Lianhua berbalik dan melihat ke arah Kota Daun, merasa ada yang salah. Awalnya Lianhua tidak peduli dan berpikir itu hanya perasaannya, namun setelah beberapa saat, saat Lianhua baru saja ingin pergi ia mencium bau amis dari arah Kota Daun.
Lainhua segera berbalik dan berlari ke arah Kota Daun, 'Apa yang terjadi disana? Bau amis yang sangat pekat!'
Lianhua berlari selama beberapa saat. Semakin dekat dirinya ke kota daun semakin pekat bau amis dari sana.
Akhirnya setelah beberapa saat lagi berlari, Lianhua sampai di gerbang Kota Daun. Ya, seharusnya di sini merupakan gerbangnya, namun pemandangan di depan Lianhua sungguh mengejutkan.
Gerbang yang kokoh itu kini telah hancur menjadi puing puing, begitu juga dengan bangunan bangunan di sana. Banyak mayat tergeletak dimana mana dengan darah di sekujur tubuhnya.
'Apa yang terjadi?!' Lianhua benar benar terkejut dengan pemandangan di depannya. Setaunya, penjaga penjaga gerbang di kota daun cukup kuat, namun sekarang mereka sudah tergeletak tak berdaya di tanah.
Lianhua tidak ingin terlalu larut dengan pikirannya itu, setelah beberapa saat dia langsung bergerak dengan cepat ke arah rumah dimana Bibi Li dan Hua'er tinggal di sana.
Sesampainya disana, Lianhua melebarkan matanya. Saat ini perasaan sedih saat melihat orang tuanya meninggal kembali lagi.
Takdir benar benar kejam, untuk ketiga kalinya Lianhua melihat orang yang disayanginya meninggal begitu saja.
Kaki Lianhua menjadi lemas, dia berlutut ditanah, berusaha menahan tangisannya yang bisa pecah kapan saja.
"Hei! Lihat, masih ada orang disini!" Seorang pria yang terlihat baru datang berteriak dibelakangnya ke arah pria lainnya di puing puing rumah yang lain.
"Eh? Masih ada anak kecil disini?" Pria yang dipanggil itu datang dan melihat ke arah Lianhua yang saat ini masih berlutut di depan dua mayat perempuan, "Wah, sepertinya dia cukup cantik, mungkin boss akan menyukainya!" Pria itu tertawa lantang setelah mengucapkannya.
"Hei anak kecil! Sebaiknya menurut dan ikutlah dengan kami!" Pria yang lainnya berseru lantang ke arah Lianhua sambil tertawa keras.
Perasaan Lianhua benar benar buruk saat ini.
"Jadi..." perkataan Lianhua tertahan sejenak, saat ini ia sudah berdiri, tapi ia tetap membelakangi kedua pria, "Kalian yang sudah menyebabkan kekacauan ini?" Walau Lianhua berkata dengan suara kecil, itu sudah cukup untuk kedua pria dibelakangnya itu mendengar perkataannya.
"Hahaha! Tentu saja tidak! Kami berdua saja tidak cukup untuk menyebabkan kekacauan ini, boss kami lah yang menghancurkan kota ini dengan tangannya sendiri, hebat bukan?" Kedua pria itu tertawa keras selesai mengucapkannya.
"Boss kami ini sangat hebat! Tidak ada yang bisa menandinginya disini! Saat ini, ia sudah menginjak Alam Bumi!" Kedua pria kembali tertawa saat mengucapkan hal itu.
Lianhua menggertak giginya, perasaannya sangat rumit kali ini. Dulu ia tidak bisa melindungi orang orang yang disayanginya, karna itulah di dunia ini, di kehidupannya kali ini ia sudah bertekad untuk melindungi orang orang tersayangnya dengan tangannya sendiri.
Namun langit benar benar punya loluconnya sendiri, saat Lianhua ingin pergi untuk menjadi lebih kuat, justru saat itulah orang orang yang disayanginya ini hancur begitu saja. Hal ini membuat perasannya semakin bercampur aduk.
Lianhua berbalik, menunjukan mata birunya yang kini penuh dengan amarah dan tekad yang membara. Sebelum kedua pria itu bereaksi, Lianhua mengangkat dua jarinya ke udara. Di kedua jarinya tercipta sebuah panah yang terbuat dari es yang begitu dingin. Anak panah itu tidak hanya ada satu, saat anak panah itu tercipta, disekeliling lianhua juga ada 6 panah es.
Dengan cepat Lianhua menembakkan anak panahnya ke arah dua orang itu. Saat Lianhua melakukannya, anak panahnya yang lain seolah mengikuti anak panah yang dilempar terlebih dahulu itu.
Menghadapi 7 anak panah es yang melesat begitu cepat, kedua pria tersebut tidak sempat bereaksi saat anak panah anak panah itu menembus tubuhnya.
Saat anak panah mengenai tubuh kedua pria, mereka tidak bisa melakukan apapun dan akhirnya membeku begitu saja.
Lianhua tidak diam saja, dia berniat berkeliling kota dan menghancurkan orang orang biadab ini. Walau sedang dikuasai amarah dan rasa sedih karna kehilangan orang orang terdekatnya, Lianhua masih bisa berpikir cukup jernih.
Lianhua berjalan dengan penuh hati hati, dia sudah mendengar bahwa pemimpin mereka merupakan seseorang dengan tingkat yang sama dengannya, karna itulah Lianhua hanya mengincar mereka yang bisa diakalahkannya dengan satu gerakan.
Sayangnya nasib Lianhua benar benar sial, sebelum bisa menghabisi semua antek antek itu, Lianhua sudah bertemu dengan pemimpinnya.
Ternyata pemimpinnya mempunyai indra indra yang tajam, saat Lianhua baru ingin pergi, dia sudah menemukannya.
"Kau! Anak kecil! Ternyata kau yang sudah membunuh begitu banyak bawahanku?!"
Pemimpin itu begitu terkejut ketika mendengar dari anak buahnya yang selamat dari Lianhua datang dan mengabari bahwa seorang bocah kecil membunuh begitu banyak dari mereka.
Sebelum Lianhua bisa bertindak lebih jauh, Pemimpin para bandit itu sudah mengejarnya dengan kecepatan penuhnya.
Lianhua cukup yakin bisa mengalahkan pemimpin mereka, namun kekuatan anak buah nya juga tidak buruk. Hal ini membuatnya memutuskan untuk lari sambil sekali kali melemparkan anak panahnya kebelakang.
'Sial! Apa nasibku begitu buruk?! Padahal aku sudah membunuh cukup banyak dari mereka, kenapa mereka memiliki jumlah yang begitu besar?!' Lianhua tidak bercanda, setidaknya ia sudah membunuh puluhan dari mereka, namun yang mengejarnya sekarang masih ada puluhan bahkan ratusan!
'Sial! Panahku bukannya tidak terbatas, setiap menciptakan satu gelombang panah, itu akan menghabiskan banyak qi milikku!' Satu gelombang yang dimaksud lianhua adalah sekitar 14 panah. Ia sudah banyak menggunakannya untuk membunuh para antek antek ini dan sekarang qi miliknya tidak sampai separuh.
Saat ini Lianhua sedang dikejar para bandit itu dengan kecepatan penuh mereka, tidak jarang mereka akan melempar serangan serangan jarak jauh milik mereka. Hal ini tentu membuat Lianhua begitu kerepotan, ia harus menggunakan kecepatan penuhnya agar bisa lolos dari mereka, namun saat ini qi nya tidak sampai setengah. Kadang kadang serangan yang dilempar oleh mereka juga mengenainya, membuat sekujur tubuh Lianhua mengalami pendarahan yang begitu serius. Ia ingin menggunakan qi untuk menghentikan pendarahannya, tapi disisi lain ia juga harus menggunakan qi untuk terus berlari agar tidak tertangkap oleh para bandit yang sedang mengejarnya.
Perlahan tapi pasti, qi milik Lianhua mulai terkuras. Saat ini qi nya benar benar di ujung tanduk, nafas nya sudah terengah engah, dia benar benar tidak mengerti kenapa para bandit ini begitu gigih mengejarnya, bukankah dia tidak punya apapun?
Saat Lianhua sudah ingin menyerah, tiba tiba terlintas wajah wajah orang yang disayanginya. Orang tuanya, pelayan yang merawatnya hingga berusia 16 tahun serta wajah Bibi Li dan Hua'er
Tiba tiba Lianhua terpikir sebuah kata kata yang pernah ibunya ucapkan saat masih kecil.
Kata kata yang terus menjadi motivasinya saat ayah, ibu dan pelayannya itu sudah meninggal dan membuat dia pantang menyerah walau sudah ditolak ratusan kali di berbagai pekerjaan.
'Benar, dulu aku memegang kuat motivasi ini dan akhirnya melewati titik terendah dalam hidupku. Ibu pernah berkata...' Lianhua teringat wajah ibunya saat berkata demikian
'Sebelum memutuskan untuk menyerah, lihatlah kebelakang sejenak... lihat semua perjuangan yang sudah kau lakukan saat itu untuk mencapai kau yang sekarang ini...'
***
Di ch ini agak dramatis ya
Dukung terus author nya sampai suskses♡
Jan lupa like dan comment nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Yanka Raga
semangaaat 💪
2022-10-18
1
Imam Imam
pertama baca dia mati umur 7thn,,, ibunya mati hbis lahiran,,,,ayahnya mati Krn skit,,,
tpi ko tba2 dia mti ya kecelakaan sm ortunya yg bangkrut🤔🤔🤔 trus ko 17thn umurnya🤔🤔🤔🤔,,, mana sich yg bener???? membingungkan🤦🤔🤦🤔🤦🤔
2021-07-31
2
Alan
Mantabbbb Thor....
2021-07-03
3