Bab 7

Pagi ini ketika Ola sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.tiba-tiba saja dia di kejut kan dengan notifikasi pesan yang masuk.

" Sayang! Hari ini Ayah sama Bunda mau pamit berangkat ke Yogyakarta lagi.Ayah tidak bisa terlalu lama meninggal kan proyek baru yang akan menjadi tempat banyak orang menggantung kan nasib nya.Bunda harap Kamu bisa lebih dewasa lagi dalam menjalani kehidupan rumah tangga ini.kalau ada yang ingin Kamu tanyakan jangan ragu untuk menghubungi Bunda atau Mama mertua mu.patuhi semua ucapan suami mu.dan jaga keluarga kecil mu sampai akhir hayat." Air mata Ola menetes seperti biasa nya.dia akan merasa galau berat melepas kepergian kedua orang tua nya yang sudah pasti dalam jangka waktu yang panjang.sedangkan untuk perusahaan mereka di kota ini sudah ada orang kepercayaan sang Ayah yang akan mengelola nya. Ola cukup tahu kalau sikap suka menolong sesama menjadi alasan sang Ayah ingin membangun banyak kerajaan bisnis nya.

Ola tidak pernah membenci kesibukan kedua orang tua nya.hanya saja kesibukan itu sering membuat wanita cantik ini merasa iri kepada teman -teman nya yang lebih memiliki banyak waktu berkumpul dengan keluarga tercinta.

" Kenapa Bunda baru ngomong sekarang,padahal tadi malam Bunda nggak ngomong apa-apa." lirih Ola yang masih mampu di dengar oleh Rendi.pesan itu hanya di baca oleh Ola tanpa berniat untuk membalas nya.

" Ada apa?" tanya Rendi mendekat.tangan nya terulur mengusap air mata yang mengotori wajah cantik Ola.dia rengkuh pinggang Ola lalu membawanya masuk kedalam pelukan hangat sebagai seorang suami.

" Hiks...Hiks..Hiks.." Ola semakin tidak bisa mengendalikan kesedihan nya.

" Bunda sama Ayah pagi ini mau berangkat ke Yogyakarta." ucap Ola memberitahu.

" Lah terus? Kenapa Kamu malah nangis begitu?" tanya Rendi merasa heran.

" Bunda ngasih tahu nya mendadak dan kesan nya sengaja biar Aku nggak ikut mengantar kepergian mereka.padahal Aku masih ingin memeluk Ayah sama Bunda.Aku nggak tahu kapan mereka akan kembali lagi kota ini.mereka itu super sibuk sekali." cerocos Ola masih betah membalas pelukan suami nya.rasa nya dada bidang ini sudah menjadi tempat ternyaman untuk jiwa nya yang sedang tidak baik-baik saja.

" Jangan salah paham dulu, mungkin mereka tidak ingin mengganggu waktu istirahat mu,lebih baik kita segera berangkat ke kampus, nanti siang baru Kamu coba hubungi Bunda lagi." usul Rendi ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.30 Wib.sedangkan kurang dari setengah jam lagi mereka berdua harus sampai di depan kampus.

" Baiklah." Ola berjalan mengikuti langkah kaki Rendi yang sudah berjalan terlebih dahulu di depan nya.

Ola yang tengah melamun memikirkan kedua orang tua nya di buat tercengang saat Rendi membukakan pintu mobil untuk diri nya.

" Masuk Ola! Kenapa melamun terus sih?" Rendi yang tidak ingin telat untuk mengajar memilih membuka sendiri pintu mobil dari pada menunggu Ola yang tidak kunjung sadar.padahal sudah sepuluh kali lelaki ini memanggil nama nya namun masih belum ada respon.

" Ehh....Nggak perlu kayak gini,Aku bisa melakukan nya sendiri." Ola yang merasa sungkan berusaha menolak sikap manis yang di berikan oleh suami nya.

" Udah buruan masuk sana! Kita udah telat." Rendi mendorong tubuh Ola untuk masuk dan segera duduk di samping bangku nya.

Setelah itu baru dia berlari menuju arah samping dan mengemudi kan mobil nya dengan kecepatan yang sedikit tinggi.

Perasaan Ola yang sedang tidak baik-baik saja memaksa wanita cerewet ini untuk diam dengan menatap ke arah luar.

Tanpa dia sadari mobil yang di kemudikan oleh suami nya sudah sampai di parkiran kampus tempat dimana dia menimba ilmu.

" Kamu masih mau tinggal di sini atau masuk kedalam." ujar Rendi melepas sabuk pengaman yang membelit di tubuh nya.

" Ola!" Rendi yang sudah terlanjur kesal membentak sang istri yang masih larut dalam beban pikiran nya.

" Eh..Iya Om..." sahut Ola merasa kaget.

" Am...Om.Am...Om..Memang nya Aku adik Bunda Kamu apa?" Ola menggaruk kepala yang tidak terasa gatal karena merasa salah berucap.

" Maaf." ujar nya sambil nyengir.

" Turun! Kita sudah sampai?" Rendi bergegas membawa tas kerja serta ponsel yang tergeletak di atas dashboard mobil.

Ola yang tidak paham maksud dari ucapan suami nya celingukan memastikan keadaan sekitar.pikiran nya semakin di buat kacau melihat suami nya malah ikut turun dengan mobil yang terparkir sempurna di tempat parkir khusus para dosen.

" Loh! Kamu kenapa ikut turun? Sudah sana berangkat ke kantor saja.Aku bisa berjalan sendiri." ujar Ola yang sama sekali belum mengetahui tentang pekerjaan sang suami.

Rendi yang merasa kesal dengan panggilan Ola yang menurut nya tidak menunjukkan rasa sopan kepada seorang suami.lantas menggeser kan tempat duduk nya miring ke arah Ola dan menarik tengkuk sang wanita sampai bibir mereka berdua menyatu sempurna.Rendi sengaja menggigit bibir Ola sehingga membuat Ola membuka mulut nya dengan lebar-lebar.Ola yang belum pernah berciuman sama sekali memilih memejamkan mata karena tidak sanggup menatap wajah tampan sang suami dalam jarak dekat.

" Dag..Dig...Dug...Dag..." irama jantung Ola sudah tidak beraturan lagi.dada Rendi yang menempel sempurna di jantung Ola bisa merasakan bagaimana detak jantung Ola saat ini.

" Lainkali Aku akan memberikan hukuman yang sama jika Kamu mengulangi kesalahan yang sama.hormati orang yang lebih tua dari mu." Rendi mengusap bibir nya yang basah kemudian beralih mengusap bibir Ola yang juga basah karena ulah nya.

" Seperti nya sepulang dari kampus nanti kita perlu ke dokter spesialis jantung untuk mengecek kondisi jantung mu yang terlalu cepat berdebar." goda nya tersenyum miring lalu turun terlebih dahulu meninggalkan Ola yang masih salah tingkah.

" Sialan! Kenapa Aku ikut menikmati sih ciuman dari pria gila itu." Ola membatin sambil merapikan kembali penampilan nya yang terlihat kusut akibat serangan dadakan dari suami nya.

" Pakai gayaan kasih hukuman segala,bilang aja dia doyan mencium bibir perawan ku. lagian ini jantung kenapa aneh banget sih.bikin malu Aku aja." Ola turun dan tidak lupa menutup kembali pintu mobil dengan suara yang sangat keras.

" Eh...Tunggu..Tunggu.. Kenapa dia masuk ke kampus ini? Apa dia...." belum sempat Ola melanjutkan perkataannya.sebuah notifikasi pesan mengangetkan dia yang sedang bersandar di mobil milik suami nya.

" Cepatlah masuk ke kelas mu, sebelum pintu nya di tutup dan Kamu tidak bisa masuk ke kelas lagi." Pria aneh.

Ola celingukan mencari keberadaan suami nya.kaki nya terayun menuju ke kelas tempat dia menimba ilmu.sedangkan mulut nya tidak berhenti mengoceh sepanjang jalan.

Ola yang tidak ingin mendapatkan hukuman dari dosen yang dia ketahui sangat killer di kampus memilih berjalan dengan cepat dengan mata yang fokus menatap jalan.

" Semoga saja Pak Basuki belum masuk." gumam nya dan setengah berlari ketika menyadari suasana kelas sudah hening tanpa ada kegiatan lagi.

Jangan lupa Like, Vote dan Komen ya guys 😍🥰🥰🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!