Gu Xin Ji pulang larut malam dalam keadaan mabuk. Masuk ke kamarnya, dan melihat Yan Hao yang tertidur lelap menendang selimutnya hingga jatuh, Saat ini cuacanya memang panas, jadi menggunakan selimut tebal akan membuat yang memakai terasa kepanasan.
Bergegas ke kamar mandi, Xin Ji berdiri di bawah shower lama, berharap guyuran air hangat bisa sedikit menjernihkan pikirannya setelah minum beberapa botol tadi. Tiap kali melihat Yan Hao, emosinya menjadi tidak stabil. Bayangan Yan Hao tersenyum bahagia memandang Song Hyun, dan berjalan bergandengan tangan dengan Song Hyun dan anaknya menghantuinya seperti momok.
(Ilustrasi Gu Xin Ji ;) )
Berita kehamilan Yan Hao seharusnya menjadi kebahagiaan untuknya, namun berbeda, tubuhnya menjadi dingin, pikirannya kacau, emosinya menjadi nudah terpicu. Kepercayaan dirinya turun ke level yang lebih rendah. "Apakah itu anakku?" pikirnya pahit.
Di Club tadi dia hampir berkelahi dengan seseorang hanya karena mereka bercanda masalah anak, kalau saja Gong Yu tidak menengahi akan terjadi baku hantam yang tidak perlu.
Dengan handuk yang masih melilit pinggang, Xin Ji berjalan manuju walk in closet, tetesan air yang masih menetes di badan sisa mandinya dan dari rambutnya berkilau seperti mutiara, jatuh menuruni otot perut dengan enam pak kotak dan berakhir di balik handuk yang melilit pinggang. Keseluruhan penampilannya memancarkan aroma hormon maskulinitas yang kuat.
Yan Hao terbangun saat Xin Ji memasuki kamar dari kamar mandi, menoleh kesamping melihat suaminya melangkah masuk dengan handuk yang melilit pinggang, mata Yan Hao tak berkedip. Dia ingat saat-saat mereka di Korea, seketika pipinya memerah. Tersenyum sambil mengelus perutnya, dia ingin memberi kejutan menyenangkan untuk suaminya.
(Ilustrasi Yan Hao ;) )
Gu Xin Ji menegang, sepasang tangan halus dan lembut melingkari pinggangnya dari belakang, sesuatu yang lembut menekan punggungnya. Yan Hao memeluk suaminya dan meletakkan pipi mungilnya di punggung suaminya, "Kakak, tidakkah kau merindukanku?"
Melepaskan tangan Yan Hao yang melingkari pinggangnya, Xin Ji berkata, "Apakah dia mengajarimu untuk bertingkah genit, istriku?" ucapnya sarkastis. Dengan cepat menggunakan kemeja dan celana panjang hitam, Xin Ji berbalik dan meninggalkan kamar tidur menuju ruang kerjanya di lantai yang sama tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan Yan Hao yang terpaku.
Yan Hao berdiri diam, mematung, terlalu kaget untuk merespon omongan suaminya tepat waktu. "Apa yang diucapkannya? apa yang terjadi?" katanya dengan linglung.
Sejak dia tahu tentang kehamilannya, dia mencoba memaafkan kesalahan suaminya yang membawa wanita lain kerumah, demi anaknya, dia akan memperjuangkan suaminya, ayah dari anaknya, tapi.... apa ini... apa yang salah?
Saat kesadarannya kembali, Yan Hao bergegas menyusul sang suami ke ruang kerja. Di sana didapatinya Xin ji meletakkan kepalanya pada sandaran kursi dan memijit alisnya sambil mengerutkan wajahnya, sepertinya dia sedang menderita sakit kepala, tanpa menganggu, Yan Hao berbalik menuju dapur.
Setelah beberapa saat, Yan Hao kembali dengan mangkok sup pengar di tangannya, "Minumlah, biar kepalamu ringan." sambil meletakkan mangkok sup di hadapan suaminya.
"Pergi!" Xin Ji mengusir Yan Hao kasar.
"Kenapa? Apa salahku? Kalau kau tidak menjelaskan aku tidak akan pergi!" Yan Hao menjawab dengan keras kepala.
"Ha..Ha...Ha...." Xin Ji tertawa sinis, "Kau bertanya kesalahanmu?" Raut wajahnya kejam, kaki Yan Hao hampir goyah melihat aura kejam yang keluar dari tubuhnya.
"Suami....!" Yan Hao memanggil lirih. Tiba-tiba Xin Ji berjalan ke arahnya dengan agresif.
Terlalu takut melihat mata Xin Ji yang merah Yan Hao mundur beberapa langkah ke belakang hingga punggungnya membentur dinding, "Apa...apa yang kau mau?!"
"Yan Hao.... Katakan padaku.... anak siapa di perutmu?" Xin Ji menekan nada suaranya serendah mungkin, berbisik di kupingnya, sehingga membuat seluruh tubuh Yan Hao bergidik ngeri. Tangan Xin Ji di letakkan di lehernya, wajahnya mendekat menelusuri garis rahang Yan Hao yang berbetuk V.
"Apa...apa maksudmu? Tentu saja ini anakmu!" Yan Hao berkata gusar.
"Perempuan hina! apakah kau pikir aku tidak tahu kau bermain-main dibelakangku?!" tangan besar Gu Xin Ji menekan urat leher Yan Hao. Mata Yan Hao terbelalak, tangannya memukul-mukul tangan Gu Xin Ji yang mencekik lehernya. Sungguh dia tidak menyangka, dia akan mati di tangan suaminya sendiri.
Membayangkan anaknya yang belum lahir, kakek Gu yang menyayanginya dan nasib dirinya sendiri, mata Yan Hao memerah, air mata berkumpul di matanya, namun dengan keras kepala dia menahan kuat-kuat air matanya, dia tidak ingin memberi kepuasan pada suaminya yang membencinya. "Anakku, maafkan mama, mama lemah, mama tidak bisa membawamu kedunia ini." bisik hatinya dengan sedih.
Napas Yan Hao terhenti, pasokan oksigen ke otaknya berkurang. Perlahan-lahan dia menutup matanya, pasrah, jikalau dia harus mati, mungkin yang terbaik mati seperti ini, mati di tangan orang yang dicintainya.
Gu Xin Ji yang melihat air mata berkumpul di mata istrinya, hatinya sakit untuk dia, tapi kecemburuan begitu kuat menghantamnya. Yan Hao perlahan menutup matanya, seolah pasrah dengan keadaannya yang akan meregang nyawa di tangan suaminya.
Melepaskan tangan dari leher Yan Hao, dia begitu sedih, "Mengapa dia tidak melawan? mengapa dia hanya menerima ketika nyawanya terancam?' Xin ji berkata dalam hati. Dia sedih sekaligus marah. Marah dengan Yan Hao yang tega mengkhianatinya dan terutama marah pada dirinya sendiri yang begitu bodoh dan jatuh cinta pada istrinya yang polos. Dengan kuat Xin Ji memukul dinding di belakang Yan Hao.
Yan Hao yang sudah dilepaskan suaminya, merosot ke lantai, mulutnya mangap mencari napas dan terbatuk kencang, namun dia terlonjak kaget mendengar bunyi gedebuk dinding yang di hantam tinju Xin Ji.
"Xin Ji...Jangan begini...! Aku tidak mengkhianatimu... Hiks...Hiks...Hiks..." Yan Hao menangis kencang
"PERGI! JANGAN PERNAH DATANG KE HADAPANKU!"
.............................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Manda
Song Hye Kyo cewekx 🤩
2023-08-22
0