Bertemu Dengan Anak

Setelah 9 tahun berpisah Leonardo tidak pernah tahu wajah anaknya. Cinta satu malam tersebut tanpa sengaja membuat Leonardo dan Riana mempunyai seorang anak.

Leonardo sudah tidak sabar, ingin bertatap muka dengan putranya, memeluk putranya sebab pertemuan mereka pertama kalinya dirumah sakit.

Namun ada perasaan sedih yang menyelimuti Leonardo. Mengapa pertemuan mereka pertama kali harus bertemu dirumah dirumah sakit, mengapa harus dalam kondisi sedang sakit.

"Aku bahagia akan bertemu dengan putraku dirumah sakit," ucap Leonardo, sambil tersenyum namun menyembunyikan luka yang mendalam.

"Semoga pertemuan ini bisa membuat kamu dan Davin bahagia ..." Riana sebenarnya tidak ingin mempertemukan ayah dan anak ini karena belum siap.

Namun keadaan membuatnya harus mempertemukan keduanya. Riana butuh biaya untuk uang operasi anaknya yang terkena kanker leukemia, kini kanker leukemia tersebut sudah menyerang seluruh tubuh Davin.

"Ada yang harus aku sesalkan! Mengapa kamu bertemu denganku, saat anakku masuk rumah sakit dan mengapa kamu tidak mempertemukan, pada saat anak kita masih sehat!" Leonardo merasa kecewa dengan Riana.

Sebab Riana mempertemukan mereka setelah 9 tahun berlalu. Pada waktu itu Leonardo sudah siap akan bertanggung jawab. Jika Riana hamil anak dari Leonardo karena satu malam.

"Aku bingung! Aku pikir aku sanggup dan menyakinkan diri bahwa aku bisa mengurus anak seorang diri, nyatanya aku tidak bisa menebak musibah apa yang terjadi sebelum anak kita sakit," jawaban dari Riana, sudah lelah dan putus asa.

Leonardo juga menjadi menyesal mengapa tidak mencari Riana. Leonardo mengakui bahwa ibu dari anaknya tersebut adalah sosok yang tegar dan kuat. Sudah berjuang sendirian dalam membesarkan anak.

"Kamu hebat ... Bisa berjuang untuk anak kita dan terimakasih sudah menjaga putra kita dengan baik." Leonardo menghargai pengorbanan dan perjuangan Riana bahwa menjadi singel tidaklah mudah.

Sedangkan Leonardo sudah bahagia akan hidupnya. Bahwa Leonardo sudah tunangan dengan Mia, namun kini Leonardo merasa di lema. Tentang kejujurannya terhadap Mia bahwa sudah mempunyai anak di luar nikah dan kini putranya sudah berumur 8 tahun dan mungkin Mia tidak akan bisa menerima anak itu.

"Mari masuklah ..." Riana mempersilahkan Leonardo untuk masuk, kekamar rawat inap anaknya.

"Apakah putra kita terbangun?" tanya Leonardo merasa dekdekan bertemu dengan anak.

Pertemuan pertama membuat Leonardo masih grogi. Untuk menatap putranya dan merasa bersalah akan kejadian di masa lalu sebab belum bisa menjadi ayah yang terbaik karena tidak ikut berjuang dalam membesarkan anak.

"Kenapa? Kamu grogi bertemu dengan anak kita," Riana memegang tangan Leonardo tangan tersebut sudah panas dingin dan wajahnya terlihat pucat.

"Iya ..." Leonardo mengangguk.

"Ayolah masuk, biar putra kita mengenal kamu sebagai ayahnya." Riana menarik tangan Leonardo.

Davin terbaring lemah sedang menunggu kedatangan ibunya. Davin ditemani oleh beby sister, lalu Riana mempersilahkan mbak Yuni untuk keluar dulu, sebab Riana akan berbicara mengenai masalah privasi dan orang luar tidak perlu tahu.

"Mbak, tolong keluar dulu. Sebab ada yang ingin kami bicarakan," ucap Riana menyuruh mbak Yuni untuk keluar.

"Baik, Nyonya." Mbak Yuni keluar dan menundukkan kepala.

Davin merasa bingung bahwa mamanya membawa pria masuk kedalam kamar rawat inap. Riana tidak sanggup untuk mengatakan bahwa Leonardo adalah ayah dari Davin namun Riana harus jujur.

"Mama bawa siapa?" tanya Davin bersembunyi dibalik tangan mamanya dan tidak mau bertemu dengan orang asing yang tidak dikenal.

"Perkenalkan sayang ..." Riana tidak kuat untuk bercerita, namun Riana harus di paksa untuk bercerita, supaya David mau menerima ayah kandungnya. "Perkenalkan ini Papa Leonardo," Riana menunjuk kearah Leonardo dengan perasaan sedih.

"Papa? Maksudnya Ma?" tanya Davin bahwa mamanya, menyebut dengan panggilan yaitu papa.

"Ini Papa kamu Nak." Riana berterus terang dengan anaknya.

"Bukankah Papa sudah meninggal dunia Mama?" tanya Davin, selama ini mamanya mengatakan bahwa ayahnya. Sudah meninggal dunia.

Riana tak kuat menahan malu, kini kebohongan terbongkar di depan anak bahwa Riana ngomong sama Davin. Bahwa ayahnya sudah meninggal dunia.

"Maksudnya apa?" tanya Leonardo kepada Riana.

"Nak, maafkan Mama sudah berbohong pada waktu itu. Sebenarnya Papa kamu masih hidup dan inilah Papa, kamu. Orang yang berdiri dihadapan kita." Riana menangis menceritakan semua, suaranya sudah terdengar serak basah.

"Mama ngomong sama Davin, bahwa Papa sudah meninggal! Bagaimana Davin bisa menerima kenyataan, bahwa Papa masih hidup," jawab Davin merasa kecewa dengan mamanya.

"Nak, percayalah. Kebohongan Mama sama kamu. Mempunyai alasan sendiri." Riana sebenarnya tidak ingin berbohong namun Riana menjaga perasaan anaknya dan Leonardo.

Riana tidak mau ketika berbicara jujur bahwa papanya masih hidup. Anaknya Davin menilai buruk tentang papanya, bahwa Leonardo jahat sudah meninggalkan mereka dan tak pernah membiayai mereka.

Riana tidak ingin kalimat tersebut keluar dari putra semata wayangnya. Bukan papa Leonardo yang salah, namun Riana sendirilah yang menyakinkan diri bahwa sanggup mengurus anak seorang diri.

Leonardo langsung menghampiri anaknya dan memeluk Davin. Namun Davin merasa asing dan tak mau di peluk, sebab Davin merasa kecewa.

Setelah 8 tahun usia Davin, mengapa papanya baru muncul sekarang. David terlalu kecewa sebab selama ini yang mengurus Davin adalah mamanya dan papa mendatanginya ketika sudah sakit.

"Lepaskan! Aku tidak mau dipeluk, panas banget di peluk," ucap seorang anak yang sudah merasakan kecewa.

"Davin, kamu tidak boleh begitu! Itu Papa kamu, Nak." Riana mengarahkan anaknya untuk dekat sama papanya.

"Ma ... Davin masih belajar untuk menyesuaikan diri," jawab David bersembunyi dibalik lengan mamanya.

Leonardo berusaha untuk mengambil hati anaknya. Dengan memberikan jajan-jajan kesukaannya berupa coklat dan mainan mobil untuk putranya.

"Nak, Papa ada beli makanan dan mainan mobil, khusus untuk Davin." Leonardo mengambil hati anaknya, dengan memberikan mainan.

Melihat ada mainan mobil, Davin langsung mendekat. Davin senang jika ada seseorang yang memberikan mainan langsung menghampiri Leonardo dan mengambil mainan tersebut dari tangan Leonardo.

"Terimakasih," ucap David masih malu-malu kepada papanya.

Riana mengelus rambut anaknya dan senang ketika putranya, menerima mainan dan makanan dari Leonardo.

"Nah gitu dong, Nak. Sekarang anak mama boleh menyebut Papa Leonardo ini dengan panggilan, Papa." Riana membujuk David memanggil sebutan Papa.

"Nak, tolong sebut saya, dengan panggilan Papa." Leonardo ingin mendengar anaknya untuk pertama kali, menyebutnya dengan sebutan Papa.

"Pa-Papa ..." Davin lalu memanggil dengan sebutan papa.

Leonardo langsung memeluk anaknya dan menangis dihadapan putranya. Leonardo merasa kagum bahwa Davin sudah menganggapnya sebagai papa.

"Nak ... Terimakasih, sudah menyebutku dengan panggilan Papa."

Leonardo menyentuh kedua pipi anaknya dan berjanji. Akan menjaga putranya dengan baik serta berusaha untuk membayar biaya rumah sakit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!