Keesokan harinya Lianhua dan Xiao hei akhirnya memulai perjalanan. Semalam selain beristirahat, Lianhua dan Xiao hei juga berbicara cukup banyak untuk menghilangkan kebosanan, dengan begitu mereka sudah menjadi lebih dekat.
"Xiao hei, sepertinya disana ada sebuah desa kecil, apa kita harus beristirahat disana?" Lianhua menunjuk kedepan, walaupun saat ini Xiao hei hanya bisa melihat sebuah bayangan disana, tapi Xiao hei cukup yakin bahwa itu memang sebuah desa, Lianhua memang memiliki penglihatan yang bagus sebagai kultivator.
"Ya, sebaiknya kita mengisi perbekalan disana" Tanpa terasa mereka sudah berjalan cukup lama, hari sudah hampir malam dan perbekalan makanan mereka sudah menipis. Sebenarnya makanan yang dibawa Xiao hei cukup banyak untuk berjalan berhari hari, tapi nafsu makan Lianhua sangat besar, membuat hampir semua perbekalan mereka habis. Lianhua sebenarnya memang punya nafsu makan yang besar, tapi kondisinya tidak memungkinkannya untuk memuaskan nafsu makannya yang besar itu.
Melihat makanan yang Xiao hei bawa begitu banyak, membuat Lianhua makan dengan sangat lahap semalam, itulah kenapa Xiao hei berpikir singgah di desa kecil tersebut untuk bermalam dan mengisi perbekalan, lagipula dia tidak terlalu buru buru untuk pergi ke ibukota.
Setelah berjalan beberapa saat, Xiao hei sudah bisa melihat bahwa disana memang ada sebuah desa kecil walau masih tidak terlalu jelas, sebenarnya bukan penglihatan Xiao hei yang buruk tapi penglihatan Lianhua lah yang terlalu tajam.
Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, akhirnya mereka sampai digerbang desa. Tidak juga , bahkan desa ini tidak memiliki gerbang sama sekali.
Lianhua sudah merasa ini hal yang aneh mengingat ada beberapa hutan hutan lebat disekitar desa ini, tapi desa ini tetap hidup dengan baik dan aman tanpa terkena serangan binatang binatang buas, meski begitu tetap terlihat beberapa pengemis di jalanan walau tak sebanyak biasanya.
Bukan Lianhua saja yang sudah melihat keanehan disini, Xiao hei juga sudah melihat ada hal yang aneh dari desa ini sejak melihat tidak ada gerbang atau bahkan satu penjaga pun di sekitar desa yang biasa terlihat.
Walau hanya sebuah desa kecil, biasanya harus ada sebuah pagar minimal terbuat dari kayu yang mengelilingi seluruh desa dengan beberapa penjaga yang berpatroli mengelilingi desa dan minimal dua atau setidaknya satu penjaga di gerbang desa, namun tidak dengan desa ini.
"Xiao hei, kau bisa melihat keanehan di desa ini juga kan?" Lianhua berbisik kearah Xiao hei saat mereka baru memasuki desa
"Ya, tempat yang aneh, sebaiknya kita segera pergi setelah membeli persediaan maka-" Perkataan Xiao hei tertahan setelah melihat apa yang Lianhua lakukan.
"Nek, apa yang terjadi didesa ini? Bukankah seharusnya berbahaya tidak memiliki pagar disekeliling desa dengan adanya hutan disekitar sini?" Lianhua terlihat tidak peduli dengan perkataan Xiao hei dan langsung bertanya dengan seorang nenek yeng akan melintasi mereka.
"Oh, kau pasti pendatang baru" Nenek tersebut mengangguk beberapa saat sebelum melanjutkan, "Memang terlihat berbahaya tidak memiliki pagar saat dikelilingi hutan hutan lebat begini, tapi kami punya pelindung yang warga lokal sebut sebagai Dewa Binatang Buas" Nenek tersebut terlihat lebih serius saat mengatakan hal ini.
Saat Lianhua ingin bertanya apa itu Dewa Binatang Buas, Xiao hei menepuk punggungnya sebelum berbisik kearahnya, "Ini bukan urusan kita, sebaiknya kita segera pergi setelah mengisi persediaan makanan disini" Xiao hei mengatakan hal yang terpotong tadi.
Sebelum bisa bertindak lebih jauh, ternyata nenek tersebut kembali melanjutkan, "Kami menyebutnya begitu karna dia selalu mengusir binatang buas yang ingin menyerang desa ini lalu memberikan daging dagingnya ke desa. Tapi hal ini bukan tanpa bayaran, setiap setidaknya 1 minggu sekali, kami harus mengirim satu tumbal manusia ke depan gua tempat tinggal miliknya di hutan"
Melihat nenek ini terus melanjutkan perkataannya tentang pelindung desa ini, Xiao hei akhirnya menghentikan perkataannya itu dengan berkata, "Maaf Nek, tapi kita benar benar tidak ingin terlibat dalam hal ini, lagipula kami hanya ingin melewati desa ini"
"Ah sayang sekali kalau begitu. Tapi belakangan desa ini sedang terancam dalam bahaya besar, kami sudah hampir kehabisan korban mengingat di desa ini tidak banyak orang yang bisa dijadikan tumbal, biasanya kepala desa akan menjadikan para pengemis yang ada disekitar desa untuk menjadi tumbal Dewa Binatang Buas ini, tapi belakangan para pengemis sudah tinggal beberapa dan cukup sulit ditemukan diseluruh desa, sedangkan Dewa Binatang Buas ini pernah mengatakan jika desa ini tidak memberi nya makan selama 3 minggu berturut turut maka dia akan segera menghancurkan desa ini, kami sudah mencari bantuan ke orang orang yang lewat tapi mereka tidak terlihat peduli"
Walau sudah dikatakan bahwa mereka tidak ingin ikut campur, ternyata mulut nenek ini memang sulit ditutup. Xiao hei beberapa kali ingin menyela perkataan nenek ini tapi nenek ini terus melanjutkan omongannya dengan cepat, membuat Xiao hei hanya bisa menggaruk kepalanya yang sudah mulai pusing.
Lianhua terus menatap penuh harap ke arah Xiao hei, membuat orang yang dipandangnya itu akhirnya hanya bisa menghela nafas panjang. Pada akhirnya mau tidak mau Xiao hei harus menurut pada keinginan Lianhua.
Lianhua sebenarnya bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tapi kejadian tentang bagaimana Kota Daun tempat tinggal nya dulu hancur didepan matanya membuatnya cukup banyak berubah, entah kenapa dia merasa tidak rela desa seperti ini hancur begitu saja.
"Baiklah, terima kasih atas informasinya, mungkin kami bisa membantu dalam hal ini"
"Wah, baguslah kalau begitu, semoga kalian benar benar bisa membantu desa ini melewati bencana besar ini" Nenek tersebut tersenyum lebar sebelum mengucapkan selamat tinggal dan pergi begitu saja.
Xiao hei kembali menghela nafas melihat sikap nenek tersebut, tapi mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur berkata akan berusaha membantu sebisa yang dia bisa untuk menghentikan bencana yang sedang melanda desa ini.
Akhirnya setelah selesai mengisi persediaan makanan, mereka pergi mencari penginapan.
Saat tiba di penginapan dengan petunjuk warga sekitar, mereka pergi ke kasir untuk memesan 2 kamar.
"Selamat datang di penginapan yang ada di desa kabut, harga per kamar 2 koin perunggu" Kata seorang ibu yang merupakan kasir disana dengan senyum ramahnya.
Mata uang di dunia ini terbagi menjadi tiga dengan Koin Perunggu yang terendah dilanjutkan dengan Koin Perak dan yang paling mahal Koin Emas. 100 Koin Perunggu setara 1 koin perak, begitu pula 100 Koin Perak setara 1 Koin Emas
"Baiklah, kami pesan 2 kamar"
Xiao hei dan Lianhua memutuskan bermalam di penginapan ini sebelum besok pergi menemui kepala desa untuk membahas soal Dewa Binatang Buas itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Paimo 15
ntah di mn cara mencerna dlm otak ku, anak umur 8/10 thn di mintai tolong, klo bisa bc tingkatan sih gak ap, ini si NENEK orang awam soal kultivasi, ak jd mikir,,,, anak ku umur 9 thn kok minta jajan mulu, mboh lah,, gak nyampe ak mikir. wes lah
2022-06-05
1
senja
si Nenek gak anggap usia 10thn itu kecil ya? apa cuman akal2an tumbal?
2021-04-11
2
Psatire
Seharus nya kan MC perempuan nya Jadi org sedingin es Kyak dari pengalaman pengalaman
2021-04-09
3