Bab 14

Malam ini entah terkena siraman air apa tadi pagi.setelah menghabiskan waktu beberapa jam untuk beristirahat dan di lanjutkan mengerjakan tugas kuliah nya yang harus di serahkan besok pagi.Ola yang kadung merasa bosan turun ke lantai bawah masuk ke dalam dapur ikut bergabung dengan beberapa art yang sedang membereskan semua barang-barang belanja bulanan.sedangkan di dekat kompor ada seorang wanita paruh baya berdiri yang masih Ola ingat jelas siapa nama nya.

Ola yang yang tidak biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga.menjadi tertarik bergabung.selama ini Ola belum pernah mengerjakan pekerjaan yang umumnya di kerjakan oleh seorang wanita.kalau mau makan ya tinggal makan saja karena ada pembantu rumah tangga yang akan menyiapkan nya.sedangkan untuk urusan baju dan segala macam nya juga ada art yang mengurus nya.Ola hanya tahu kuliah dan uang jajan saja.tetapi semenjak menikah ini sedikit demi sedikit Ola mulai belajar satu hal tentang tanggung jawab sebagai seorang istri.apalagi Rendi pernah mengatakan bahwa dia tidak suka area pribadi nya di sentuh oleh orang lain.kecuali mereka berdua yang sudah sah menjadi suami istri.mau tidak mau Ola lah yang harus mengalah menyusun dan menyiapkan segala kebutuhan suami nya jika mereka sudah masuk ke dalam kamar.

" Astaga Non Ola!" seru Bi Murni terjingkat kaget di saat dia tengah menggoreng bakwan sebagai cemilan bersama para pekerja lain nya.tiba- tiba saja Ola yang jarang masuk ke dapur datang menghampiri nya.

" Maaf Bi,Aku ngagetin Bibi ya." ucap Ola ikut berdiri di samping Bi Murni yang sedang mengaduk adonan tepung yang bercampur sayuran yang di potong kecil-kecil.

" Eh nggak apa-apa Non, Bibi cuman kaget sedikit aja.ada angin apa yang membawa Non Ola datang kesini? Apa ada yang bisa Bibi bantu?" tanya Bi Murni sesekali menatap masakan nya.

" Nggak ada yang penting sih Bi, Ola ke sini cuman mau lihat Bibi lagi masak aja.syukur-syukur bisa belajar supaya bisa mengolah makanan kesukaan suami nanti nya." tutur Ola menatap satu persatu pekerja yang sedang fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing.

" Jangan canggung kayak gitu dong,Ola datang kesini bukan untuk jadi mandor atau Bos.anggap aja Ola sebagai teman dari Bibi semua nya." imbuh nya menampilkan senyum hangat agar tidak ada jarak di antara mereka semua.

" Non mau minum apa? Biar Bibi siapkan?" ujar salah satu pembantu yang belum Ola ketahui siapa nama nya.

"Nggak usah Bi..." jawab Ola menatap Bi Murni meminta bantuan.

" Panggil saja Saya Bi Yeni.kalau yang baju putih Bi Ayuk.dan yang baju hitam itu Bi Tina." ujar Art yang di ketahui bernama Yeni sekalian memberitahu Ola secara lengkap.

" O...Bi Yeni..Bi Ayuk..Bi Tina." Ola mengulang sampai dua kali agar otak nya dengan mudah mengingat semua nama wanita paruh baya yang berada dalam dapur yang sudah membantu nya mengurus rumah.

" Iya Non, ternyata Non Ola orang nya asyik juga ya.cepat banget ingat nama kami semua." semua art tertawa mendengar pujian itu.

" Ola udah biasa kok di rumah seperti ini Bi, karena selama ini Ola cuman di temani para Art di rumah, sedangkan Ayah sama Bunda sibuk berbisnis hingga berbulan-bulan tidak pernah pulang ke rumah."jawab Ola dengan mata yang berkaca-kaca begitu mengingat kedua orang tua nya.setelah keberangkatan kedua orang tua nya ke Yogyakarta.Ola belum sempat bertukar kabar melalui sambungan video dengan kedua orang tua nya karena kesibukan yang begitu padat.tetapi dia masih merasa bersyukur bisa di beri kesempatan bertukar pesan.

" Aduh maaf ya Non,kalau ada kata-kata Bibi yang kurang berkenan di hati Non.Bibi nggak sengaja." ujar Bi Yeni merasa bersalah setelah melihat kedua mata Ola yang hampir mengeluarkan cairan bening, selain itu ekspresi Ola juga berubah tidak seceria tadi.

" Iya nggak papa kok Bi, santai aja.Bibi lanjutkan aja masak bakwan nya.Ola boleh minta ngga?" tanya Ola sengaja mengalihkan pembicaraan ke topik lain.

" Boleh kok Non? Memang nya Non Ola suka makan bakwan juga ya?" tanya Bibi menggoda.

" Suka kok Bi.siapa sih yang nggak suka makanan enak sejuta umat ini? Di kampus sana Ola juga sering jajan gorengan enak ini." Ola mencomot satu buah bakwan jagung yang sudah selesai di goreng.

" Awas panas Non.di tiup dulu." ujar Bi Murni mengingat kan dan tidak lupa menyiapkan saus sambal yang sudah di racik sebagai penambah rasa nikmat nya.

" Mmm.....Enak banget loh Bi.sini gantian biar Ola yang mencoba menggoreng nya.Bibi berdiri di samping Ola aja." Ola mengambil alih sendok penggorengan dari tangan Bi Murni dan mulai melakukan pekerjaan nya sesuai arahan yang di berikan oleh para Art.

Sebelum memulai latihan nya malam ini.Ola terlebih dahulu menghirup udara sebanyak mungkin agar tidak merasa nervous yang akan menggagalkan niat baik nya.

" Santai aja Non.minyak nya nggak bakal lompat kok." ujar Bi Murni yang bertugas sebagai pendamping nya.

" Iya Bi.tapi Ola masih grogi karena udah lupa cara memegang nya yang baik." Ola memutar tangan nya mencari posisi terbaik.Bi Murni yang mengerti pun langsung mengajari sampai Ola mengangguk mengerti.

Tidak ada yang berani meledek sang Nyonya rumah yang terlihat kaku dalam urusan memasak.keempat Art itu malah merasa terharu sekaligus bangga melihat Ola yang mau belajar meski kesusahan untuk memulai nya.

" Susah juga Bi, panas nya juga terasa banget." keluh Ola sedikit menjauhkan badan nya dari penggorengan lalu menyeka keringat dengan menggunakan tissue pemberian Bi Tina.

" Selama ini Ola cuman bisa bantu dengan doa aja kalau melihat Mbok di rumah Bunda lagi masak.Ola bahkan selalu menolak kalau Bunda ingin mengajari masak nasi dan cara memotong bawang." ujar Ola tersenyum malu menertawai diri nya yang sama sekali tidak becus di cap sebagai istri yang sempurna.

" Hahahaha...."

Ucapan Ola ini kembali membuat para Art tertawa kecil.Ola yang kaya raya ternyata cukup asyik kalau di ajak berbicara dan bercanda.dia sama sekali tidak merasa risih dan bahkan tidak sungkan memeluk tubuh para Art dengan mengucapkan kata terima kasih.

" Pelan-pelan aja belajar nya Non! Bibi yakin kok Non Ola suatu hari nanti pasti bisa masak makanan yang lebih enak dari yang kami ajarkan." ucap Bi Tina yang sudah selesai membereskan semua belanjaan nya.

" Iya Bi,semoga saja ya.tapi jangan pernah bosan ya ngajarin Ola ."

" Yah .... gosong."keluh Ola yang terlalu lama membiarkan bakwan nya di atas kompor panas.sedangkan Bi Murni sudah pamit ke kamar mandi melepas rasa sesak yang menyerang tubuh nya.

Ola merasa kecewa melihat hasil karya nya yang untuk pertama kali.makanan ini bahkan tidak layak lagi untuk di makan oleh siapapun.

" Nggak apa-apa atuh Non,kita coba lagi ya.Bibi juga salah karena lupa mengingat kan Nona Ola untuk mengangkat masakan nya." ujar Bi Yeni menyemangati lalu membantu Ola memindahkan masakan gosong ke piring lain nya.

Ola kembali belajar untuk yang kedua kali nya.sayang nya proses belajar ini harus terhenti karena tangan Ola yang tidak sengaja terciprat minyak panas.

Sementara Rendi yang sudah selesai mengajar di kampus langsung mengemudi kan mobil nya menuju rumah impian nya.

" Parkir kan mobil nya di garasi,apa istri ku sudah sampai di rumah?" tanya Rendi kepada bodyguard yang dia tugaskan untuk menjemput istrinya tadi siang.

" Baik Tuan, Nyonya ada di dalam rumah.mungkin sedang beristirahat." jawab pria berbadan kekar masih menunduk kan kepala.

Rendi masuk ke dalam rumah sambil menenteng tas kerja nya.Rendi mengendurkan dasi yang terasa menyesakkan leher nya.

Rendi mengedarkan pandangan nya ke segala arah mencari keberadaan wanita yang sudah sah menjadi istri nya.Rendi mencari ke arah dapur saat telinga nya menangkap suara yang begitu familiar dalam hidup nya untuk saat ini.

" Ngapain Kamu di sini?" tanya Rendi bingung saat melihat Ola berada di dapur sambil mengunyah bakwan.

" Mmm..Anu tadi Aku mau belajar masak Mas.tapi baru aja mau mencoba nya malah masakan nya gosong dan tangan ku juga terkena cipratan minyak." ujar Ola sambil menunjuk kan lengan yang masih meninggalkan jejak merah.cukup kontras sekali dengan kulit Ola yang putih bersih dan Rendi yang mau tertawa meledek terpaksa dia tahan karena tidak ingin membuat harga diri istri nya jatuh di depan para art lain nya.

" Emang dasar Bocah! Mimpi apa Aku selama ini bisa menikah dengan anak yang kelewat manja." batin Rendi dengan mata membulat melihat sebuah piring yang berisi kan makanan yang berwarna hitam pekat dan lebih mirip seperti arang.

Lagi dan lagi tawa Rendi ingin meledak keluar.namun dia sengaja membuang wajah nya ke arah lain agar tidak ketahuan sama penghuni rumah lain nya.

" Udah ayok naik ke kamar. Luka nya sudah di obati kan?" Rendi menatap Ola yang masih asyik mengunyah bakwan.

" Udah tadi.Kamu duluan aja.Aku masih pengen di sini dulu." jawab Ola santai.

" Yolanda Zevanya Himawan!" panggil Rendi dengan raut wajah sedatar mungkin.Ola yang paham kode jika suami nya sudah memanggil dengan nama lengkap.terpaksa berdiri dari kursi berjalan cepat sesuai keinginan suami nya.

" Non! Ini bawa saja bakwan nya kalau Non Ola masih ke pengen." ucap Bi Murni menghentikan langkah kaki Ola yang hendak menaiki anak tangga.

" Ah ...Iya terimakasih ya Bi! Aku ke kamar dulu.besok kita lanjut kan lagi kalau Tuan pemarah ini tidak berada di rumah." Ola sengaja berbisik agar tidak kedengaran oleh suami nya yang masih diam di tangga dengan tatapan mata tajam nya.

" Sip Non." Bi Murni mengacungkan jempol nya sebagai tanda setuju.sedangkan Art lain yang sempat merasa takut dengan kehadiran Tuan muda langsung mengelus dada ketika melihat kedua majikan nya sudah pergi tanpa meninggalkan kata-kata pedas.

Ola memutar kan badan menaiki satu persatu anak tangga sambil membawa sebuah mangkok yang berisi bakwan.

" Ngomong apa Kamu sama Bi Murni tadi? Aku nggak mau ya Kamu mengerjakan yang aneh -aneh lagi.nggak usah berlagak belajar memasak kalau memang dasarnya Kamu nggak akan pernah bisa.Aku nggak pernah menuntut Kamu untuk bisa memasak.kecuali mengurus kamar kita sendiri." ucap nya melangkah masuk meninggalkan Ola yang mengikuti nya dari belakang.

" Iya." jawab Ola singkat.

Melihat suami nya yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.Ola kembali menjalankan tugas nya menyiapkan semua pakaian ganti yang akan di gunakan suami nya malam ini.

Dengan hati yang ragu-ragu.Ola menarik sebuah pakaian dalam yang terlipat di dalam lemari.lalu membawa nya ke atas ranjang agar suami super tegas nya bisa dengan mudah mengambil.

Ceklek

" Mas! Kamu kenapa suka banget sih keluar pakai handuk begitu?" tanya Ola tanpa berani menatap ke arah Rendi.

" Memang nya kenapa? Di kamar ini kan cuman ada kita berdua.nggak akan ada orang lain yang bisa melihat nya." jawab Rendi masa bodoh seolah tidak perduli dengan kegelisahan istri nya.

" Ya tapi kan ada Aku? Kamu nggak malu apa?" tanya Ola lagi.

" Kenapa mesti malu,tanpa handuk sekali pun Aku juga bisa.apa Kamu mau bukti nya?" tantang Rendi tersenyum puas berhasil membungkam mulut istri nya.

" Nggak perlu, terserah Kamu saja kalau begitu." tolak Ola lalu mengubah posisi duduk membelakangi posisi Rendi.

" Mas!" panggil Ola di saat Rendi masih sibuk memakai semua pakaian nya.tanpa Ola sadari bahwa saat ini tepat di belakang nya Rendi benar-benar membuktikan ucapan nya dengan melepaskan handuk dan membiarkan belalai nya berdiri tanpa ada kain yang menutupi.

" Mas Rendi?" panggil Ola untuk yang kedua kali nya.

" Hmmm." Rendi berdehem menggosok rambut menggunakan handuk kecil.

" Kamu suka bakwan nggak? Kalau nggak mau Aku habiskan ya." Ola yang sudah terlalu banyak memakan bakwan sama sekali tidak merasa kenyang jika sudah berhadapan dengan makanan favorit nya.apalagi rasa nya sungguh enak sekali.

" Jangan di habiskan,sisakan untuk ku 2 potong saja." jawab Rendi lalu menyisir asal rambut menggunakan tangan dan tidak lupa menyemprotkan sedikit parfum supaya wanita yang tidur satu ranjang dengan nya tidak merasa ilfil dengan bau badan nya.

" Baiklah." Ola memisahkan bakwan jagung itu sesuai permintaan suami nya.

Ola yang terhipnotis dengan penampilan suami nya malam ini terus menatap lekat wajah yang sudah duduk di samping nya saat ini.

" Kenapa?" tanya Rendi membalas tatapan mata Ola.

" Nggak papa kok." Ola segera membuang pandangan nya kearah lain karena merasa salah tingkah.

" Tampan ya? Sampai membuat Kamu terpesona seperti itu." sindir Rendi begitu percaya diri.

" Ganteng sih.tapi sayang nya dingin kayak kulkas." Ola berpindah tempat bersiap-siap hendak masuk ke dalam selimut yang akan menemani tidur nya.

" Kamu udah makan belum Mas?" imbuh Ola ketika baru sadar kalau suami nya baru saja sampai di rumah.sedangkan dia sudah terlebih dahulu makan setelah menyelesaikan ibadah sholat magrib.

" Sudah tadi di depan kampus." jawab Rendi mengelap tangan nya menggunakan tissue.lalu ikut berbaring di samping Ola dengan ponsel yang berada di tangan nya.

Ola hanya mengangguk lalu menarik selimut sampai ke leher nya.

" Kamu ngapain kayak gitu sih? Memang nya nggak panas apa ? tanya Rendi mengernyit heran.

"Ahh...Nggak kok." jawab Ola lirih.

" Tenang saja,Aku nggak akan melakukan nya jika Kamu belum siap untuk memberikan nya." tutur Rendi begitu saja saat dia menyadari bahwa Ola hanya sedang menjaga diri nya.

Ola yang merasa cukup tenang mendengar ucapan suami nya lalu mengganti posisi tidur nya sehingga membuat mata mereka bertemu dengan jarak yang begitu dekat.

" Benaran ya? A-ku hanya butuh waktu." ucap Ola merasa sangat berdosa karena belum bisa memenuhi kebutuhan biologis suami nya.

" Hmmm." Rendi berdehem memeluk pinggang Ola sehingga deru nafas hangat nya bisa di rasakan oleh Ola.

" Aku nggak bisa jamin kalau harus menunggu dalam jangka waktu yang lama.Aku ini pria yang normal dan tidak bisa menahan hasrat jika berdekatan dengan wanita yang jelas-jelas sudah sah untuk Aku sentuh." Rendi berbicara tepat di samping telinga Ola.sehingga membuat wanita nya merinding.

" Ma-kasih." ucap Ola terbata-bata.

Rendi yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.lalu menurunkan wajah nya sehingga membuat bibir mereka saling bertemu dan saling memangut satu sama lain.tangan Rendi terus menahan tengkuk Ola agar wanita nya tidak bisa menghindar dari keganasan nya.

" Engh...." Ola mengerang begitu ciuman itu turun ke leher nya dan meninggalkan jejak kemerahan yang begitu jelas.

Rendi tersenyum puas saat melihat Ola menggigit bibir nya menahan rasa nikmat yang dia ciptakan dengan mulut nya.

Rendi yang tidak ingin kebablasan hingga sampai membuat nya diri nya memaksakan kehendak.lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi menuntaskan sendiri hasrat yang terlanjur naik sampai membuat kepala nya pusing.

Ola yang mengerti apa yang akan di lakukan oleh suami nya kembali merasa bersalah karena belum bisa menjadi tempat pelampiasan nafsu kelelakian nya.

" Istri macam apa Aku ini? Sudah menikah tapi suami nya di biarkan main sendiri di kamar mandi." batin Ola membenarkan posisi tidur nya sambil menunggu sang suami keluar dari kamar mandi.

Jangan lupa Like, Vote dan Komen ya guys 😍🥰🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!