Rembulan yang berhias kan indah nya cahaya bintang.menghiasi sang Cakrawala yang gelap gulita.sebagai pertanda jika malam sudah menggulung.
Para penduduk setempat sudah terlelap ketika jam menunjukkan pukul 3 dini hari.namun ada seorang wanita yang gelisah dengan beban di pikiran nya.kedua bola mata nya sama sekali tidak bisa di ajak kompromi.Ola sangat berharap kalau semua ini hanyalah mimpi di siang bolong.tapi nyata nya sekeras apapun dia menyangkal pertunangan dini harus tetap dia jalani atas kehendak kedua orang tua nya.
" Non Ola....Sudah bangun ya?" tanya seorang Art dari balik pintu yang masih tertutup rapat.
" Non...."entah sudah berapa kali Bibi memanggil nama nya dan juga menggedor pintu kamar sang tuan putri.namun sang empunya masih saja betah terlelap dengan sangat nyaman di bawah selimut tebal.
Bibi berlari turun ke lantai bawah karena tidak berhasil menjalankan tugas, sekarang bergantian dengan sang Nyonya pemilik suara yang begitu menggelegar jika sudah berteriak dan merasa kesal.
" Ola...Ola...." suara milik Yesi menggema menyentuh kuping Ola sampai membuat gadis muda ini terjingkat setengah sadar.
" Bunda..." lirih nya mengucek kedua mata yang masih sangat lengket.bagaimana tidak.Ola baru bisa memejamkan kedua mata nya sekitar 2 jam yang lalu.baru saja dia menikmati lelap nya yang nama nya tidur tetapi pekikan suara sang Bunda memaksa dia untuk menyudahi nya.
" Ola....Bunda tunggu sepuluh menit lagi,kalau Kamu belum bangun dan mandi juga.jangan salahkan Bunda jika pertunangan ini akan di ganti kan dengan pernikahan." teriak Yesi menahan geram.
" Busettt!!! Sadis amat..." Ola membatin dan meluncur turun dari ranjang nya.
" Iya Bun...Ola udah bangun." balas Ola setengah berteriak dan berlalu masuk ke kamar mandi meninggalkan sang Bunda yang masih betah berdiri menunggu dia membuka pintu kamar nya.
Tok...Tok..
" Kemana lagi sih pergi nya itu anak? Apa langsung mandi ya?" Yesi memutuskan untuk turun ke lantai bawah dan akan naik lagi untuk mengecek keadaan.
Beberapa menit kemudian.di saat Ola membuka pintu kamar nya bertepatan dengan sang Bunda yang juga datang ingin melihat keadaan nya.
" Pakai baju ini ya sayang,Bunda sengaja meminta teman Bunda menyiapkan khusus untuk Kamu." tutur Yesi tanpa di selimuti amarah.
" Iya Bun." jawab Ola patuh dan kembali masuk ke kamar mengganti baju yang di bawakan oleh sang Bunda.
Ola yang belum ingin ketiga sahabat nya mengetahui tentang pertunangan nya memilih berbohong dengan alasan ada urusan keluarga.
Untung saja Ola sudah mengirim pesan di grup sehingga tidak di pusing kan lagi dengan pertanyaan penuh perhatian dari ketiga sahabat nya.
Ola merias diri nya sendiri dengan keterampilan ber-make up yang dia miliki.cukup lihai tapi sulit untuk dia terap kan di kehidupan nya sehari -hari.Ola akan menggunakan kepandaian berdandan nya jika sedang menemani kedua orang tua dan ada acara keluarga lain nya.
Tepat pukul 09.00 WIB.Ola beserta keluarga besar nya bertolak menuju tempat yang sudah di tentukan.tempat yang akan mengikat status nya untuk selama-lamanya.
Dalam benak Ola terbesit sebuah tanya untuk apa dia menggunakan kebaya modern secantik dan sangat mewah sekali jika hanya untuk sebuah acara pertunangan.tapi karena kepala nya sudah mumet,Ola memilih diam dan mengikuti semua skenario cerita yang sudah di tulis kan oleh kedua orang tua nya.Ola yang hanya sebagai pemeran duduk sambil memejamkan mata yang terasa sangat perih menahan kantuk.
" Masya Allah sayang,Kamu cantik sekali." puji Nala kepada calon menantu nya.
" Bukan begitu Ren?" tanya nya sengaja menggoda sang putra yang sudah tampan memakai setelan kemeja putih dan tuxedo abu-abu.mereka berdua seolah seperti sepasang pengantin yang begitu sempurna.
" Cantik juga nih bocah." Rendi membatin dan sengaja memalingkan wajah ke arah lain.
" Benar-benar calon menantu idaman ini Ma!" seru Dion menimpali.
" Makasih Om ,Tante untuk pujian nya." ucap Ola tersenyum manis.
" Mari kita masuk besan! Pak penghulu beserta Para saksi sudah duduk menunggu kedatangan kita." ajak Nala begitu frontal.
Ola yang kaget setengah mati mendengar kata penghulu lantas menghentikan langkah kaki nya dan tanpa sengaja menabrak sebuah punggung yang begitu kokoh berdiri menjulang di hadapan nya.
" Aw..." rintih Ola mengusap kening yang terasa sakit.
Sedangkan pemilik punggung itu malah tersenyum simpul dan menoleh kan sedikit kepala.
" Bisa tidak,kalau jalan itu pakai mata.jangan kebanyakan melamun dan melakukan kecerobohan lain nya." ujar sang pria yang sudah dua hari ini suka sekali membuat Ola kesal.
" Yang ada jalan itu pakai kaki.Kamu sengaja kan berhenti tepat di depan Aku? Apa sih mau mu?" tantang Ola dengan tatapan mata tajam.
"Aku hanya ingin membuat Kamu menjadi istri ku ,hari ini juga." Rendi tersenyum licik karena memang sudah membicarakan semua nya kepada kedua orang tua dan juga calon mertua nya.tanpa sepengetahuan Ola.Rendi yang penasaran dengan calon istri nya memutuskan menyelidiki di mana Ola kuliah dan jurusan apa.betapa kaget nya Rendi saat mengetahui jika Ola adalah mahasiswa di kampus yang sama dengan tempat dia mengajar,Rendi semakin di buat tercengang saat mengetahui jika siswa yang bolos di mata kuliah nya kemarin pagi adalah Ola yang akan menjadi tunangan nya.Rendi yang ingin memberikan dia pelajaran atas semua kesalahannya meminta pertunangan di tiada kan dan di ganti kan dengan pernikahan dadakan.
Kedua orang tua nya tentu bahagia mendengar permintaan anak nya.namun mereka di buat kalang kabut menyiapkan semua keperluan pernikahan dalam waktu satu malam saja.termasuk kebaya dan jas pengantin nya.Rendi meminta agar pernikahan mereka di sembunyikan dulu sampai dia merasa yakin untuk mengadakan pesta pernikahan.
Kebaya pengantin yang di pakai oleh Ola baru di antar pukul 07.00 pagi.untung saja kedua orang tua Rendi memiliki kuasa yang begitu besar sehingga bukan perkara sulit untuk mengabulkan permintaan gembira ini.
" Bun! Apakah pertunangan juga memakai Penghulu? Setahu Ola..." belum siap gadis ini menyelesaikan ucapan nya.tetapi kedua pupil mata nya di buat menganga lebar dengan beberapa papan ucapan selamat dengan terdapat tulisan" Selamat atas pernikahan Yolanda zevanya Himawan dan Rendi Irawan"
" Bunda..." Ola menjerit dalam hati merasa telah di tipu mentah-mentah.
Ingin sekali dia mengamuk dan melempar semua meja dan kursi sampai tidak berbentuk lagi.tapi wajah murung sang Bunda menghentikan aksi nya dan terpaksa kembali mengalah demi keutuhan keluarga nya.
" Kenapa Aku nggak minta adik aja ya? Harus nya Aku bisa bertukar peran dengan adik ku.Aaahh...Derita anak tunggal." batin Ola perlahan mengikuti langkah kaki sang Bunda.
Rendi yang sudah capek menunggu calon istri nya yang berjalan seperti tidak punya semangat hidup.lantas menyusul dan menggandeng tangan nya dengan berjalan cepat menuju meja ijab kabul.
" Kamu apa-apaan sih? Suka banget bikin Aku marah." bentak Ola lalu melepas cekalan tangan Rendi yang masih menahan diri nya.
" Duduk dan jangan banyak tanya lagi." titah Rendi begitu tegas.aura kepemimpinan terlihat jelas di wajah pria yang berada di samping nya.namun sikap dingin dan kaku dari pria ini cukup membuat Ola muak dan sangat benci dengan kehadiran nya.
" Kita kan belum mencari cincin nikah.bagaimana bisa pernikahan ini di laksanakan? Kamu sudah gila ya." bisik Ola menganggu ketenangan Rendi yang sedang fokus membaca kertas kecil yang ada di hadapan nya.
" Hei..." panggil Ola untuk yang kedua kali nya saat pria kaku ini tidak menjawab pertanyaan yang dia berikan.
" Kamu cukup diam dan ikuti saja.sebentar lagi Aku jamin Kamu tidak akan bisa sesuka hatimu lagi." balas nya tanpa menatap kecantikan Ola.
Merasa tidak puas dengan jawaban yang di berikan oleh calon suami nya.Ola berpindah menatap ke arah sang Bunda yang masih terpesona dengan kecantikan yang dia perlihatkan pagi ini.Ola memanggil melalui sorot mata nya seolah sedang berbicara meminta sang Bunda untuk mendekati nya.
Yesi sontak saja berdiri dari tempat nya dan menghampiri sang putri yang terlihat sangat gelisah.
" Ada apa sayang?" tanya nya begitu pelan sekali, untung saja saat ini Pak penghulu belum memulai acara nya sehingga ibu dan anak ini masih punya sedikit waktu untuk berdiskusi.
" Bun! Kenapa Bunda tega membohongi Ola.padahal semula ini hanya lah acara pertunangan kenapa bisa berubah dalam sekejap mata menjadi acara pernikahan?" tanya Ola begitu kecewa.helaan nafas gusar terdengar jelas dari pernafasan nya.
" Maafkan Bunda sayang,kami sengaja mengubah rencana awal karena permintaan calon suami mu,selain itu dua hari lagi Ayah juga harus berangkat ke Yogyakarta untuk mengurus bisnis nya.otomatis Bunda pun akan ikut.percaya lah kami tidak sedang membohongi Kamu untuk keburukan,ini semua demi masa depan dan juga kebahagiaan untuk mu Sayang." Yesi mengusap punggung Ola yang mulai melunak mendengar penjelasan nya.
" Tapi Ola masih belum bisa terima Bun." ujar Ola lagi.
" Kamu pasti bisa sayang, percayalah Rendi adalah calon imam yang baik untuk Kamu dan calon anak-anak kalian nanti." Yesi kembali mengeluarkan jurus berikut nya demi membuat Ola luluh.
" Bunda akan merasa sangat tenang jika Kamu ada yang menjaga saat kamu pergi dengan jarak yang cukup jauh." imbuh nya menggenggam tangan Ola yang terasa begitu dingin.
" Huft....Ola nggak tahu lagi mesti ngomong apa Bun.yang jelas saat ini Ola sangat kaget sekali." Ola memeluk pinggang Bunda nya meskipun merasa sangat di curangi dalam keputusan ajaib ini.
Rendi yang sayup-sayup mendengar pembicaraan antara Ola dan Mama mertua nya tersenyum dalam hati tanpa berniat untuk ikut campur.toh ini semua terjadi karena campur tangan nya.
Jangan lupa Like Vote dan Komen ya guys 😍🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments