Tepi Senja

Tepi Senja

Ultimatum

Semilir angin menggoyangkan daun-daun pepohonan di taman sekolah. Suara riuh para siswa dan siswi saat keluar kelas dan deru motor yang keluar dari parkiran sekolah. Terdengar saling tumpang-tindih. Langit sore, mulai menampakan dirinya. Perlahan-lahan para siswa dan siswi berkurang satu persatu.

Suasana yang tadinya begitu ramai, tiba-tiba terasa begitu sunyi. Hanya sedikit siswa/i yang tersisa di sore itu, untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Yang memang dilaksanakan dua kali dalam seminggu.

Nampak dua orang siswi berjalan bersama di koridor menuju ruang siaran. Selisih tinggi mereka terlihat cukup mencolok. Wajah mereka terlihat kelelahan, setelah menjalani kehidupan SMK yang baru mereka rasakan selama 6 bulan ini.

Saat mereka sudah ada didepan pintu ruang siaran tiba-tiba saja pintunya terbuka dari dalam dan, muncul dua orang siswa.

"Loh Sienna, Talia kok kalian baru dateng sih?" tanya seorang lelaki sambil memegang gagang pintu ruang siaran.

"Hehe maaf ya Rigel, Luan soalnya tadi kita ada praktikum di lab jadi telat deh pulangnya, hp ku juga mati jadi gak bisa ngabarin." Sienna menjelaskan apa yang terjadi sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.

"Pantesan, baru aja kita mau cari kalian berdua." Ucap Rigel sambil menunjuk dirinya dan Luan yang berdiri disampingnya tanpa berkata apa pun.

"Tumben, emang kenapa kalian mau cari aku sama Sienna?" tanya Talia memiringkan kepala dan menyilangkan tangannya di dada.

"Katanya kita dipanggil sama kesiswaan, sebagai perwakilan ekskul penyiaran," bisik Rigel memastikan tak ada yang mendengar obrolan mereka.

"Buset udah kaya orang penting aja nih kita dipanggil kesiswaan," canda Sienna tersenyum lebar.

"Tapi, kalian ngerasa aneh gak sih? Kenapa kesiswaan tiba-tiba pengen ketemu sama kita? biasanya kita gak pernah dianggap ada." Luan yang sedari tadi hanya diam, tiba-tiba langsung mencecarkan pertanyaan.

"Dari rumor yang aku denger sih, kalo ekskul yang gak pernah dianggap tiba-tiba dipanggil kesiswaan di semester 2 katanya bukan suatu pertanda baik buat ekskul itu," bisik Rigel sambil mengangkat telunjuknya kehadapan bibirnya.

"Udah-udah, mending sekarang kita langsung temuin kesiswaan aja, biar tau apa yang mau mereka omongin." Sienna mencoba menenangkan teman-temannya.

Merekapun bergegas menuju ruang kesiswaan, untuk memastikan apa yang ingin disampaikan kepada mereka.

"Assalamualaikum Bu, permisi saya bersama teman-teman saya sedang mencari Bu Millie kesiswaan," ucap Sienna mewakili teman-temannya.

"Waalaikumsalam neng, silahkan masuk meja Bu Millie ada di paling ujung dekat lemari kaca," ucap salah seorang Ibu guru yang ada di sana.

"Terimakasih Bu, mari." Sienna dan kawan-kawan nya berterimakasih dengan serentak.

Ibu guru itu mengangguk dan tersenyum lalu melanjutkan aktivitas yang ia kerjakan sebelumnya, sedangkan Sienna dan kawan-kawannya memasuki ruangan menuju ke tempat dimana kesiswaan berada.

Disana tampak seorang guru duduk di meja kerjanya, sepertinya beliau sudah menunggu kedatangan ekskul penyiaran. Suasana yang tadinya biasa saja entah mengapa, terasa begitu tegang ketika mendekati meja itu, tatapan tajam yang tertuju pada mereka membuat mereka takut seakan akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Assalamualaikum Bu, perkenalkan nama saya Sienna dan ini teman-teman saya dari ekskul penyiaran, kalau boleh tahu Ibu ada apa memanggil kami?" tanya Sienna sambil tersenyum.

"Waalaikumsalam, sebenarnya saya tidak memanggil kalian semua, saya hanya perlu menyampaikan ini kepada ketua ekskul kalian," ucap Bu Millie ketus.

"Mohon maaf ibu, tapi ketua ekskul penyiaran saat ini adalah kelas XI yang sedang menjalankan PKL, kebetulan saya ditunjuk sebagai penanggung jawab sementara untuk ekskul penyiaran." Sienna menjelaskan keadaan ekskul penyiaran dengan singkat.

"Apa boleh buat, lagipula kalian sudah ada disini. Saya rasa, saya tidak perlu berbasa-basi jadi saya akan langsung menjelaskan apa maksud saya memanggil kalian kemari," ucap Bu Millie singkat enggan berbasa-basi.

Mata Bu Millie menatap lekat wajah setiap anggota ekskul penyiaran, terutama Sienna yang menjadi lawan bicara utamanya. Suara hembusan angin kencang menambah ketegangan yang terjadi diantara mereka.

"Baik, seperti yang kalian ketahui ekskul penyiaran saat ini sudah tidak mempunyai guru pembimbing, selain itu juga saya rasa adanya ekskul penyiaran saat ini sudah tidak relevan lagi. Seperti yang kita ketahui sekarang sudah tidak ada lagi yang mendengarkan radio sekolah, semua ekskul saat ini juga sudah memiliki media sosial mereka sendiri hampir semua liputan kegiatan ekskul dan sekolah juga sudah diambil alih oleh OSIS, kalian juga tidak pernah mengharumkan nama sekolah ini dalam lomba. Bahkan saya tak pernah melihat kalian membuat kegiatan yang jelas. Jadi saya tidak melihat adanya alasan lagi untuk mempertahankan ekskul penyiaran." Bu Millie menjelaskan dengan nada sinis dan tatapan tajam

“Tapi Bu …” belum selesai Sienna berucap namun sudah dipotong oleh Bu Millie. “Sudah, saya tidak ingin mendengar alasan apa pun lagi dari kalian. Ini ada dokumen administrasi pembubaran ekskul, silahkan kalian baca terlebih dahulu, tanda tangani besok langsung serahkan lagi kemari.” Ucap Bu Millie tanpa berbasa-basi.

Keringat bercucuran dari dahi Sienna, debaran jantung mereka tak beraturan ketika mendengar semua ini. Mereka tak menyangka akan mendengar kabar seperti ini, rasanya seperti disambar petir disiang bolong. Sienna tak percaya dia harus menghadapi tanggung jawab sebesar ini tanpa bantuan seniornya.

Sienna yang teringat akan seniornya seketika mendapat pencerahan.

“Tapi Bu, karena saya hanya penanggung jawab sementara dari ekskul ini saya tidak dapat memutuskan ini sendirian.Jika berkenan bolehkah Ibu memberikan kami kesempatan untuk mendiskusikan hal ini dengan ketua ekskul kami?” Pinta Sienna sedikit memelas.

“Hadeh, yasudah saya beri kalian kesempatan empat hari untuk mendiskusikan hal ini.Toh cepat atau lambat kalian akan bubar juga,” ucap Bu Millie seraya menghela napas panjang.

“Terimakasih banyak Bu, saya sangat bersyukur Ibu memberikan kesempatan ini kepada kami.” Sienna berterimakasih sambil tersenyum.

“Ya sudah saya rasa tak ada lagi yang perlu kita bicarakan, kalian semua sudah boleh pulang atau melanjutkan kegiatan ekskul kalian.” Kata Bu Millie dengan ketus. “Baik Bu, terimakasih.” Ujar mereka serentak seraya mencium tangan Bu Millie lalu berjalan meninggalkan ruang kesiswaan.

Sambil berjalan keluar ruangan itu, Sienna berkata,“Kumpul dulu ya.”

Dijawab dengan anggukan seluruh anggota ekskul penyiaran. Sesampainya di ruang penyiaran mereka langsung merebahkan badan mereka ke kursi yang ada disana. Tak ada yang mengeluarkan suara, mereka terjebak dalam lamunan mereka masing-masing.

Suara jam dinding mebuyarkan lamunan Luan. Dia membetulkan posisi duduknya dan memecahkan keheningan dengan berkata,“Kita bubar?”

Sienna, Talia dan Rigel yang sedang dalam lamunan mereka kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Luan. “Jangan dong masa kita gini aja nyerah sih?” ucap Rigel.

“Betul kata Rigel, kita gak boleh langsung nyerah kaya gini.” Talia mendukung ucapan Rigel.

“Tapi kita harus gimana? Tadi kalian denger sendiri kan apa yang Bu Millie bilang, ada 1000 alasan untuk ngebubarin kita,” kata Luan dengan pesimis.

“Gak, meskipun Bu Millie punya 1000 alasan buat ngebubarin ekskul kita. Kita harus punya 1001 cara buat mempertahan ekskul ini,” ucap Sienna sambil terus membolak-balik dokumen pembubaran ekskul penyiaran.

“Tuh dengerin.” Ucap Rigel sambil membantu Sienna membaca dokumen itu. Tak terasa waktu menunjukan pukul 17.00 waktu dimana semua

siswa/i diharuskan untuk meninggalkan sekolah. Pencarian informasi untuk mempertahankan ekskul penyiaran pun sementara harus berakhir, tanpa membuahkan hasil.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Aku mampir kak, feedbacknya ya kak🤭

2024-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!