Hana dan Ardana kini sudah di dalam mobil dan Hana yang ingin bertanya sejak dari tadi berkata "pak apa boleh aku bertanya?"
"Tentu" jawab Ardana dan Hanapun tanpa ragu lagi langsung berkata
"Kenapa bapak begitu perhatian pada saya?".
Ardana yang mendengar Hana menyebutnya bapak berkata dengan rasa jengkelnya "Sudah saya bilang jangan memanggilku bapak karena saya bukan bapak kamu, dan untuk semua yang aku lakukan itu hanya karena rasa kemanusiaan saja tidak lebih".
Hana yang mendengar ucapan Ardana tersebut merasa bersalah karena dua lupa jika Ardana tidak suka di panggil Bapak oleh siapapun tapi dia terus saja mengulangi kesalahan yang sama
"Heran kalau di panggil pak dia tidak pernah marah tapi saat aku memanggil dengan kata bapak yang sama artinya dia marah aneh". ucap Hana dalam hati lalu dia berkata lagi " Maaf pak ardana".
"Nah kan jika seperti itu lebih enak jadi saya tidak terlihat seperti bapak kamu" jelas Ardana
"Sekeli lagi maaf pak, oh iya pak apa pak Ardana tidak merasa risih saat menggendong saya karena saya tidak pernah melihat laki-laki menggendong laki-laki"
pertanyaan yang di berikan Hana barusan benar benar membuatnya bingung karena memang benar apa yang di katakan Hana jika jarang seorang peria menggendong peria dan karena pertanyaan itu dia baru sadar kenapa dirinya bisa dengan enteng menggendong Hana tanpa rasa tidak nyaman.
"Saya.. saya melakukan itu karena kamu sedang berwujud perempuan" ucap Ardana yang lebih memilih alasa tersebut
"Tapi tuan kan tau jika saya ini adalah seorang Laku-laki" tanya Hana yang belum puas dengan jawaban Ardana
"Sudahlah jangan bertanya lagi, lebih baik kau diam agar kaki mu cepat pulih" ucap Ardana yang kesal karena Hana terus bertanya tentang hal yang membuatnya bingung untuk menjawab
"Apa hubungannya kesembuhan kaki ku dengan aku yang terus bertanya " ucap Hana namun hanya bisa dia ucapkan dalam hati karena dia tidak punya keberanian untuk berbicara lagi
Hana yang merasa lelah kini telah memejamkan matanya dan tanpa sengaja kepalanya bersandar di bahu Ardana karena Hana dan Ardana duduk di kursi belakang
"Hais merepotkan saja" ucap Ardana sambil membenarkan posisi kepala Hana yang bersandar di bahunya
"Dasar kau Farhan kenapa bisa-bisanya kau berubah menjadi Hana, untung aku menyukai cara kerjamu jika tidak sudah ku pecat oh bukan mungkin kau tidak akan pernah ku terima bekerja di kantor ku karena perasaan aneh yang ku rasa sejak pertama kali melihat mu". ucapnya dalam Hati dengan mata yang melihat kearah jendela
Mobil telah sampai di halaman rumah Ardana dan setelah berhenti Ardana membangunkan Hana yang masih tidur
"Bangun sudah sampai" ucap Ardana sembari menggoyangkan bahu Hana dan Hana langsung membuka matanya dan setelah beberapa detik barulah dia sadar
"Oh ya ampun aku tertidur?" tanya Hana pada dirinya sendiri
"Ya kau tidur sangat nyenyak" ucap Ardana yang masih berada di sampingnya dan berhasil membuat Hana kaget
" ma..maaf pak" ucap Hana dengan penuh penyesalan
"Tidak apa, cepatlah keluar karena aku harus cepat pergi, oh iya suruh bibi menumbuk kencur juga beras ketan merah untuk kaki mu".
Hana yang mendengar Ardana menyebut bibi langsung melihat kearah luar guna memastikan sekarang mereka ada di mana
"Tuan kenapa anda membawa saya kemari tidak kerumah saya?" tanya Hana yang merasa heran karena Ardana tidak membawanya kerumahnya
"Karena di rumah mu pasti tidak ada orang lain yang akan membantumu selama tiga hari kedepan, sudah sana turun bibik sudah menunggu mu turun ".
Dan tanpa berkata-kata lagi Hana langsung turun tanpa mau menimpali ucapan Ardana lagi dan baru juga beberapa detik Hana turun mobil Ardana kini sudah melesat meninggalkan halaman rumah
"Non tidak apa-apa?" tanya bi Nah yang merasa khawatir dengan kondisi Hana yang katanya terkilir
"Tidak apa-apa bi ini cuman terkilir tapi si bos saja yang lebay sampai menyuruh ku tidak boleh menggunakan kaki ku untuk tiga hari kedepan" keluh Hana pada bik Nah
"Ya sudah ayo masuk non" Ajak bi Nah setelah Hana berpegangan pada dirinya
"Maaf ya bik jadi merepotkan bibik" ucap Hana sungkan
"Tidak merepotkan non justru bibi senang bisa di repotkan oleh non karena selama bibik mengenal non, non tidak pernah merepotkan atau menyuruh bibi melakukan sesuatu".
"Bibi ini aneh sekali orang lain itu tidak suka di repotkan tapi bibik malah senang"
"Ya itu kan orang lain bukan bibik, oh iya non kita langsung kekamar Den Ardana biar non bisa langsung istirahat" ucap Bik Nah setelah mereka masuk rumah
"Tidak bik aku duduk di sofa ruang keluarga saja" ucap Hana yang merasa tidak perlu lagi beristirahat
"Baiklah" ucap Bik Nah lalu setelah membantu Hana duduk bik Nah langsung pergi kedapur untuk membuat ramuan yang harus dia buat saat ada orang yang terkilir di rumahnya untuk di oleskan di area yang terkilir
Hana langsung menyalakan televisi untuk menemaninya dan setelah satu jam akhirnya seseorang yang selalu rusuh datang meng hampirinya dengan nafas yang tidak beraturan seperti telah berlari
"Ya ampun Hana maafkan aku gara-gara aku kamu jadi celaka". ucap Alina sambil memeluk Hana
"lepaskan aku, kau membuat ku sulit bernafas Lin!" ucap Hana agar alina melepaskan pelukannya
Alina pun melepaskan pelukannya dan dia melihat kaki Hana yang kini terlihat sudah di olesi kencur dan beras
"Hana maaf". ucap Alina lagi dengan penuh penyesalan
"Tidak apa Lin justru aku bersyukur mendapat musibah ini" ucap Hana agar Alina tidak merasa bersalah lagi
"Kenapa bersyukur" tanya Alina yang tidak tau tujuan Hana berucap demikian
"Ya karena kaki ku terkilir aku tidak perlu bekerja selama tiga hari dan gajih ku tidak akan di potong dan satu lagi karena kaki ku terkilir aku" ucap Hana sambil tersipu malu dan hal itu membuat Alina sangat penasaran pasalnya jarang jarang Hana bersikap seperti itu
"Kebiasaan kau selalu membuat ku penasaran".
Hana tersenyum dan berkata "Sungguh Lin karena kaki ku ini aku merasa jika dunia ini hanya milik kami berdua, aku tidak perduli dengan tatapan semua orang yang melihat ku karena fokus ku hanya pada dia yang menggendong ku, oh sungguh sangat romantis" ucap Hana antusias
"Kamu di gendong pujaan hati kamu?" tebak Alina dan Hana mengangguk
"Andai aku ada di sana" sesal Alina yang tidak bisa menyaksikan kejadian tersebut agar dia tau siapa orang yang beruntung di sukai oleh orang spesial seperti Hana ini
"Kalau kau ada disana mungkin kau akan dimarahi habis-habisan oleh kakak mu" ucap Hana mengingatkan
"Kau benar pasti aku akan habis di marahi dia, karena tadi juga saat dia memberi tahu aku jika kamu terluka aku di marahi olehnya sampai kuping ku ini terasa sangat panas".
Hana tersenyum mendengarkan ucapan Alina yang artinya jika sang pujaan hati sangat mengkhawatirkan keadaannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments