Drrrtttt.... dddrrtttt....ddrrtttt.... Hp Charles berbunyi tak berhenti. Charles yang baru saja bisa istirahat dengan tenang setelah tiga hari tiga malam bertarung dengan ONET mulai merasa terganggu.
"MATI AJA KAMU!!!!!!" dia memaki dengan marah.
"JANGAN COBA-COBA MATIKAN, CHAR!" geram orang di seberang sana.
Mata Charles yang masih terpejam langsung terbuka lebar. Dia bahkan telonjak dari ranjang empuknya ketika mendengar suara bernada garang itu.
"Asisten Lin!" Seru Charles nyaring. "Kau membangunkanku!"
"Tahukah kamu, aku baru saja tertidur?! sudah tiga hari tiga malam aku tidak tidur!. Aku baru dikasi istirahat sama bos." Charles menggerutu marah, matanya merah, wajahnya cemberut.
"Tunda istirahatmu, dan datang kemari!" Perintah Asisten Lin. "Presiden memerintahkanmu!" tambah Lin Chao
Dia tahu betul, Charles bakal menolak jika tidurnya terganggu, lain cerita jika itu perintah Presiden.
Charles yang tadinya akan menolak langsung diam begitu tahu kalau presiden yang menyuruhnya datang.
"Baiklah." Jawabnya enggan. Beri aku beberapa menit." Lanjutnya.
15 menit kemudian, seorang pria tampan masuk ke perusahaan Grup Gu dengan santai sambil bersiul, tak lupa dia menggoda resepsionis cantik yang berjaga di meja depan.
"Hallo cantik," katanya sambil mentowel dagu sang resepsionis cantik. Sang resepsionis hanya bisa tersenyum malu.
"Tuan Charles." sapanya sopan.
Charles langsung naik elevator dan menekan angka tempat dimana bosnya berada.
"Anda memanggil, Tuan." kata Charles begitu ia masuk ke ruangan sang presiden.
"Atasi ini," Gu Xin Ji melempar dokumen ke hadapan Charles.
"Apa ini bos?" Charles bertanya sambil meraih dokumen yang dilemparkan bos nya.
Wajahnya tiba-tiba menegang, "HM. Entertainmen? bukankah ini perusahaan yang berkedudukan di Korea dan sedang booming, bos?" dia memandang bosnya untuk meminta kepastian.
Ketika tidak ada jawaban dari sang bos, Charles paham.
"Perlu dihancurkan atau....?"
"Beri peringatan saja." Jawab Gu Xin Ji dingin.
Bergidik, Charles berkata dalam hati., "sungguh sial perusahaan ini"
"Kalau boleh tahu, apa kesalahan mereka?" tanya Charles hati-hati.
"Dia terlalu lancang, meletakan tangan di tempat yang salah." Gu Xin Ji menjawab tenang.
Termenung sejenak, Charles berkata, "Saya akan membuatnya menyesal." Setelah itu dia berbalik pergi.
......................
Di Villa Lanhua.
Bibi Wang sedang bahagia karena nyonya mudanya kembali. Tuan tua juga sedang berada di sini. Rumah terasa hangat dan tidak kosong lagi.
"Nyonya, saya senang nyonya kembali." dia berkata sambil memeluk Yan Hao layaknya putrinya sendiri.
"Bibi, aku juga senang telah kembali." Yan Hao berkata tak kalah hangat.
"Kakek, kapan kakek kembali?" Yan Hao berseru bahagia melihat kakek Gu.
"Uh, aku sudah tua, tak ada yang peduli." Kakek Gu merajuk, "Kalau aku nggak kesini, aku akan mati sendiri tanpa sempat melihat cicit ku lahir." dia melanjutkan keluhannya dengan berlebihan.
Mendengar keluhan kakek Gu, Yan Hao tertawa, "Siapa yang tidak peduli sama kakek, katakan, Hao'er akan menghajarnya!" dia berkata sambil memperlihatkan lengan rampingnya bersiap memukul.
Kakek Gu dan semua yang melihat ulah Yan Hao jadi tertawa terbahak-bahak.
Yan Hao yang melihat kakek Gu sudah tidak merajuk lagi, segera memeluk kakek Gu dengan sayang.
"Kakek sehat?"
"Kakek cukup sehat, dan kakek masih menunggu kabar baik dari kalian." kata kakek Gu tersenyum lebar sambil menghentak tongkatnya ke lantai dengan bahagia.
Yan Hao yang mendengar ucapan kakek Gu wajahnya memerah hingga ke telinga. Dia paham maksud kakek Gu, dan dia tak berdaya.
Sementara itu, Gu Xin Ji akhirnya pulang.
Mendengar suara mobil yang memasuki pekarangan, Dada Yan Hao berdebar tak karuan, sudah sebulan..... yah... sudah sebulan dia tidak bertemu maupun mendengar suara suaminya. Dia mengantisipasi pertemuan mereka.
Saat hendak melangkah keluar menyambut suaminya, Yan Hao mendengar suara wanita yang bernada manja, "Kakak Ji, Apakah tidak apa-apa aku ikut makan malam dengan kakek Gu? Aku juga merindukan kakek." ucap wanita itu manja.
Kaki Yan Hao bagai terpatok di tanah, ia tak bisa menggerakkan kaki seinci pun, jantungnya sudah bertalu-talu memukul dada seakan hendak melompat keluar. "Ada apa denganku?" tanyanya dalam hati, "mengapa aku tidak bisa bergerak? Ya Tuhan, aku ingin pergi dari sini" Air matanya terancam keluar, ia mendongakkan kepalanya ke atas mencegah air matanya meluncur turun.
Pada saat yang menurutnya kritis, kakek Gu datang menyelamatkannya, "Cucuku, temani kakek ke kamar"
Memandang kakek Gu dengan tatapan terima kasih, Yan Hao cepat-cepat merangkul tangan kakek dan membawanya menaiki tangga menuju kamarnya.
Begitu mereka memasuki kamar, terdengar suara bariton dari bawah, "Bibi Wang, Di mana Kakek?"
"Tuan tua ada di kamarnya, tuan." Bibi Wang berkata sambil melirik diam-diam gadis yang melekat di lengan tuan mudanya. Dia tahu gadis ini, beberapa kali gadis bernama A Lin ini datang dengan tuan muda Gu ke sini. Rasa tidak suka dalam hati tidak ditampakkan di wajahnya, dalam hati, dia mengumpat tuan mudanya yang kejam. "Sungguh kasian nyonya, Apakah tuan muda tidak tahu kalau nyonya sudah kembali?" ucapnya dalam hati.
"Tuan!" panggil Bibi Wang
Gu Xin Ji berbalik dengan tenang, menatap bibi Wang seolah menunggu bibi Wang menyelesaikan bicaranya.
"Nyonya....Nyonya sedang bersama Tuan Tua sekarang."
Wajah Gu Xin Ji tanpa ekspresi, datar dan dingin. Sebenarnya dia sudah tahu kalau Yan Hao sudah kembali. Namun karena masih kesal dengan berita di Weibo maupun Baidu, Gu Xin Ji sengaja memanggil A Lin untuk membuat istrinya marah.
"Ooh..." jawabnya dingin.
Tak berselang lama, terdengar suara langkah kaki dari lantai atas, Yan Hao berjalan sambil memeluk tangan kakek Gu, terlihat bahwa mereka sedang mengobrol ringan dengan senyum Yan Hao yang lembut dan sorot matanya yang memandang kakek Gu dengan penuh kasih. Hati Gu Xin Ji serasa tertohok, penampilan Yan Hao yang muda dalam balutan dress rumahan yang sederhana menonjolkan kecantikan yang rapuh, kulitnya seputih salju dengan dengan rambut panjang hitam lebat bergelombang tergerai menutup hingga ke pinggang, badannya tipis, namun berbentuk dan penuh di tempat-tempat yang seharusnya, wajahnya kecil berbentuk V dengan hidung bangir dan mata bulat besar dengan bulu mata tebal melengkung indah, disertai tahi lalat kecil disudut mata kanannya, jika Yan Hao melirik menggoda tahi lalat itu akan terlihat sangat indah, belum lagi kedua alisnya yang terbentuk seperti bulan sabit. Keseluruhan penampilan Yan Hao menunjukan kelas "Bangsawan" yang ekslusif. Seandainya Yan Hao hidup di zaman kekaisaran, maka penampilannya bisa di katakan bisa meruntuhkan suatu negara.
A Lin selama ini tidak pernah berhadapan langsung dengan Yan Hao. Dia hanya pernah melihatnya di Weibo atau Baidu, namun saat melihatnya sekarang, dia tercengang. A Lin tidak pernah menyangka bahwa Yan Hao bisa begitu cantik. Sayang sekali dia tidak terjun sebagai artis drama atau film, tapi malah bergelut di belakang layar. Seandainya Yan Hao mau terjun di depan layar, dia yakin, Yan Hao akan menjadi sangat terkenal, dan menjadi kecantikan nomor satu.
Yan Hao dengan tenang membalas tatapan Gu Xin Ji ketika sampai ke lantai bawah, tatapan mata mereka bertemu untuk sesaat. Tidak ada yang mengira bahwa hatinya sakit bukan main melihat pihak lain memandangnya dengan dingin, seolah-olah dia hanyalah orang asing. Dan lengan wanita tak tahu malu ini, bergelayut manja di lengan suaminya.
Untuk memecah kebisuan, Yan Hao menyapa. "Suami."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dheaadimu
@semngat authornim, ditunggu kelanjutannya
2023-08-20
2