Malam telah tiba dan kini Alina sedang membujuk sang kakak untuk membantunya mencari keberadaan Hana.
Ardana berpura-pura tidak mau mencari Hana agar Alina merengek dan memohon padanya
"Dengar jika kakak mengabulkan keinginanmu, lalu apa balasannya untuk kakak?" tanya Ardana penuh arti
"Aku akan mengabulkan satu permintaan kakak, apapun itu" jawab Alina tanpa ragu
"Baiklah tapi karena untuk saat ini kakak belum menginginkan sesuatu dari mu jadi kakak akan memintanya nanti" ucap Ardana
"Ya terserah yang penting aku ingin tau di mana dia sekarang" ucap Alina dan baru saja Alina selesai berbicara sebuah panggilan masuk kedalam ponsel Ardana
Ardana yang mendapatkan panggilan masuk langsung pergi kedalam kamarnya dan langsung mengangkat panggilan yang telah masuk kedalam ponselnya
"Halo pak" ucap Leo di sebrang sana
"Iya, ada apa? apa kamu sudah menemukan Hana" tanya Ardana langsung pada hal yang ingin dia ketahui saat ini
"Belum Pak, tapi saya baru saja mendapatkan informasi bahwa Hana terakhir kali mengaktifkan ponselnya saat diterminal bus dan mereka juga mengatakan jika Hana pergi menggunakan bus jurusan Bandung, tapi sayang mereka kehilangan jejak setelah Hana tiba di bandung". ucap Leo berhenti karena dia tidak mau memberi tahu musibah yang menimpa Hana saat Hana tiba di Bandung
"Kenapa mereka kehilangan jejaknya tidak mungkin mereka kehilangan jejak Hana jika tidak ada hal yang terjadi bukan?" selidik Ardana dan dengan terpaksa Leo pun berkata
"Itu terjadi karena Hana mengejar penjamret yang sudah mengambil tasnya dan setelah itu tidak ada yang melihat Hana kembali keterminal".
Ardana cukup kaget karena pirasat sang adik benar jika Hana tidak baik baik saja dan karena dia juga takut terjadi sesuatu pada Hana jadi dia berkata
"Terus lakukan pencarian aku takut terjadi sesuatu padanya" ucap Ardana tegas
"Iya, akan saya usahakan tapi karena saya akan membutuhkan biaya lebih jadi " ucapan Leo berhenti karena Ardana langsung memotong ucapannya dengan berkata
"Untuk biaya kamu jangan khawatir aku akan membayar kalian dengan harga yang mahal jika kalian bisa menemukan Hana secepatnya".
"Baiklah", ucap Leo dan setelah itu sambungan telponpun terputus
"Aku harap kau baik-baik saja Hana, andai jika aku tau kau itu perempuan sejak awal mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi" ucap Ardana sambil melihat foto Hana yang kini menjadi walpeper dilayar ponselnya
***
Pagi telah tiba dan di sebuah rumah sederhana namun berisikan barang-barang mewah Hana sedang berkutat di dapur bersama bu Sry untuk membuat sarapan.
"Bu apa boleh jika saya ikut ibu kesekolah" tanya Hana di sela aktifitas mereka yang sedang memasak
"Boleh tapi kamu akan merasa bosan jika di sana" ucap Bu Sry yang takut Hana akan bosan menunggunya mengajar
"Tidak apa-apa Bu dari pada saya disini bosannya berkali-kali lipat setidaknya di sana saya bisa melihat kegiatan murid-murid ibu" ucap Hana memohon agar Bu Sry mau mengajaknya
"Baiklah jika seperti itu" ucap Bu Sry menyetujui keinginan Hana
***
Tiba di sekolah Hana menjadi pusat perhatian bagai mana tidak dia berpenampilan sangat cantik elegan dengan baju hasil karya Alina yang melekat di tubuhnya.
Para murid dan guru yang sudah datang saling berbisik menanyakan siapa yang di bawa oleh Bu Sry, ada yang berkata jika Hana adalah anak dari Bu Sry pemilik yayasan dan ada juga yang mengira jika Hana adalah guru atau stap baru di sekolah mereka karena tidak ada kemiripan wajah antara Hana dan Bu Sry
Bu Sry dan Hana sampai di ruang guru dan salah satu guru langsung menghampiri mereka untuk bertanya siapa yang di bawa Bu Sry
"Perkenalkan dia Hana sodara saya dari jakarta dia kemari ingin melihat sekolah kita" ucap Bu Sry yang memperkenalkan Hana sebagai sodaranya
Hana mengulurkan tangan sambil tersenyum dan setelah itu Hana menghampiri semua guru untuk berkenalan
Jam masuk kelas sudah berbunyi dan sebelum Bu Sry pergi dia berkata "Hana jika kamu bosan di sini kamu bisa berkeliling".
"Iya bu" jawab Hana dan saat mereka baru keluar dari ruang guru bu Sry berkata lagi "oh iya apa kamu tertarik untuk menjadi seorang pengajar, kebetulan salah satu guru sedang cuti karena baru melahirkan?"
"Tidak bu saya tidak berminat menjadi seorang guru" ucap Hana yang tidak tertarik menjadi seorang guru karena dia tau betapa beratnya beban yang harus di pikul seorang guru
"Kenapa tidak tertarik? apa kamu tidak ingin membagi ilmu yang telah kamu dapat pada generasi yang lebih muda"
"tentu saya ingin membagikan semua ilmu yang telah saya dapat tapi tidak jika saya harus menjadi seorang guru, karena menjadi seorang guru harus pintar menjaga emosi dan saya tidak tau apakah saya bisa menjaga emosi saya saat melihat salah satu murid saya tidak menyimak apa yang saya ucapkan".
"Ya kamu benar modal utama menjadi seorang guru bukan hanya soal ilmu tapi juga bagai mana cara kita menghadapi mereka yang sering menguji kesabaran". ucap Bu Sry sambil terus berjalan menuju kelasnya
"Ya sudah ibu masuk dulu" ucap Bu sry karena sudah sampai di depan pintu kelas dan semua murid yang merasa penasaran dengan sosok Hana kini saling berbisik dan membuat kelas terasa riuh bergemuruh
Hana mengangguk lalu Bu Sry masuk kedalam kelas dan seketika suara riuh itu berhenti "Sepertinya Bu Sry sangat di hormati" ucap Hana setelah tidak mendengar keriuhan yang sempat terdengar tadi.
Hana melanjutkan langkahnya sambil melihat beberapa siswa yang mulai memasuki lapangan dengan memakai seragam olah raga
Hana mencari tempat dimana dia bisa duduk untuk melihat para siswa yang akan berolah raga, Hana yang sudah duduk di salah satu bangku tersenyum karena ingat saat-saat dia masih duduk di bangku SMA dan saat itu semua murid perempuan selalu menyemangatinya saat akan berolah raga
Dan karena sibuk bernostalgia Hana tidak sadar jika ada bola yang menuju kearahnya
beberapa murid berteriak "Kak awaaaas" dan itu menyadarkan Hana tapi sayang disaat yang bersamaan bola sudah berada di depan matanya dan bug bola menyentuh wajahnya dan berhasil membuat Hana terjungkal kebelakang
semua murid menghampirinya termasuk guru olah raga yang tadi sedang mengajar, Guru olah raga yang bernama Hendri langsung membantu Hana berdiri sambil terus meminta maaf atas kesalahan salah satu muridnya
"Tidak apa-apa pak, ini juga salah saya yang duduk di sini sambil melamun " ucap Hana sambil memegang keningnya yang terasa panas dan kini keningnya itu sudah berubah warna menjadi kemerahan
"Kalau begitu saya antar ke uks ka" ucap Hendri dan sebelum mereka ke uks seorang murid membungkukkan tubuhnya sambil meminta maaf karena dia yang telah melempar bola tersebut
"Tidak apa-apa kakak maafkan, em tapi lain kali arahkan bolanya dengan benar bisa bahaya karena lemparanmu itu sangat keras" ucap Hana sambil tersrnyum manis dan hal itu membuat semua orang yang melihatnya terpesona dan mereka juga tidak menyangka jika orang yang berpenampilan elegan seperti Hana yang mereka pastikan jika Hana itu orang kaya tidak marah-marah seperti kebanyakan orang kaya pada umumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments