkata terbata bata saat melihat wajah orang di depannya.
Zhang jiao kemudian melihat ke samping Zhang shan, "Dan kau, b-bukankah kau... Xiao hei? kenapa kalian melakukan hal ini pada keluarga... yang telah membesarkan kalian?"
"Hmmp! Jika harus memilih, aku lebih baik tinggal dan mati dijalanan dari pada ikut dengan kalian," Xiao hei berkata dengan ketus. Selama 4 tahun di kediaman Zhang, hari hari nya terasa seperti neraka, dia tidak bisa tenang walau hanya sedetikpun, 4 tahun yang dilalui nya terasa begitu panjang disana.
"Ayah ya..." Zhang shan termenung sejenak sebelum melanjutkan.
"Entahlah, bagaimana pun aku adalah ayahku, aku sangat sayang padamu, tapi..." Zhang shan menatap mata ayahnya dalam dalam sebelum kembali melanjutkan.
"Apakah ada ayah yang akan membunuh istri dan membunuh hingga menyiksa anaknya sendiri?"
"Zhang shan... k-kau sudah tau? A-aku..." Sebelum Zhang jiao berbicara lebih lanjut, Zhang shan kembali melanjutkan.
"Ayah, biarkan anakmu ini bertanya untuk terakhir kalinya, apakah ayah pernah menyayangi istri istri mu? Apakah ayah pernah menyayangi anakmu ini walau hanya sedetik saja? Apakah ayah pernah bangga pada anakmu, Zhang shan yang sekarang berdiri di hadapanmu ini...?" Zhang shan menundukkan kepalanya sejenak sebelum kembali menatap Zhang jiao dan berbicara.
"Ayah, apa kau tau apa saja yang anakmu lakukan untuk membuat mu bangga padanya? Apa kau tau perjuangan anakmu untuk sampai di titik ini? Apa kau pernah memerhatikannya? Kenapa? Lalu kenapa kau tidak pernah meilirikku walau hanya sejenak, apa ayah ku, Zhang jiao begitu jijik dengan anaknya yang satu ini? lalu kenapa kau tidak membunuh ku saja?! Kenapa kau malah membunuhnya?!" Zhang shan menatap Zhang jiao dengan perasaan yang begitu rumit, mata nya berkaca kaca, entah apa saja yang pernah di laluinya.
PRANG!
Sebelum bereaksi lebih jauh, tiba tiba sang Bunga Hitam menjatuhkan pedangnya ke lantai. Seketika terdengar bunyi keras nan nyaring di seluruh ruangan dan semua mata tertuju padanya.
Sang Bunga Hitam tersebut segera membuka krudung hitam yang menutup wajah dan seluruh bagian tubuhnya. Rambut hitam panjang nan indah tergerai dengan begitu anggun, terlihat se pasang mata indah nan tajam bewarna merah membara menatap ke arah Xiao hei, Zhang shan dan Zhang jiao.
Sabit ditangan Xiao hei hilang begitu saja, begitu pula api hitam yang selalu membara di sekitar tubuhnya saat bertarung. Tiba tiba badannya menjadi lemas, tidak ada lagi rasa ingin bertarung. Kini, sosok ibu yang begitu dirindukannya muncul dihadapannya!
Xiao hei tidak berbicara apa pun lagi, ia segera berlari dan memeluk ibunya dengan erat seolah tidak ingin melepaskannya lagi.
"Xiao hei, ibu merindukanmu..."
"Hmm..." Xiao hei melepaskan pelukannya dan menatap ibunya dengan perasaan senang sekaligus bingung.
"Ibu, bagaimana ibu bisa menjadi salah satu penjaga rahasia keluarga Zhang? Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Ahh, itu..." Sang ibu terlihat berpikir sejenak sebelum melanjutkan.
"Kita selesaikan dulu masalah saudaramu itu," Sang ibu melihat ke arah Zhang shan yang menunduk dan terlihat memikirkan banyak hal.
"Zhang shan... tolong berikan ayahmu sa-" kata kata Zhang jiao terhenti karna Zhang shan sudah menebas kepalanya dan membunuh nya begitu saja.
Zhang shan terduduk lemas, dia sudah menyiapkan dirinya untuk hal ini selama bertahun tahun lamanya, tetapi tetap saja, bagaimana pun Zhang jiao adalah ayah nya sendiri.
'Ayah.. Maafkan Zhang shan, tapi semua yang kau lakukan terlalu kejam untuk ku maafkan.'
Akhirnya setelah beberapa saat, Zhang shan berdiri dan berjalan ke meja tempat Lianhua duduk.
Lianhua menundukkan kepalanya, begitu banyak pikiran memasuki otaknya.
'Kejadian ini hampir sama, apakah orang yang tidak seharusnya dibunuh oleh Zhang jiao itu adalah orang itu? Tapi kenapa? Apakah Zhang shan benar benar dia?'
Sebelum Lianhua berpikir lebih jauh, Zhang shan, Xiao hei dan ibunya telah duduk disana.
"Xiao hei, ayo perkenalkan teman teman mu ini pada ibu."
"Ah bibi, perkenalkan namaku Lianhua," Lianhua tidak peduli lagi dengan pikirannya, dengan segera, ia mengenalkan dirinya.
"Ibu, perkenalkan ini Zhang shan," Xiao hei memandang Zhang shan yang masih menunduk dan melamun.
"Zhang shan, Lianhua, perkenalkan ini ibuku, Xiao qing," Xiao hei memandang ibu nya sebelum kembali berkata, "Ibu, bisa kau katakan sekarang kenapa ibu bisa menjadi salah satu pengawal rahasia keluarga Zhang?"
"Ceritanya panjang..." Xiao Qing menghela nafas pelan sebelum memulai ceritanya.
"4 tahun setelah kau pergi, Zhang hu datang pada ibu."
***
"Xiao Qing! Keluar kau!" Seorang pria dengan balutan pakaian mewah berteriak di depan sebuah rumah sambil memanggil manggil wanita bernama Xiao qing, pria tersebut merupakan kepala keluarga Zhang saat itu, Zhang hu.
"Ada apa ini?" Seorang wanita cantik membuka pintu hanya untuk melihat seorang pria yang begitu di bencinya.
"Kau! Untuk apa kau kembali! Tidak cukup kah kau merebut putraku dari sisiku?!" Wanita yang bernama Xiao qing tersebut langsung berteriak ke arah pria di hadapannya.
"Hemp! Tidak perlu berbasa basi denganmu! Ikut aku ke mansion keluarga Zhang sekarang!"
"Kau! Anakku sudah kau ambil dan kau masih belum puas?! Lagipula kenapa aku harus ikut denganmu?!" Amarah Xiao qing langsung memuncak, pria di depannya benar benar tidak tau malu!
"Hemp! Anak mu sudah kabur, kau harus menggantikannya di istana! Kalian berdua, letakkan 'benda itu' di tangannya!" Setelah Zhang hu berkata begitu, kedua orang dibelakangnya langsung menghilang dan muncul di depan Xiao qing sebelum menempelkan sesuatu ke tangannya.
Xiao qing saat itu sebenarnya memiliki kemampuan yang cukup untuk melawan, tapi setelah di tempelkan sebuah kertas jimat kecil itu di tangannya, kekuatannya seolah turun begitu drastis. Sekarang melawan pasukan Zhang hu hanya seperti bunuh diri.
"Kau!!" Xiao qing ingin melawan tapi kedua orang di depannya tidak membiarkannya dan mengikat tangannya.
"Hahaha! Untung nya ada yang memperingatkan ku tentang kekuatanmu, mulai saat ini, kau adalah pelindung ke-7 keluargaku, jika kau melawan, jimat di tangan mu akan meledakkan dirimu berkeping keping!!" Zhang hu tertawa puas, akhirnya perempuan keras kepala ini bisa di kendalikan dan di manfaatkan olehnya.
"Cuih! Lebih baik aku mati daripada mengikuti semua ke inginanmu!" Xiao qing meludah ke arah Zhang hu, dia benar benar muak dengan seluruh akal bulus milik Zhang hu ini.
"Hemp! Aku tidak akan memaksamu, tapi bukan kah kau butuh nyawa untuk membalas dendam? Sayangnya kau akan mati sebelum bisa melakukan itu, hahaha!" Zhang hu tertawa terbahak bahak sebelum menyuruh untuk memasukkan Xiao qing ke dalam kereta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Ratmoko Ari
jossssssss
2021-01-30
1
🎯Pak Guru📝📶
Teman teman mampir yaaa
PENDEKAR TAK PERNAH KALAH
2020-09-24
3
Yoni Hartati
lanjut semangat
kl yg ngasih jimat udah mati ,berati bisa bebas tdk ibu nya?
2020-07-28
11