"Gak berani lah ngajakin Boss." Riska berkata jujur.
"Lalu kalian berdua siapa ya? seperti nya tidak pernah lihat wajah kalian berdua." Rendy kembali menunjuk diri nya dengan David.
"Kita karyawan magang pak, kenalin saya David, ini nama nya Damian." David berdiri berusaha bersikap sopan di ikuti dengan angukkan kepala Damian.
"Ohh.. okey Good luck ya, semoga bisa jadi karyawan tetap ya." Rendy berkata basa-basi lalu pergi karena tidak dapat berkata-kata lagi mendengar ucapan menusuk Riska yang memang kenyataan.
Riska hanya melambai saat Rendy sudah pergi menjauh, seperti nya sasaran Xhine adalah Riska, karena di lihat nya ekspresi Luna ketika Xhine datang juga masih terlihat cuek.
Saat nya diri nya menyuruh David untuk mendekati Riska, berharap bisa dapat membuat Xhine patah hati. tidak terasa hari sudah berubah menjadi sore, waktu nya pulang kerja. dan langsung saja Damian sudah menyuruh David untuk mendekati Riska.
"David, nanti loe antar itu Riska pulang aja. nanti gue naik grab saja pulang. ingat dekati secepat mungkin agar bisa kita lihat wajah Xhine bagaimana nanti nya."
"Okey.. Sir, siap laksanakan." David bergaya memberi hormat.
Luna Pov
Luna sengaja tidak mau lagi terlihat akrab dengan atasan di tempat kerja nya yang baru sekarang ini, diri nya berusaha sebaik mungkin menghindar dari yang nama nya percintaan di kantor, takut di sini juga ada ratu gosip seperti Agnes di Italia sana.
Di lirik nya Riska di samping nya ini sekarang sudah asik mengobrol dengan David dan sesekali dengan Damian, seperti nya Damian juga bukan orang yang supel begitu pikir nya.
"Riska yukk udah mau jam kerja lagi ini sekarang." Luna berdiri sambil memegang tangan Riska mengajak nya untuk menyudahi obrolan seru mereka.
"Okey.. okey.. ehh kalian besok kita jumpa lagi ya, udah save kan kontak gue." Riska berdiri sambil berjalan menjauh.
Di lihat nya teman satu-satu nya ini sungguh sangat cepat berteman dengan siapa saja, apalagi yang obrolan nya bisa nyambung dengan Riska, mungkin bisa berjam-jam mereka duduk di kantin itu.
"Riska, loe gak heran kok tiba-tiba langsung ada cowok yang deketin kita gitu? loe malah asik curcol lagi sama itu cowok-cowok. kalau mereka ada niat lain untuk deketin loe gimana coba." Luna bingung karena bule seperti mereka bisa langsung di dekati cowok-cowok langsung.
"Selow bestie.. gue bisa jaga diri kok." Riska masih tidak curiga, malah dia senang bisa bertemu cowok yang sefrekuensi dengan diri nya.
Luna cuma mengangguk, yang penting diri nya sudah menasehati Riska agar lebih berhati-hati. apalagi mereka sekarang bukan tinggal di negara sendiri.
saat sudah jam pulang kerja, hp nya berdering. di lihat nya Riska menelepon.
"Halo?? ngapa Ris??" Luna berjalan sambil masih mendengar Riska berbicara di telepon sambil bersiap turun ke lantai dasar.
"Gue gak ngikut pulang ya nanti, gue mau pergi dulu bentar sama David. loe duluan aj ntar sama supir ya. Bye bye..." Riska menutup telepon langsung, tanpa bertanya pendapat Luna.
Begini lah Riska kalau sudah lagi kepicut cowok, teman di lupakan langsung. semoga saja yang kali ini tidak ada drama patah hati lagi ujung-ujung nya.
Luna sudah sering menjadi tempat curhat Riska kalau sudah putus sama cowok, nanti Riska bisa uring-uringan di ruangan nya sampai-sampai tissu di ruangan nya habis hanya oleh seorang Riska. untung saja tidak sampai menyebabkan banjir.
"Sendirian aja? teman loe pasti sekarang lagi pergi sama temen gue, iya kan?? Damain dan diri nya bertemu di dalam lift yang kebetulan hanya mereka berdua saja di dalam saat ini.
"Iya begitu lah kira-kira." Luna berucap tanpa melihat Damian dan lebih memilih melihat ke arah tombol lift.
"Kalau boleh tau, tadi kami buat loe gak mood ya?? soal nya loe nusuk bakso tadi seperti mau ngebunuh orang aja." Damian bertanya hati-hati.
"Gak juga sih, memang kurang suka aja dekat sama orang lain apalagi sama cowok." Luna jujur takut kejadian dengan Rendy terulang lagi, nanti di deportasi lagi ke hutan bisa jadi kali ini.
"Are you normal women?? bukan penyuka sesama cewek kan?" Damian lagi bertanya.
"Normal lah.. gila apa suka sesama jenis, mungkin ya jaman sekarang ada yang penyuka sesama. namun untuk gue gak sih."
"Ohh.. ya kalau penyuka sesama juga gak masalah sih bagi gue, kan gak ada yang di rugikan juga." Damian lagi-lagi berkata berterus terang.
"Oh iya, kalau boleh tau loe tinggal dimana?? Damian lagi lagi bertanya.
Luna sebetul nya malas sekali menjawab pertanyaan Damian ini, dia sangat malas orang lain tau tempat tinggal nya. nanti sama lagi kayak si cowok gila Rendy tengah malam datang ketuk pintu dengan bau alkohol di mulut nya.
"Di apartment X" Luna berucap syukur dengan lift nya karena sudah terbuka dan langsung melangkah pergi.
Tidak di perdulikan nya lagi teriakan Damian di belakang, pura-pura tidak dengar saja panggilan nya itu.
Diri nya segera masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan oleh Rendy untuk mereka berada di Indonesia ini.
Mungkin seperti perlakuan khusus bagi karyawan yang lain, karena belum apa-apa jabatan nya saja langsung naik menjadi Sekretaris pribadi Rendy. tapi mungkin orang lain masih bersikap wajar karena mereka dari luar negeri.
Bersambung...
Author berharap bisa terus berkarya dengan ide-ide cemerlang
di tunggu Komen & saran kalian ya guys...
See You Next Chapter.. 😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments