Sesampainya Sienna di rumah ia langsung menuju ke kamarnya, melemparkan tasnya seraya merebahkan badan nya ke ranjang. Ia merasa kelelahan, bukan hanya karena padatnya jadwal pembelajaran sekolahnya saja tetapi dengan adanya ancaman pembubaran ekskul penyiaran yang menjadi tanggung jawabnya menjadi tambahan beban pikiran untuknya. Untung saja setelah bertemu dengan senior-seniornya beban yang ada dipundaknya itu terasa sedikit terangkat. Tak terasa sudah dua hari sejak mendengar peringatan pembubaran ekskul penyiaran, artinya mereka hanya memiliki dua hari lagi untuk mempertahankan ekskul penyiaran.
Mata Sienna terasa sangat berat, ia tak sadar memejamkan mata. Saat hampir terlelap, ia teringat akan teman-temannya yang belum sempat ia kabari. Lalu ia memasukan tangannya itu ke saku roknya.
Sementara Luan hanya membaca pesan yang ada di grup obrolan itu, tanpa menghiraukannya.
Sienna mematikan layar ponsel miliknya, namun tetap menggenggamnya. Sienna sedikit merenung menyusun kata-kata yang harus ia sampaikan esok hari kepada teman-temannya.
Ting
Lagi-lagi ponsel yang ada di tangan Sienna berdering membuat Sienna sedikit kaget ketika melihat layar ponselnya itu.
Apa maksud dari pesan yang dikirimkan oleh Felix itu? Jujur saja Sienna tak mengerti apa maksud Felix, atau mungkin ini semua ada kaitannya dengan ekskul penyiaran? Tapi darimana Felix tau, apa Atlas yang memberi tahunya?
Untuk sejenak Sienna merasa kecewa terhadap Atlas karena ia tak dapat menyimpan rahasia, tapi bila dipikirkan lagi rasanya tak mungkin Atlas begitu, lagipula mereka baru saja bertemu mana mungkin Atlas akan membocorkan hal ini kurang dari satu jam.
Sienna memutuskan untuk tak terlalu ambil pusing atas pesan yang dikirimkan oleh Felix.
***
Bel berbunyi. Tanda jam istirahat telah dimulai, beragam kegiatan yang dilakukan oleh para siswa/i untuk memanfaatkan waktu luang ini. Ada yang tidur sembari untuk mengisi waktu kosong di jam istirahat ini ataupun memanfaatkan kesempatan untuk mengerjakan tugas yang belum sepat dia kerjakan. Sienna dan Talia yang telah menunggu waktu istirahat ini, untuk mengobrol bersama dengan anggota ekskul penyiaran lainnya sedang mengeluarkan kotak bekal makan siang milik mereka.
“Tumben Na bawa bekel,” kata Talia sambil tersenyum.
“Iya Li, soalnya kan hari ini gak akan sempet ke kantin.” Sienna menjawab dengan ramah.
“Emang kamu mau ngomongin apa sih Na?” tanya Talia penasaran.
“Kemaren aku udah ketemu Kang Atlas sama Teh Sitta Li. Alhamdulillah nya udah dapet solusi, tapi aku mau tau pendapat kalian soal solusi dan kelanjutan atas masalah ini gimana.” Sienna menjelaskan semuanya dengan singkat.
“Wah iya? yaudah kita langsung otw kesana yuk,” ajak Talia sambil menggandeng tangan Sienna.
Mereka berjalan menuju tangga pintas sesuai dengan kesepakatan mereka kemarin malam, namun sesampainya disana ternyata Rigel dan Luan belum datang. Sienna menengok ke kanan-kiri mencari keberadaan mereka. Beruntung di atas tangga pintas itu terdapat dua buah pohon rindang yang teduh sehingga mereka tidak kepanasan.
Sudah hampir lima menit mereka menunggu, namun tak ada tanda-tanda kedatangan Rigel dan Luan kesana. Talia yang kesabarannya sudah hampir habis pun memutuskan untuk menanyakan dimana keberadaan mereka.
Sienna mencoba menenangkan Talia yang sedang emosi dengan mengajaknya untuk makan terlebih dahulu sembari menunggu kedatangan Rigel dan Luan.
"Udah lah Li, sambil nungguin Rigel sama Luan kita makan dulu yuk. Kebetulan aku bawa donat banyak nih, aku sendiri loh yang buat." Tawar Sienna sembari membuka kotak bekal miliknya.
"Ih, ternyata kamu jago masak ya Na," goda Talia sambil mencolek lengan Sienna.
"Ah kamu bisa aja, gak kok orang aku baru belajar." Kata Sienna tersipu.
"Keliatannya enak banget nih donat, boleh aku minta Na?" Tanya Talia sambil menelan liurnya.
"Ya boleh lah Li, ini ambil aja ayo dimakan." Tawar Sienna seraya menyodorkan kotak bekal nya.
Karena mereka terlalu asyik dengan obrolan mereka tanpa mereka sadari ternyata Rigel dan Luan sudah berada dekat dengan tangga yang tengah mereka duduki. Tepat saat Talia akan mengambil donat dari kotak bekal Sienna merekapun sampai, Sienna tanpa sadar menutup kembali kotak bekalnya itu. Tangan Talia yang hampir menjangkau donat itu terpaksa harus ia tarik kembali kesamping tubuhnya sambil berdecak sebal.
Rigel yang merasa tak enak karena datang terlambat mencoba meminta maaf, lain halnya dengan Luan yang hanya berdiam diri sambil berdiri di anak tangga yang berada agak jauh dari anak tangga yang Sienna dan Talia duduki.
"Sienna, Talia maaf banget ya aku sama Luan datengnya telat banget. Soalnya tadi praktikum nya sempet ke tunda telat dateng gurunya." Rigel meminta maaf dengan nafas yang terengah-engah.
"Gak apa-apa Rigel, kita baru sebentar kok nunggu nya. Ya kan, Li?" kata Sienna sambil melirik kearah Talia. Talia hanya mengangguk pelan sambil mengerucutkan bibirnya.
"Udah istirahat dulu, kalian pasti cape sini duduk Gel. Luan sini duduk disini, jangan jauh-jauh ." Ajak Sienna sambil menepuk-nepuk anak tangga yang ada disampingnya.
"Jadi Na, kita mau ngobrolin soal apa sekarang?" tanya Rigel sambil duduk disebelah Sienna.
"Jadi gini temen-temen, kemarin aku ketemuan sama Kang Atlas sama Teh Sitta ngomongin soal ancaman pembubaran ekskul penyiaran. Kami diskusi cari solusi buat mempertahankan ekskul penyiaran, dari diskusi itu kami berhasil nemuin celah di surat administrasi pembubaran ekskul penyiaran. Salah satunya ada di halaman satu poin tiga, yaitu kegiatan Ekstrakulikuler ini rutin dilaksanakan. Kalo poin itu bisa kita penuhi kemungkinan poin yang lain juga bisa kita penuhi. Nah Kang Atlas ngasih ide kita buat bikin siaran kita sendiri, soalnya kan kita pernah diajarin dasar-dasar penyiaran. Menurut kalian gimana? Kalo aku sih setuju banget sama idenya, bisa kita coba daripada kita langsung menyerah kan?" Sienna menjelaskan panjang lebar.
Talia, Rigel dan Luan mendengarkan dengan seksama, mencoba mencerna apa yang dijelaskan oleh Sienna.
"Setuju," ucap Talia dan Rigel bersamaan. Sienna yang mendengar pendapat teman-temannya itu merasa senang.
"Kalo kamu Luan, setuju juga?" tanya Sienna sambil memiringkan kepalanya. Luan pun mengangguk.
"Tapi kita harus bikin siaran apa ya?" tanya Talia sambil memegang dagunya.
"Siaran yang lagi banyak dicari sama anak-anak sekolah kaya kita." Rigel memberikan pendapatnya.
"Horror aja gimana? Belakangan ini lagi hits banget tuh podcast-podcast horror." Sienna mencetuskan ide nya.
"Boleh, tapi gimana caranya biar kita bisa menggaet pendengar? Sedangkan udah gak ada lagi yang dengerin radio sekolah." tanya Rigel serius.
"Gini aja, kita tetep siaran di radio sekolah tapi kita siarin juga siaran kita di aplikasi voice. Soalnya aplikasi itu terkenal banget dikalangan anak-anak seusia kita. Dengan begitu pasti kita punya pendengar deh," ucap Luan menawarkan pendapatnya.
Semua yang mendengar pendapat Luan merasa sangat takjub dengan apa yang dia katakan.
"Widih, ternyata dari tadi diem tuh mikir ya ternyata, pinter oge babaturan urang," goda Rigel sambil merangkul dan mengacak-acak rambut Luan. Sementara Sienna dan Talia tersenyum melihat itu.
"Tapi kalo horror kan bagusnya siarannya pas malem-malem, sedangkan kita gak boleh ada disini kalo udah malem, kalian tau kan maksimal kita disini sampe jam lima sore nanti mana serem lah siaran kita," lanjut Rigel.
"Eh kata siapa kalo senja gak menakutkan, memang senja yang kita kenal itu indah dan indie tapi kalian tau gak sih kalo senja itu menakutkan? Kalian pasti pernah denger katanya pamali kalo kita keluar rumah kalo udah senja, itu bukan tanpa alasan tau. Senja itu peralihan dari sore hari menuju malam. Kalian tau, saat senja tiba, terjadi perubahan spectrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis, yaitu spektrum warna merah. Pada waktu ini, jin dan iblis sangat bertenaga karena memiliki resonansi bersamaan dengan warna alam. Setiap senja, terjadi tumpang tindih antara gerbang alam sana dengan alam kita. Makanya itu memungkinkan kita untuk bersinggungan dengan mereka." cerocos Talia.
"Jangan nakut-nakutin dong," ucap Rigel.
"Yaudah gimana kalo kita mulai siarannya jam lima aja? Telat pulang dikit gak ngaruh." Ajak Luan bersemangat.
"Tiap hari Kamis aja gak sih, biar kerasa vibenya." Kata Rigel tertantang.
Sienna dan Talia mengangguk menyetujui apa yang dikatakan oleh teman-temannya itu.
"Harus kita namai apa siaran kita?" tanya Talia.
"Karena kita mulai siaran diakhir jam pulang kita. Tepat diperbatasan hari, gimana kalo kita namai Tepi Senja, selain itu siaran kita juga bisa menemani para pendengar kita menepi sejenak diwaktu senja mereka." Sienna menawarkan nama untuk siaran yang akan mereka buat.
"Nama yang bagus," puji Luan "Ya kan?"ucapnya sambil melihat ke arah Rigel. Sementara Talia menyenggol lengan Sienna sambil tersenyum jahil.
"Terus caranya kita dapetin ceritanya gimana?" tanya Rigel lagi.
"Kita bisa cari di Twitter, Google, Instagram atau kita juga bisa tawarin para pendengar kita buat ikut berpartisipasi menceritakan kisah mereka ke email kita." Jawab Sienna sambil memainkan jarinya.
"Yaudah nanti aku yang bikinin email nya ya, nanti aku bagiin password nya ke kalian. Jadi kita semua bisa sama-sama mengakses akun nya." Rigel menawarkan bantuannya sambil tersenyum.
Semua setuju dengan usulan Rigel. Namun karena sedari tadi mereka fokus mengobrol hingga lupa mereka belum makan, Talia yang merasakan perutnya mulai keroncongan berkata "Makan dulu yuk, laper."
Sienna dan Talia mulai membuka kotak bekal mereka. Tetapi Rigel dan Luan hanya terdiam dan mempersilahkan mereka untuk makan. Sienna yang melihat itu pun tak tega, dan menawarkan donat buatannya, "Eh kalian cobain dong donat buatan aku."
"Gak usah Sienna, nanti kamu gak kenyang." tolak Rigel dengan sopan walaupun suara perutnya terdengar keras.
"Gak apa-apa, ini ambil aja aku bawa banyak kok. Tapi kalo gak terlalu enak maaf ya aku baru belajar soalnya. Ayo ambil Talia, Rigel, Luan." Tawar Sienna seraya menyodorkan kotak bekal miliknya.
"Enak ..." Kata Talia dengan mulut yang masih penuh.
"Syukurlah," ucap Sienna sambil tersenyum.
Mereka menyantap donat buatan Sienna sambil tersenyum bahagia. Rasanya pertemanan mereka menjadi lebih dekat satu langkah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments