Percintaan mereka yang panas membuat Yan Hao tertidur kelelahan. Entah berapa kali Xinji membangunkannya malam itu untuk memuaskan hasratnya, durasinya pun sangat lama, yang ia tahu, setiap kali selesai bercinta, Xin Ji akan membersihkan dirinya dengan air hangat. Kalau saja Yan Hao tidak menangis kelelahan mungkin Xinji sanggup menggarapnya semalaman. Entahlah, dia seperti kecanduan. Dan akhirnya, dia tertidur lelap dengan memeluk sang istri.
Yan Hao terbangun mendengar suara deburan ombak memecah pantai. Heran, ia terduduk dan menajamkan telinganya. "Apakah itu bunyi ombak?" tanya Yan Hao heran, otaknya berkelana. Mengingat kembali perjalanannya semalam, sampai berakhir di sini.
Wajah Yan Hao memerah seperti kepiting rebus, ia akhirnya sadar telah masuk dalam skema Gu Xinji, calon mantan suaminya. Kalau dia dijebak dan dalam pengaruh obat perangsang, dia tidak mungkin mengenalnya, menyebut namanya selama sesi percintaan mereka, dan memperlakukannya dengan lembut.
Yan Hao menutup mukanya karena malu, berguling-guling di ranjang, hatinya berteriak kegirangan.
"Sudah bangun?" suara berat nan seksi menyela lamunan Yan Hao. Gu Xin Ji masuk sambil mendorong troli berisi makanan, dia memakai setelan kasual hitam, seluruh tubuhnya memancarkan aroma maskulin.
Tubuh Yan Hao menegang sesaat, rasa malu yang luar biasa membuat wajahnya memerah hingga ke telinga. Xinji yang melihat Yan Hao dalam keadaan malu, tersenyum.
Mendekati istrinya, menariknya dalam pelukan, dan berbisik dengan lembut. "Jangan malu, kita adalah suami istri."
Xinji mengangkat Yan Hao dalam pelukannya, membawa ke kamar mandi, Yan Hao yang takut jatuh, spontan memeluk leher sang suami. Mata mereka bertatapan, dan pipi Yan Hao kembali merona mengingat percintaan panas mereka.
Yan Hao diletakkan dalam bathtub yang telah terisi air hangat, rasa sakit di tempat rahasianya menghilang diganti perasaan nyaman.
Gelembung sabun memenuhi bathtub, aroma yang harum dan menenangkan membuai Yan Hao. Ia memejamkan mata sambil bersandar dengan nyaman pada sisi bathtub.
Tiba-tiba sepasang tangan kuat dan maskulin menariknya dalam pelukan, Yan Hao membuka mata dan mendapati Xinji memandangnya, matanya penuh kabut gairah, dia mencium sisi wajah Yan Hao secara sensual perlahan turun hingga ke leher.
Yan Hao mendongak, memberikan akses pada suaminya untuk mengeksplorasi tubuhnya semaunya.
Dan sesi percintaan panas mereka kembali terulang.
Dua jam kemudian, Yan Hao di bopong keluar oleh Xinji, nampak seringai puas di wajahnya. Sedangkan Yan Hao memasang wajah cemberut.
Yan Hao benci melihat seringai puas di wajah tampan suaminya sedangkan dia sendiri hampir pingsan kembali karena lemas, "Hiks... hiks... hiks... " Yan Hao menangis sedih.
Xinji yang sedang tersenyum puas kaget, "Apa yang salah?"
"Ini tidak adil, kenapa kakak tetap bugar sedangkan aku hampir tidak bisa berdiri!" jawab Yan Hao kesal
Sudut bibir Xinji berkedut, entah mau tertawa atau menangis, tapi takut istrinya makin kesal, dia menahan wajahnya setenang mungkin. "Baiklah, Kakak minta maaf." jawab Jinxi dengan lembut.
"Berpakaian, setelah makan, aku akan membawamu ke pantai."
Mendengar kata pantai, wajah Yan Hao ceria kembali.
Mereka berjalan bergandengan tangan di pantai indah di belakang Villa keluarga Gu.
Tanpa sepengetahuan Yan Hao, Xin Ji membawanya kembali ke Villa keluarga Gu pada tengah malam. Hal ini membuat Yan Hao bahagia.
Yan Hao berlari mengejar ombak dan Xin ji mengambil potret sang istri dalam berbagai gaya. Senyum merekah di wajah keduanya.
Ketika Yan Hao berpikir bahwa kebahagiaanya akhirnya menghampiri. Lin Chao jalan mendekat.
"Presiden,"
"Ada Apa?"
"Sesuatu terjadi di perusahaan," Lin Chao kemudian membisikkan sesuatu di telingan Xin Ji.
Wajah Xin Ji berubah, suhu seolah turun beberapa derajat di sekitarnya, Aura kelam dan dingin terpancar dari seluruh tubuhnya. Dia berbalik, dan melihat Yan Hao yang masih tertawa bahagia bermain dengan ombak.
Merasa di tatap, Yan Hao menelengkan kepalanya melihat Xin Ji, berjalan mendekat. "Apa yang salah?'
Menarik Yan Hao ke dalam pelukannya, Xin Ji berbisik, "Apakah kau ingin kembali ke Guangzhou?"
Berpikir sejenak, Yan Hao menggeleng, "Aku belum bisa, pekerjaanku belum selesai.'
"Apakah kamu akan kembali?"
"Apakah, kamu tidak apa-apa aku pergi?" Xin Ji balik bertanya.
Merenung sejenak, Yan Hao menjawab. "Pergilah, aku tidak apa-apa." memaksakan senyuman di bibirnya.
Sejujurnya, dia tidak ingin Gu Xin Ji kembali, mereka baru saja membangun kembali hubungan setelah lima tahun pernikahan tanpa kemajuan, namun, mereka harus kembali dipisahkan, tapi apa hendak dikata, Xin Ji adalah seorang yang memiliki tanggung jawab besar di pundaknya. Dia bukan hanya mewakili dirinya sendiri, namun mewakili sekian juta karyawan maupun negaranya.
Setelah yakin bahwa istrinya tidak apa-apa ditinggalkan, Gu Xin Ji dengan tegas berbalik. tapi baru beberpa langkah, dia kembali dan menarik Yan Hao ke dalam pelukannya, dan berkata, "Aku akan menjemputmu, tunggu aku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Darien Gap
i love it. nice story../Good//Good/
2024-02-29
0
Manda
his,,Linlung,,ganggu aja ah,,baru juga bahagia
2023-08-22
0
Manda
Kau puas aku senang wkwkwkwk
2023-08-22
0