"Guru, keluarlah aku tau kau disana" Lianhua berkata dengan malas saat memasuki dimensinya dan tidak melihat guru nya itu.
"Lianhua, lihatlah tanaman gurumu ini sudah tumbuh" Guru Mo menunjuk tanaman tanaman yang selama ini ditanamnya sambil terbatuk batuk.
Dalam 1 tahun terakhir Guru Mo memang menanam banyak tanaman sihir yang bisa meningkatkan jumlah qi disana untuk diserap Lianhua. Ia menanamnya di seluruh bagian samping jembatan yang sangat panjang dan bercabang ini, membuat jumlah qi disini sangat padat.
"Sudahlah guru, aku tidak akan menyalahkanmu lagi, aku ingin pergi berlatih saja" Lianhua menghela nafas pelan sebelum pergi ke tempat dimana dia biasa berlatih.
Lianhua berjalan ke tengah atau bisa dibilang pusat jembatan. Disana terdapat sebuah Lotus besar bewarna biru yang sangat indah.
Walaupun jembatan ini bercabang, terdapat sebuah jembatan lingkaran di tengah tengah yang mengelilingi lotus ini, inilah pusat jembatan yang dimaksud.
Setelah berjalan beberapa saat, Lianhua tiba di dekat lotus itu, "Tidak disangka lotus biru ini sudah sebesar ini" Lianhua menggelengkan kepala pelan setelah mengatakannya.
Awalnya ini hanya sebuah biji yang diletakan di tengah tengah sini, lalu ini terus tumbuh menjadi sebuah lotus kecil bewarna putih, baru lama kelamaan menjadi bewarna biru, hingga sekarang mencapai ukuran ini.
"Guru, aku akan berlatih dulu" Lianhua melompat ke tengah tengah Lotus biru itu lalu bertapa dan melanjutkan latihannya.
***
Keesokan harinya, Lianhua dan Xiao hei segera berangkat ke rumah kepala desa disini untuk membahas masalah Dewa Binatang Buas.
Sesampainya disana, yang mereka lihat adalah sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah dan besar. Bahkan harus Lianhua akui, rumah kepala desa ini sedikit lebih mewah dari rumah tuan kota dari Kota Daun dulu yang merupakan seorang Bangsawan kecil disana.
"Siapa kalian? Tidak boleh memasuki rumah kepala desa seenaknya!" Kata salah seorang penjaga di sana dengan tegas.
Setelah Xiao hei menjelaskan panjang lebar tentang alasan dirinya ingin menemui kepala desa, akhirnya sang penjaga mengizinkan mereka masuk dan mengantar mereka ke taman halaman belakang.
Disana terdapat sebuah meja kayu dengan ukiran yang indah serta kursi kursi kayu disekitarnya.
"Kepala desa akan segera datang, tunggulah disini. Pelayan akan membawakan kalian teh untuk diseduh" Perajurit ini berkata dengan cukup hormat setelah mengetahui alasan Xiao hei dan Lianhua datang. Bagaimanapun dengan mereka mungkin desa ini punya kesempatan lebih untuk bertahan.
Setelah Xiao hei dan Lianhua duduk di kursinya masing masing, penjaga tersebut segera pergi untuk menjalankan tugasnya kembali sebagai penjaga gerbang. Teman penjaganya yang satu lagi sudah pergi memberitahu kepala desa tentang kedatangan Xiao hei dan Lianhua.
Setelah beberapa saat terlihat seorang pelayan datang dan memberi beberapa gelas sebelum menuangkan teh pada dua diantaranya dan memberikannya pada Xiao hei dan Lianhua, lalu pergi setelah memberikan hormat dengan sedikit menundukkan kepalanya kearah Xiao hei dan Lianhua.
Xiao hei dan Lianhua kagum dengan tata krama para penjaga dan pelayan disini. Melihat betapa sopan para penjaga dan pelayannya, Lianhua menjadi penasaran bagaimana sikap kepala desa ini, begitupun dengan Xiao hei.
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya datang seorang pria yang terlihat cukup sepuh berjalan kearah mereka.
"Para tamu yang terhormat, terima kasih telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu kepala desa ini mempertahankan desa kecil nya" Pria itu duduk di sebuah kursi sebelum melanjutkan perkataannya, "Kalian bisa memanggilku Duan Wu"
"Aku akan menjelaskan masalah ini lebih rinci terlebih dahulu" Pria itu berhenti sejenak untuk melihat reaksi dua anak muda di depannya sedangkan yang dilihatnya hanya mengangguk pelan.
"sekitar 9 tahun yang lalu, seorang pahlawan yang menjaga desa ini akhirnya pergi ke sebuah kota dekat sini untuk sebuah alasan, desa ini tidak bisa bertahan dari binatang binatang buas itu tanpa dirinya, hingga jatuh ke dalam jurang kemiskinan hanya dalam satu tahun. Hingga kami sudah putus asa, muncul sebuah makhluk yang menyelamatkan desa ini saat desa ini sudah mau hancur" Kepala desa menghentikan perkataannya dan mengingat saat saat itu.
"Dia datang dan menyelamatkan desa ini. Awalnya dia tidak meminta apapun, namun setelah 1 tahun berlalu lagi atau bisa dibilang 7 tahun lalu, dia mulai meminta banyak hal. Awalnya dia meminta sebagian daging daging binatang yang ia bunuh saat menyelamatkan desa ini dari binatang buas, namun lama kelamaan ia meminta korban..." Kepala desa menarik nafas panjang sebelum melanjutkan, "Seorang manusia"
Xiao hei dan Lianhua mengangguk angguk kan kepalanya mempersilahkan kepala desa Duan Wu melanjutkan ceritanya.
"Seluruh desa dilandai sakit kepala mendengar penyelamat yang belakangan mereka sebut Dewa Binatang Buas ini meminta sebuah korban manusia, hingga akhirnya kami sepakat untuk memberikan para pengemis di desa ini kepada Dewa Biantang Buas sebagai korban. Walau terpaksa, itu lebih baik daripada seluruh rakyat disini harus mati begitu saja" Terlihat kesedihan mendalam di mata kepala desa Duan Wu saat mengucapkan hal yang satu ini.
"Awalnya dia hanya meminta 1 tumbal setiap 2 bulan, namun 6 tahun yang lalu dia mulai meminta 1 tumbal setiap bulan hingga akhirnya 1 tumbal setiap minggu 2 tahun yang lalu" Duan Wu menghela nafas panjang selesai menjelaskan semua yang bisa dijelaskannya ini.
"Baiklah, kalau begini bukankah seharusnya kita bergegas saja kesana sekarang?" Lianhua bertanya.
"Ya, sebaiknya kita segera pergi Kepala Desa Duan" Xiao hei mengangguk meyakinkan Lianhua soal pertanyaannya.
"Baiklah anak muda, mari kutunjukan arah menuju tempat tinggal Dewa Binatang buas ini" Kepala Desa Duan berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah sebuah pintu di halaman belakangnya yang menuju hutan lebat sedangkan Xiao hei dan Lianhua juga berdiri lalu mengikuti Kepala Desa Duan ini.
"Biasanya kami akan membawa para korban dari sini" Kata Kepala Desa duan sambil membuka pintu di halaman belakangnya itu dan berjalan menuju hutan lebat disana.
Setelah berjalan beberapa saat di hutan yang lebat ini, mereka sampai di sebuah batu yang bisa dibilang besar dan bersandar di sebuah bukit. Gua tersebut memiliki tinggi mencapai 2,5 meter dan lebar sekitar 3 meter, bisa dibilang mirip dengan gua besar yang tertutup batu.
"Biasanya kami akan meletakkan korban yang sudah diikat didepan gua tertutup ini"
"Lalu bagaimana cara kita melawannya jika begini? Apakah kita harus menghancurkan batunya dulu?" Lianhua bertanya dengan heran.
"Ehem, kalian tidak perlu menghancurkannya juga, seharusnya ada sebuah mekanisme yang bisa membuka gua ini sepenuhnya" Kepala Desa Duan terbatuk batuk setelah mendengar pertanyaan Lianhua.
Setelah beberapa saat mencari, nyatanya mereka tidak menemukan apapun, membuat Kepala Desa Duan mulai pusing.
"Sudahlah, kita hancurkan saja dinding ini" Xiao hei sudah muak mencari cari hal yang tidak pasti ini, ia berjalan ke depan pintu gua tertutup itu dan melemparkan Api Hitam nya kearah sana.
Api Hitam Xiao hei ternyata memang bukan api biasa, setelah dilemparkan, dengan cepat api tersebut membakar batu keras itu dalam sekejab.
Setelah dibakar, terlihat lah bagian dalam gua, gua tersebut tampak seperti gua biasa dan sunyi, tidak terdapat tanda tanda ada makhluk yang tinggal didalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Alan
Lanjut
2021-07-03
1
Ratmoko Ari
jossssssss
2021-01-29
2
🎯Pak Guru📝📶
LIKE karyamu Feedback ya
PENDEKAR TAK PERNAH KALAH👌
2020-09-22
3