SUAMIKU, AKU MENCINTAIMU, AYO BERCERAI
Yan Hao sedang membantu bibi Wang di dapur sambil sesekali tangannya menggulir hp untuk sekedar menonton drama korea favoritnya atau pun sekedar membaca berita terbaru tentang artis idolanya, mulutnya juga tak henti-hentinya mencicipi beberapa makanan yang sudah jadi yang tersedia di depannya, kegemarannya akan makanan sudah bukan rahasia lagi di villa keluarga Gu. Sejak kedatangannya 5 tahun lalu, Yan Hao selalu bereksperimen dengan bibi Wang menciptakan aneka jenis makanan dan kue untuk dicicipi seantero villa, pembawaannya yang ceria dan ramah membuat seluruh mansion bahagia. 'Peri Kecil' julukan yang disematkan para pelayan dan supir kepada Yan Hao. Dia juga menyukai bunga, taman indah yang ada di belakang mansion pun tak lepas dari tangan dingin Yan Hao. Ia sering merangkai aneka jenis bunga dan meletakkannya di ruang tamu atau pun di kamarnya. Cita-citanya saat masih remaja sebelum menikah dengan Gu Xinji adalah menjadi seorang floris, namun sekarang semua itu hanya menjadi hobi semata.
Saat sedang menggulir layar hp tangannya terhenti pada berita yang lumayan mencolok, "PRESIDEN GU MENJEMPUT SANG KEKASIH" di layar muncul sosok tampan suaminya menggandeng seorang wanita yang sangat cantik, melangkah dengan anggun meninggalkan bandara. Seketika jantung Yan Hao berdegup sangat kencang, perasaan sakit yang amat sangat menyerang dadanya, membuatnya kesulitan bernafas. Dengan menahan sakit, Yan Hao sempoyongan berjalan menuju taman. Duduk di kursi taman sambil memegang erat hp di tangannya, air mata jatuh tanpa bisa ia kendalikan, lima tahun----lima tahun--- bukan waktu yang singkat untuk sebuah hubungan, lima tahun pula ia terkurung di villa ini, menanti malam demi malam, hari demi hari demi kepulangan sang suami, tapi tak kunjung datang. Dalam lima tahun pernikahan mereka, bisa dihitung dengan jari kepulangan Gu Xinji, kalau pun pulang, dia memperlakukannya dengan sangat sopan, seolah mereka bukan suami istri, seolah dia adalah saudara iparnya bukan istrinya.
Yan Hao ingat, lima tahun yang lalu, dia menunggu Gu Fushen di depan biro catatan sipil, tapi Fushen tidak kunjung datang, hingga lima menit sebelum biro catatan sipil tutup, datang sebuah mobil hitam mengilap yang mewah berhenti didepannya. Sepasang kaki panjang dibalut sepatu hitam mewah, celana hitam yang dijahit tangan di setrika dengan sangat rapi, dan jas yang sangat elegan membalut tubuh seorang pria tampan, turun dari mobil. Berjalan dengan penuh wibawa ke hadapannya menatap dengan tenang. "Yan Hao?"
"Ya."
"Ayo masuk."
Dengan linglung, Yan Hao mengikuti pria tampan itu masuk ke dalam biro catatan sipil. Mengulurkan tangan, "Identitasmu?" pria itu bertanya dengan tenang meminta identitas Yan Hao untuk mendaftarkan pernikahan mereka.
Tersadar Yan Hao bertanya, "Siapa kamu? dimana kakak Jinxi?" mata Yan Hao berkeliaran dimana-mana mencari keberadaan Gu Fushen, namun sayang, sampai sakit lehernya menengok sana sini ia tidak melihat bahkan bayangan Fushen.
Memandanginya dengan tenang, Gu Xinji menjelaskan, "Fushen menyuruhku mendaftarkan pernikahan kalian, dia tidak bisa datang, aku akan mengantar kamu kepadanya ketika proses pendaftarannya sudah selesai. Identitasmu?" Gu Xinji sekali lagi meminta identitas Yan Hao.
Yan Hao memberi semua dokumen yang diperlukan untuk mendaftarkan pernikahan. Saat hendak menandatangani surat nikah, mata Yan Hao melotot melihat nama yang tertera di sana. "Gu Xinji. . . . Gu Xinji! siapa Gu Xinjie?. . . mengapa Gu Xinji?. . . . mengapa bukan kakak Shen?" serentetan pertanyaan disemburkan Yan Hao dalam sekali tarikan napas.
"Tanda tanganlah, aku Gu Xinji, adik Fushen, aku akan menjelaskan setelah ini"
Entah karena bodoh, atau terlalu kaget, atau bisa jadi karena pria di depannya terlalu tampan, dan membawa aura yang tidak bisa ditolak, Yan Hao dengan bodohnya menandatangani dokumen pernikahan mereka.
Setelah itu dia dibawa ke mobil hitam super mewah, duduk bersama dengan pria asing yang telah menjadi suaminya di kursi penumpang di belakang. "Lin Chao, Ke rumah sakit?" perintah Xinji tenang.
Banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan Yan Hao pada suami barunya, namun, melihat wajah Xinji yang dingin Yan Hao mengurungkan niatnya. Berpura-pura tenang Yan Hao duduk seperti patung, namun matanya berulang kali melirik Xinji yang duduk di sampingnya. "Ada apa?" tanya Xinjie tenang.
"Kita mau kemana?"
"Kerumah sakit."
"Siapa yang sakit?" jantungnya berdegup kencang, perasaannya tidak enak, seolah mendapat firasat buruk, tiba-tiba air matanya mengalir turun tanpa bisa ditahan. "Apakah kakak Shen dirawat lagi di rumah sakit?" dia memang tahu kalau Fushen memiliki penyakit jantung bawaan. Selama ini, Fushen sangat banyak membantunya, mulai dari membayar uang sekolah, sampai memberinya pekerjaan merawat kebun bunga miliknya di villa peristirahatannya di pulau bulan nama yang diberikan Yan Hao karena sering melihat bulan di pulau itu. Hingga akhirnya Fushen mengajaknya menikah seminggu yang lalu.
"Ya." Xinji menjawab pendek
Di rumah sakit, banyak peralatan sudah terpasang di badan Fushen, dalam keadaan yang setengah sadar, matanya tertuju pada pintu seakan mengharapkan kedatangan seseorang. Sementara di parkiran, begitu sampai dirumah sakit, Xinji dan Yan Hao bergegas berjalan menuju ruang perawatan Fushen, disana sudah menunggu beberapa orang termasuk bibi Wang, sedangkan kakek Gu masih dalam perjalan dari pulau. Mereka memang sudah kehilangan orang tua sejak usia remaja karena kecelakaan pesawat saat bepergian ke luar negeri, dan akhirnya di besarkan oleh sang kakek, Gu Qiao.
Yan Hao terpaku melihat Fushen dari kaca jendela ruang perawatan ICU, matanya menatap tak percaya, baru kemarin ia berbicara dengan kakak Shen di telpon, suara Fushen tenang dan sesekali bercanda dengannya, tidak menunjukkan tanda-tanda sakit. Melihat Yan Hao yang termangu dengan mata memerah, Fushen dengan lemah melambaikan tangannya, Yan Hao masuk setelah mengganti bajunya dengan gaun steril ruang perawatan ICU, air matanya seperti keran air yang bocor, dia menangis dalam diam, sambil menggenggam tangan Fushen. "Kakak....kakak Shen... aku mohon bertahanlah."
"Yan Hao," lembut suara Fushen memanggil, "mendekatlah."
Yan Hao menunduk dan mendekatkan telinganya ke arah Fushen. "Jangan menangis, berbahagialah......." tiiiiiiiiitttt.......tangan Jinxi yang memegang tangan Yan Hao langsung terkulai lemas bersama suara mesin jantung yang berbunyi panjang. Tim dokter bergegas ke ruangan mencoba melakukan pertolongan untuk menyelamatkan hidup Fushen, namun napasnya telah berhenti dengan senyum yang terukir di wajahnya, seolah kehadiran Yan Hao adalah sesuatu yang ditunggu sejak lama. Yan Hao terdiam, menangis tanpa suara, tangannya menekan jantungnya, memukul-mukul, seolah ingin menghentikan rasa sakit yang dirasakan dalam dadanya.
Semua terjadi begitu cepat, mulai dari pernikahannya dengan Gu Xinji, kematian kakak Shen hingga pemakamannya, semua terjadi bagai mimpi. Saat Yan Hao tersadar, dia sudah ada di villa ini, bersama para pelayan yang memang menjaga dan menghormatinya layaknya nyonya muda, tapi suaminya, Gu Xinjie tidak ada, bisa dihitung dengan jari kepulangannya di villa ini. dan hari ini.....
"Nyonya muda, Tuan telah kembali." salah satu pelayan bergegas mendekati Yan Hao di taman. Yan Hao cuma memandang kosong, namun dia tetap berdiri berjalan menuju ke arah ruang utama.
Gu Xinji manatap Yan Hao, tak ada riak dimatanya seperti biasanya, dingin, dan menjauh. Yan Hao sudah terbiasa dengan itu, memaksakan senyum Yan Hao menyapa, "Kakak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Astatin AT☠️
keren....
2024-03-02
1
Darien Gap
mulai membaca
2024-02-29
1
🍭ͪ ͩ ɱιɳ ɱιҽ⛅
alur cerita yang bagus autor,,
2023-10-15
1