Bab 4

Mendekati detik terakhir ketika ijab kabul akan di laksanakan.Rendi tidak lupa berdoa dalam hati nya agar dia bisa mengucapkan janji sakral ini dalam satu kali tarikan nafas.

Arif yang menjadi wali nikah untuk putri kesayangan nya duduk di hadapan Rendi.tangan pengusaha sukses ini berkeringat dingin membayangkan sebentar lagi tanggung jawab kepada sang putri akan berpindah tangan kepada lelaki yang merupakan pilihan nya.meski tidak melepas secara seratus persen,tapi Arif cukup sadar diri bahwa surga Ola ada pada suami nya saat ini.

" Rendi...Saya titip kan putri kandung Saya kepada Kamu.Saya yakin Kamu bisa menjaga dan mendidik nya menjadi seorang istri yang berakhlak mulia.Saya selalu membahagiakan dia sejak dia lahir kedunia sampai dia besar seperti ini.Saya mohon jaga dan bimbing lah dia dengan sebaik mungkin.Saya sebagai seorang Ayah mungkin tidak punya banyak waktu untuk menemani dia dalam kehidupan sehari-hari.Saya serahkan tanggung jawab ini kepada Kamu .orang yang sudah Saya kenal lama dan orang yang menjadi pilihan hati Saya dan juga istri." ucap Arif dengan mata yang berkaca-kaca.

Ola menangis tersedu-sedu mendengar ucapan sang Ayah.bagi dia pria paruh baya itu adalah sosok yang hebat dalam hidup nya.sosok yang selalu memanjakan nya dengan limpahan kasih sayang meskipun ada segudang kesibukan yang berada di depan mata.

Kerabat dekat kedua mempelai juga ikut menitikkan air mata.suasana berubah menjadi haru biru akibat pesan singkat yang Arif sampaikan secara tiba-tiba.

Sungguh ini adalah hal tersulit yang pernah Arif temui.tapi demi kebaikan sang putri dia harus rela melepaskan tanggung jawab nya sebelum waktu nya tiba.

Ola kecil yang suka tidur di bawah ketiak sang ayah.kini sudah besar dan sebentar lagi akan menjalani kehidupan baru nya.menjadi seorang istri dan mengabdi kan seluruh hidup nya untuk sang suami.

Pak Penghulu mempersilahkan Pak Arif dan Rendi untuk saling berjabat tangan.karena sebentar lagi acara ijab kabul akan segera di mulai.

" Bismillahirrahmanirrahim.Rendi Irawan bin Dion Irawan.Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung Saya yang bernama Yolanda Zevanya Himawan binti Arifin Himawan dengan mas kawin emas seberat lima puluh gram dan uang tunai sebanyak dua Milliar.di bayar tunaiiiiii."meski dengan suara bergetar tapi Arif mampu menyelesaikan semua kata-kata itu.

" Saya terima nikah dan kawin nya Yolanda Zevanya Himawan binti Arifin Himawan dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." Rendi menghela nafas panjang nya karena berhasil mengucapkan kata sakral ini dalam satu tarikan nafas saja.

" Alhamdulillah.bagaimana para saksi?" tanya Pak penghulu kepada kedua saksi yang duduk di samping kiri dan juga kanan.

" Sah..."

" Sah..."

" Sah..."

Ola yang ikut mendengarkan kata sah itu, langsung menetes kan air mata bimbang nya.di menit dan hari ini juga dia sudah resmi menjadi istri seorang pria yang sangat di benci nya.pria yang baru dia kenal dan dengan pria ini juga lah Ola dengan suka rela menjatuhkan harga diri nya yang begitu sukar untuk di raih oleh lelaki di luar sana.

Yesi dan Nala saling berpelukan dengan kadar bahagia yang tidak bisa di jelas kan lagi.

" Akhirnya kita jadi besanan juga Yes." sorak Nala merasa sangat beruntung sekali.ini bukan lah rencana dadakan mereka berdua, tetapi sudah menjadi impian saat mereka baru menikah beberapa tahun yang lalu.bertemu di sebuah acara perkumpulan pengusaha muda membuat persahabatan Yesi dan Nala semakin berjalan akrab seiring berjalan nya waktu.mereka berdua bahkan tidak bisa terpisahkan lagi oleh drama apapun.suka duka rumah tangga sudah mereka lalui dengan bergandengan tangan saling memberi semangat dan support untuk mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar.

" Iya La.Aku nggak nyangka jalan kita begitu di mudahkan oleh sang pencipta.semoga saja rumah tangga anak kita berjalan sukses meskipun ada banyak kerikil tajam yang berserakan di antara mereka berdua." Yesi menggenggam tangan Nala semakin erat .

" Terimakasih sudah mau menerima anak ku yang begitu kaku seperti batu es itu.semoga saja Ola bisa mencairkan nya." Nala menatap ke arah anak-anak nya sedang menandatangani berkas penting pernikahan.

Yesi tergelak dengan ucapan sahabat sekaligus besan nya.

" Aku juga berterima kasih sudah mau menerima putri ku yang masih begitu banyak kekurangan,Aku mohon bimbinglah dia saat Aku tidak bisa berada di samping nya kelak." Yesi yang tahu jika waktu nya akan terkuras di luar daerah menemani sang suami memilih berbicara to the point sebelum ada perpecahan di antara mereka.

" Jangan khawatir.Aku sudah menganggap Ola seperti anak perempuan ku sendiri.akan ku jaga dan lindungi dia seperti melindungi diri ku sendiri." Nala mengajak Yesi menghampiri anak-anak mereka yang sudah menyelesaikan acara ijab kabul.

Sedangkan di dalam kampus ternama di kota ini, ketiga gadis receh yang baru saja selesai mengikuti kelas pertama sedang menggerutu kesal karena Ola tidak kunjung membalas pesan yang mereka kirim beberapa jam yang lalu.

" Ini anak sesibuk apa sih? Heran deh." gerutu Risa dengan menempelkan wajah nya di meja.

" Mungkin dia masih di tempat saudara nya kali.nanti saja kita coba hubungi lagi." Dini adalah sahabat yang paling pengertian sekaligus kalem di antara mereka berempat.

" Yo wes lah.lebih baik kita ke kantin dulu sebelum mata kuliah berikut nya di mulai." ajak Meri menarik tangan kedua sahabat nya yang masih merasa kehilangan Ola padahal baru di tinggal pergi satu hari, bagaimana jika Ola memutuskan untuk pindah kampus atau cuti misal nya.mungkin mereka akan kejang-kejang tidak sadar kan diri lagi.

Ola yang masih syok karena tidak melakukan persiapan apapun memilih pasrah karena ini adalah jalan terbaik nya saat ini.

Semua acara sudah selesai di laksanakan.Rendi yang sudah terbiasa hidup mandiri langsung membawa Ola pindah ke kediaman pribadi nya.

Ola yang masih mengingat jelas bagaimana pesan singkat dari ustadz yang bertindak di pernikahan nya tadi mengangguk patuh meski sebenarnya merasa sangat keberatan.

Ola berusaha meminta bantuan kepada kedua orang tua nya.namun nyata nya kedua orang tua nya malah melepas kepergian nya dengan tersenyum lebar.

" Ayah! Bunda...Pliss...Tolong tahan Ola." ucap Ola dalam hati dengan sorot mata sendu nya.

" Kami pamit dulu ya semua nya." ucap Rendi memecah kan suasana hening ini.

" Hati-hati ya Nak,kalau ada apa-apa segera hubungi kami." pinta Nala mengusap punggung sang putra yang sedang mencium punggung tangan nya.

" Iya Ma." Rendi lalu berpindah mencium punggung tangan sang Papa termasuk kedua mertua nya.di belakang dia ada Ola yang melakukan hal yang sama.semarah atau pun se kesal apapun hati nya tetap saja Ola masih menerapkan sopan santun yang baik kepada orang tua nya.

" Jangan sungkan untuk bertanya atau pun mengadu kelakuan buruk suami mu kepada Mama,dengan senang hati Mama akan selalu membantu Kamu,sayang." tutur Nala mengelus punggung Ola yang masih memakai kebaya akad nya.

" Iya Tan." jawab Ola singkat.

" Jangan Tante dong sayang.panggil Mama saja sama seperti Rendi.Kamu adalah menantu kami dan sekaligus anak perempuan satu-satunya di keluarga Mama." Nala merasa sangat bahagia sekali bisa memiliki anak perempuan yang bisa dia ajak mengikuti langkah kaki nya yang berhubungan dengan wanita.shopping dan ke salon misal nya.

" Iya Ma." Ola lalu berpindah ke tangan sang Papa mertua dan terakhir kepada kedua orang tua nya.

" Jangan lupa dengan hak dan kewajiban mu setelah menikah sayang.surga mu ada pada suami mu.lakukan semua nya dengan hati yang ikhlas jika Kamu ingin mendapatkan keberkahan nya." pesan Yesi sebelum melepas kepergian sang putri.

" Iya Bun." lagi dan lagi Ola hanya bisa menjawab dengan kata singkat tanpa punya selera untuk berdebat lebih lama lagi.

" Kamu sudah dewasa Nak, jangan lupa patuhi semua ucapan suami mu dan jadilah istri yang baik." Arif memeluk putri kesayangan nya yang merupakan pelipur lara di saat rasa lelah dan bosan menghinggapi hidup nya yang super sibuk.tak banyak kata yang bisa dia rangkai saat ini kecuali kesedihan yang tiada tara.tidak ada yang tahu bahwa dia adalagi orang pertama yang merasa sangat kehilangan.putri kecil yang selalu dia timang-timang kini sudah berdiri di kaki nya sendiri.

" Ayah harap Kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih dari apa yang telah Ayah berikan Nak!" batin Arif melambaikan tangan saat mobil yang di tumpangi oleh Ola perlahan beranjak meninggalkan tempat pernikahan.

Jangan lupa Like Vote dan Komen ya guys 😍🥰🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!