" Kita mau kemana?" tanya Ola di tengah suasana hening.Rendi lebih tertarik menatap layar ponsel nya ketimbang merajut aksara dengan wanita yang sudah sah bergelar istri nya.
Karena tidak mendapatkan jawaban.Ola memutuskan mendekat kan wajah nya dengan setengah berteriak.
" Kamu budeg atau memang sengaja sih?" teriak Ola tepat di samping telinga Rendi.
Telinga Rendi pun berdengung hebat sehingga memaksa dia untuk menutup ponsel nya dan beralih dengan tatapan mata penuh intimidasi kepada Ola.
" Kamu punya sopan santun tidak? Kenapa seperti anak kecil saja.kalau Kamu masih berteriak tidak jelas seperti tadi,jangan salah kan Aku yang akan memberikan Kamu hukuman yang lebih parah dari pernikahan ini." ucap nya begitu datar.
" Sembarangan aja mau kasih Aku hukuman.kenapa malah Kamu yang nyolot,Aku sudah bertanya dengan baik-baik tapi Kamu malah diam kayak batu.mau mu apa sih?" hardik Ola tidak merasa takut sama sekali.dia bukan lah wanita yang dengan mudah bisa di tindas oleh siapapun.ia juga membalas tatapan mata tajam dari Rendi.
" Berani juga ini cewek.benar- benar liar." gumam Rendi tersenyum simpul dan dengan segera menatap keluar jendela agar tidak terlihat oleh Ola.
" Malah diam lagi.nggak jelas banget deh." gerutu Ola lirih dan masih terdengar oleh telinga Rendi yang cukup tajam.
" Aku denger,tidak perlu mengumpat seperti itu.kita langsung ke mansion aja ya Pak Agus." titah Rendi dengan keras supaya Ola bisa ikut mendengar nya.
" Kerumah Aku dulu,Aku harus menjemput semua baju-baju dan perlengkapan lain nya." sahut Ola tiba-tiba.
" Tidak perlu,semua nya sudah di antar oleh sopir tadi pagi."tolak Rendi melirik sekilas Ola dan kembali fokus dengan layar ponsel nya.
" Dan satu lagi,jangan pernah memanggil suami mu dengan panggilan yang tidak sopan.biasakan memanggil dengan sebutan Mas atau yang lain nya.umur ku jauh lebih tua dari umur mu." imbuh nya.
Ola kembali mendengus kesal membuang dengan sangat kasar nafas yang terasa sesak.rasa nya hari ini kepala nya mau pecah saja karena terlalu banyak mendapatkan cobaan hidup.
" Oke Mas." jawab Ola asal karena malas berpikir lagi.dia juga tidak tahu harus memanggil apa lagi kecuali Mas.toh panggilan ini juga di pakai oleh sang Bunda ketika memanggil sang ayah.
Begitu mobil sudah sampai di sebuah rumah yang tampak sangat mewah.dengan desain ala eropa dan warna yang begitu kalem.hati Ola mendadak tenang dengan senyum terpancar di wajah cantik nya.
" Cepat turun." ajak Rendi yang sudah terlebih dahulu menginjak kan kaki nya keluar.
Mendengar pintu mobil yang di tutup dengan keras.Ola segera tersadar dari kekaguman nya dan ikut turun dengan susah payah.
" Benar-benar definisi suami nggak sayang istri.main tinggal aja tanpa ada rasa bersalah." oceh Ola dengan mulut mengerucut.sopir yang masih menunggu di samping nya ikut tersenyum melihat tingkah lucu Ola yang begitu menggemaskan.
" Seperti nya Tuan Rendi akan semakin terlihat muda saat bersama Nona Ola." batin nya membantu menutup pintu mobil.
Dengan langkah kaki perlahan Ola melangkah masuk dan mulai mengingat tugas nya sebagai seorang istri.jujur saja saat ini Ola belum siap melakukan tugas nya dengan baik.
" Mari Saya antar ke kamar nya Nona." ucap salah seorang wanita paruh baya yang datang menyapa nya.
" Ah..Iya Bu." jawab Ola singkat.
" Panggil saja Bi Murni,Tuan Rendi biasa memanggil Saya seperti itu." Bi Murni menuntun Ola menuju lantai dua.di mana tempat kamar nya berada.sedangkan di lantai bawah ada beberapa art lain nya yang menatap takjub kedatangan Nyonya rumah.
" Cantik ya.Tuan Rendi beruntung sekali di jodohkan dengan wanita bak Bidadari." puji salah satu art yang membantu membawakan minuman dan cemilan ke lantai atas.
" Iya ya.Nona terlihat seperti masih muda.tapi sangat cocok untuk Tuan yang juga sangat tampan."
" Mereka pasangan yang serasi." kasak kusuk antara para Art masih berlanjut meskipun Ola sudah tidak terlihat lagi.
Kini sampai lah Ola di depan sebuah pintu yang berwarna putih bersih.Bi Murni yang mengantar nya pun sudah pamit turun kembali dan bergantian dengan art lain nya yang membawa nampan di tangan.
" Permisi Nona, minuman nya mau di taruh di mana?" tanya Art yang terlihat lebih muda dari Bi Murni.
Ola yang masih tergugu di depan pintu gelagapan tidak tahu harus menjawab apa.
" Mmm.. Tolong simpan di kamar aja ya Bi." ucap nya dan memilih berjalan di belakang art.
Tok..Tok...
Ola yang bingung melihat kenapa Art nya harus meminta izin dengan mengetok pintu terlebih dahulu padahal dia ada di belakang nya semakin di buat tercengang.
Ceklek.
Pintu pun terbuka lebar.Rendi yang sudah selesai membersihkan diri nya nampak tengah sibuk mengeringkan rambut nya menggunakan handuk kecil.
" Permisi Tuan,Bibi mau mengantarkan minuman." ucap Bibi menunduk kan kepala.rupa nya wajah sangar Rendi membuat nyali art nya menciut seketika.
" Hmmm.taruh di atas nakas saja." jawab nya dan kembali sibuk dengan aktivitas nya.
Ola yang masih berdiri di ambang pintu sayup-sayup mendengar suara pria yang selalu membuat dia kesal.Ola memberanikan diri mengintip dengan memanjang kan kepala nya bagaikan seekor jerapah.
Deg...
Tidak sengaja mata Ola bertatap langsung dengan mata Rendi.
Tap...Tap..Tap..
Dengan sedikit mengendap Rendi berjalan mendekati pintu untuk melihat istri kecil nya.
" Kenapa Kamu masih di luar,ayok masuk." ajak Rendi tersenyum puas melihat Ola yang mati kutu menahan ketakutan nya.
" A... ku kayak nya salah kamar deh." Ola menahan pergelangan tangan sang Bibi yang hendak pergi meninggalkan kamar ini,sedangkan satu tangan nya masih di tahan oleh sang suami dadakan.
" Anda tidak salah kamar Nona,ini adalah kamar utama yang akan menjadi kamar anda dan juga Tuan." tutur Bibi menjelaskan.seketika wajah Ola pucat pias merasa keselamatan nya berada di ujung tanduk.
" Mati Aku! Kenapa pakai satu kamar segala sih." Ola membatin namun bergidik ngeri melihat wajah sangar milik suami nya.
" Saya permisi ya Non,Tuan." Bibi meninggalkan Ola dan tidak lupa menutup kembali pintu kamar sampai tertutup rapat.mulut Ola seolah terkunci rapat saat ingin menahan Bibi agar tetap berada di dalam kamar ini.
" Sana mandi dan ganti baju mu,Aku merasa gerah melihat Kamu memakai pakaian seperti itu." ujar Rendi yang masih betah menahan pergelangan tangan Ola.mungkin saja pria ini takut istri cantik nya kabur meninggalkan dia di hari pertama mereka resmi menjadi sepasang suami istri.
" Dckkk..." Ola berdecak kesal namun masih patuh mendengar kan perintah suami nya.
" Baju sama handuk mu ada di lemari paling ujung." teriak Rendi memberitahu.
Ola yang sadar jika dia tidak membawa handuk atau jubah mandi kembali melangkah kan kaki nya menuju ruang ganti.dia buka lemari panjang yang menjulang tinggi.dan benar saja semua pakaian dan aksesoris lain nya sudah tertata rapi di dalam lemari ini.nampak juga ada beberapa pakaian baru yang masih ada text label nya.
" Seperti nya mereka sudah mempersiapkan nya dari awal." batin Ola benar-benar merasa tertipu.
Ola mengambil asal handuk yang terlipat rapi itu dan kembali masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
" Kenapa kita harus satu kamar begini,Aku nggak papa kok tidur di kamar lain." ucap Ola berusaha mengeluarkan uneg-uneg nya.
" Bukan nya sepasang suami istri memang harus tidur satu kamar? Kamu pasti sudah pernah mendengar dan juga melihat nya.jangan kekanak-kanakan.kalau sampai kedua orang tua kita tahu tentang pisah kamar, mereka pasti akan sangat kecewa sekali." ucap nya naik ke atas ranjang dengan laptop yang menyala menampilkan grafik saham.
" Tapi Aku belum siap,kita bisa melakukan nya secara sembunyi-sembunyi.dan kedua orang tua kita tidak perlu mengetahui masalah ini." tawar Ola tidak kehabisan akal.dia tidak akan bisa tidur nyenyak jika ada orang asing yang berada di dalam kamar nya.apalagi orang asing ini adalah lelaki yang sudah sah menjadi suami nya.
" Siap nggak siap pokok nya kita tidur satu kamar.Kamu pikir mereka anak kecil yang bisa di bohongi begitu saja.di dalam rumah ini ada banyak Cctv dan mata-mata yang mereka kirim untuk mengawasi kita berdua.sudah sana mandi dulu! Bau keringat mu mengganggu kenyamanan hidung ku." Rendi sengaja mengalihkan pembicaraan ke arah lain karena tidak mau lagi mendengar penolakan tidak berbobot dari istri kecil nya.
Ola reflek mengangkat kedua tangannya dan sibuk mengendus bau badan nya yang menurut dia masih sangat wangi dan sama sekali tidak berubah.entah kenapa kaki nya begitu patuh mendengar perintah suami nya dan berjalan masuk ke kamar mandi.
" Ih.... Nyebelin banget sih jadi suami."
Prakk.
Ola menutup kasar pintu kamar sampai membuat Rendi terjingkat kaget.
" Suami? Mimpi apa Aku ya! Bisa nikah secepat ini." Ola melepas satu persatu pakaian yang memiliki harga fantastis itu.lalu masuk kedalam bathtub untuk berendam menenangkan pikiran nya.
" Dasar bocah." gumam Rendi tersenyum simpul.
Jangan lupa Like Vote dan Komen ya guys 😍🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments