Split Team

Meskipun banyak murid tak masuk sekolah pada hari Sabtu, tetapi kantin selalu membukakan pintu bagi perut siapa saja yang merasakan lapar. Begitu selesai mengunggah siaran dan memilih cerita, ekskul penyiaran langsung datang ke Kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.

"Semoga aja, siaran yang ini bisa bawa lebih meledak dari siaran kemaren ya." Rigel membuka obrolan seraya memasukan kripik kedalam mulutnya.

"Amin, ngomong-ngomong siaran kita kemaren perkembangan jangkauan nya makin gede tau, sekarang udah seribu pendengar dan udah ada lima belas pengikut." Sienna berceloteh sambil menyedot susu coklat yang baru saja ia beli.

"Seribu? Gokil, kalo begini terus jangankan nyelametin ekskul penyiaran nyelametin kantong kita juga bisa kali." Talia berseri-seri terlihat kebahagiaan terpancar di wajahnya.

Saat Sienna, Rigel dan Talia sedang berbincang-bincang Luan tak menunjukkan ketertarikannya untuk bergabung ke dalam perbincangan mereka. Luan justru membenamkan wajahnya kedalam buku yang ada dihadapannya seraya menorehkan tinta pada buku catatannya.

"Luan kamu lagi ngerjain apa?" Sienna penasaran, karena sedari tadi Luan terus saja asyik dengan dunianya sendiri.

"Iya nih sibuk bener kaya nya," kata Talia sedikit menyindir.

"Tugas." Luan merespon singkat dan sedikit ketus.

"Ntar aja kali kerjainnya. Sekarang kita ngobrol-ngobrol dulu, lagian besok juga libur kan?" Rigel mencoba meringankan suasana.

"Gak bisa urang sibuk, lagipula ekskul hari ini udah selesai kan? Siaran udah diunggah, pilih cerita juga udah, kalo kalian mau ngobrol ya silahkan urang juga tetep dengerin kok." Luan bahkan tak menoleh ke arah mereka, ia masih fokus mengerjakan tugasnya.

Mereka diam dalam suasana canggung, Sienna yang tak menginginkan timnya berada dalam keadaan seperti ini lebih lama lagi pun berusaha memecahkan keheningan di antara mereka,"Tapi emang sih, akhir-akhir ini guru-guru banyak banget kasih tugas. Apa karena UTS makin deket ya?"

"Bener, ampun banget deh tiada hari tanpa tugas setiap hari pasti deh ada tugasnya." Talia setuju dengan pernyataan Sienna.

"Kalo aku sih gak masalah ya sama banyaknya tugas, tapi akhir-akhir ini aku sering banget ditanyain sama ekskul aku yang lain. Sin Cos Tan salahsatunya mereka terus aja nanyain kenapa aku gak hadir terus setiap hari Sabtu." Rigel mengeluh, terlihat sekali dari wajahnya tampak kelelahan.

"Aku juga terus terusan ditanyain sama English Club soalnya keseringan bolos tiap hari Sabtu," keluh Talia.

"Lagian ikut ekskul maruk banget." Sindir Luan sambil menyeringai tanpa melihat wajah mereka.Suasana diantara mereka terasa memanas, Sienna menepuk bahu Luan mengisyaratkan agar Luan berhenti berbicara seperti itu agar suasana tidak semakin panas.

"Aku ngerti, kita semua pasti punya prioritas yang beda-beda apalagi punya ekskul lebih dari satu pasti kita harus memilih untuk memprioritaskan yang mana. Gimana kalo kita bagi aja tim kita jadi dua, aku rasa dua orang cukup buat siaran, unggah siaran, dan pilih cerita bergantian. Kalo gitu kan kalian tetep bisa sesekali hadir ke ekskul yang lain. Kita bisa sesuaikan jadwalnya sesuai waktu luang yang kita punya, menurut kalian gimana?" Sienna mencoba memberikan solusi.

"Boleh sih, aku gak masalah." Talia mengangguk menyetujui solusi Sienna.

"Setuju, jadi kita tetap bisa mengembangkan minat kita yang lain dengan bebas tanpa merasa terkekang." Rigel memberikan pemikirannya. Sedangkan Luan diam tak mengatakan apapun.

"Semoga dengan ini kita bisa menyeimbangkan prioritas antara ekskul penyiaran dan prioritas lain yang kalian punya, tapi aku harap kalian bisa memprioritaskan ekskul penyiaran sama dengan prioritas kalian yang lain." Bibir Sienna terangkat matanya menyipit sebuah senyuman merekah di wajahnya.

"Janji," ujar Talia dan Rigel kompak.

"Janji?" gumam Luan sambil terkekeh pelan.

"Tunggu apa lagi? Ayo kita bikin jadwalnya." Sienna mengeluarkan buku catatan dan pulpen untuk mengatur jadwal baru sesuai dengan kesepakatan mereka. Cukup lama waktu yang mereka habiskan untuk berdiskusi mengatur jadwal siaran yang mereka bisa sepakati bersama.

Sampai akhirnya mereka semua sepakat siaran hari Kamis akan dilakukan oleh Sienna dan Luan alasannya karena Rigel dan Talia ingin bolos sekali lagi sebelum memulai kembali ke ekskulnya masing-masing secara bergantian. Sienna dan Luan menyanggupi itu mereka tak keberatan dengan permintaan dari Talia dan Rigel.

Awan yang mulai menutupi langit membuat sinar matahari yang begitu terang sedikit tertutupi, mereka memutuskan untuk pulang. Sienna dan Talia berjalan bersama menuju Pos Satpam.

"Na, kamu pulangnya mau naik apa?" tanya Talia.

"Aku mau naik ojol Li, mumpung ada promo."Sienna menunjukkan layar ponselnya.

"Beneran promo? Yaudah aku juga mau naik ojol aja deh, daripada cape-cape naik angkot." Talia berceloteh sambil terus melangkah.

Sesampainya di Pos Satpam mereka melihat Pak Mamet sedang berjaga. Mereka pun menyapa Pak Mamet dengan ramah, "Assalamualaikum Pak, sehat?"

"Waalaikumsalam, alhamdulillah neng Bapak sehat. Kok udah pulang, biasanya pulang sore?" tanya Pak Mamet berbasa-basi.

"Iya Pak, hari ini kita cuma unggah siaran hari Kamis aja jadi pulangnya lebih awal." Sienna menjelaskan dengan ramah, sementara Talia fokus pada layar ponselnya. Karena ojek online yang ia pesan sudah dekat.

Tak lama kemudian pun ojek online yang Talia pesan tiba di depan Pos Satpam.

"Duh Na, udah sampe duluan nih ojol ku gimana dong?" tanya Talia dengan ragu-ragu.

"Udah gak apa-apa, duluan aja Li. Lagian ada Pak Mamet yang jagain aku, ya kan Pak Mamet? Hati-hati ya." Sienna melambaikan tangannya.

"Aku duluan ya, mari Pak." Kata Talia sambil berjalan mendekati ojek online yang telah ia pesan. Memang semenjak kejadian yang terjadi pada siaran pertama bisa dibilang hubungan antara anggota ekskul penyiaran dan Pak Mamet menjadi lebih akrab daripada sebelumnya.

"Ojek eneng belum belum datang?" Pak Mamet memastikan.

"Belum Pak, kayaknya sebentar lagi dateng." Ucap Sienna sembari memastikan lokasi ojek online yang ia pesan. Sienna celingak-celinguk memastikan setiap ojek online yang datang, ia menunggu agak lama hampir saja ia membatalkan pesanannya.

Kemudian terlihat Luan memberhentikan motornya tepat di depan Pos Satpam. Ia menurunkan pijakan kaki dan mengeluarkan helm, "Maaf ya lama, ayo."

"Luan." Awalnya Sienna sedikit bingung, namun ia menyesuaikan plat nomor milik Luan dan ojek online yang ia pesan ternyata sesuai.

Sienna berjalan mendekati Luan namun terdengar celetukan dari Pak Mamet menggoda Sienna, "Si eneng bilangnya nungguin ojek, bilang aja atuh neng nungguin bebeb. Pake malu-malu segala."

"Apaan sih Pak, mari." ucap Sienna sambil mengenakan helm.

"Udah?" tanya Luan sambil menengok ke belakang.

"Udah." Jawab Sienna seraya mencari posisi duduk ternyaman.

"Mari Pak." Luan berpamitan pada Pak Mamet sambil melaju.

"Pegangan atuh nanti jatuh." Pak Mamet masih saja menggoda Sienna. Sienna hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!