H&W11. Tiba-tiba meragu

Sejak Bunga melahirkan, sekitar enam bulan yang lalu. Suaminya memang sering bolak-balik ke Bekasi, tapi mereka tetap terlihat romantis dan damai kok. Ya tidak tahu juga kondisi dalam rumah tangga tersebut, karena aku cuma menilai dari luar. 

[Nanti yang jemput di bandara sini aku, Yang.]

Entah jurus apa yang sedang diluncurkan bang Bengkel, tapi aku baper. Semoga di samping ia memanfaatkanku untuk bisa mengambil anaknya yang di Bunga, ia juga bisa tulus mencintaiku dan menjadi orang tua yang baik untuk anakku. Yang terpenting, ia tidak KDRT kembali dan berfungsi dengan baik untuk segala kehidupanku dan Galen. 

Aku bisa mempertimbangkan dirinya, karena aku tidak melihat minusnya di awal. Bukan karena dia tampan, bukan juga karena tubuh gagahnya. Tapi, ia bertanggung jawab dengan anaknya. Untuk kedepannya, aku merasa yakin bahwa ia akan mampu bertanggung jawab pada kehidupan kami. 

Ini bukan tentang nafkah lahir saja, orang tuaku masih mampu memberiku sandang dan pangan yang amat layak. Tapi aku butuh teman tidur, aku perempuan normal yang sedikit gatal. Pada suamiku yang kemarin saja, aku berani meminta jatah batinku. Galen pun butuh peranan ayah, ia nemplok saja dengan bang Bengkel membuatku malu sendiri. 

[Masih lama, Bang. Aku masih di Cirebon.] aku membalas pesannya, setelah sekian lama memperhatikan panggilan sayangnya untukku yang berada di belakang kalimatnya itu. 

[Ati-ati ya?] kemudian sebuah foto disertakan. Ia tersenyum lebar, dengan pemandangan di belakangnya adalah om Hamdan yang tengah menggendong Farah tengah bercakap-cakap dengan kak Jasmine. 

Kak Jasmine adalah kakakku, ia anak asuh orang tuaku. Sebelumnya, ia adalah anak dari mantan suami ibuku dengan perempuan lain. Ayah dan ibuku pernah bercerai, masing-masing dari mereka menikah kembali dan memiliki anak dengan pasangan barunya itu. Kemudian akhirnya ayah dan ibuku kembali rujuk, lalu biyung hamil aku dari rujuknya pernikahan mereka. 

[Siap, Bang. Gimana kemajuan komunikasi Abang sama Bunga?] aku penasaran, meski sebelumnya menahan diri untuk menanyakan hal itu sejak kemarin. 

Aku tidak tahu pasti cerita masa lalu bang Bengkel dan Bunga. Tapi yang jelas, Bunga seolah memanfaatkan hubungannya dengan bang Bengkel untuk memperoleh anak dan untuk bisa rujuk kembali dengan suaminya. Sedangkan sekarang, bang Bengkel tidak terima dan ingin mengambil kembali bayi yang Bunga lahirkan yang merupakan darah dagingnya. 

Tapi kepastian tentang anak Bunga darah daging siapa, itu harus dilakukan tes kembali. 

[Ketemu sekali pas baru masuk pagar. Pas lagi ngobrol serius sama om Givan di dalam rumah, Bunga izin ke om Givan untuk pulang ke ayahnya. Sampai sekarang dia di tempat orang tuanya, kami belum ada obrolan sama sekali.]

Bunga terkesan melarikan diri, pasti ia takut. 

[Aku pengen masalah itu tak berlarut-larut, semoga kebenaran Zee cepat terungkap sebelum kita nikah.] aku sebenarnya malu mengetikan kata terakhir dalam pesan itu. 

[Nama anak Bunga Zee?] balasnya kemudian. 

Apa sebelumnya aku tidak memberitahu kah? 

[Iya, Zea Zaaei.] tadinya mau Zeze, tapi Bunga takut anaknya jadi dipanggil 'Jeje'. 

Sebenarnya tidak masalah, tapi sepertinya ia takut anaknya viral. 

[Aku udah ngobrol sama biyung, katanya kalau nikah dengan rencana resepsi yang aku ceritain ke biyung, paling bisa habis lebaran.]

Duh, lama sekali. Jika dekat dengan dirinya, pembahasannya sudah ke arah sana saja. Ia seolah memancing kebrutalanku, ia seolah ingin aku mengeluarkan sisi liarku. 

[Lama betul, siri aja dulu.] balasku cepat. 

Di sana lumrah menikah siri, entah apa pendapat bang Bengkel. Tapi hal itu dilakukan untuk menghindari perzinahan, karena banyak yang harus diatur bersama menuju prosesi pernikahan. 

[Jangan 😫, resmi aja. Nanti adiknya Farah tercatat anaknya ibunya aja, kan horror banget itu.]

Aku terkekeh melihat emoticon pada balasannya. 

[Jangan dibuat hamil dulu.] kok aku terkesan cabul dengan balasanku? 

Duh, sayangnya sudah terbaca lagi. Kira-kira, apa ya yang ia pikirkan? 

[Mau gimana? Buang di luar? Di dada? Di muka? Di perut? Atau di mulut?] 

Tak lama kemudian, ia lekas memberikan emoticon [✌]. 

Ia mesum juga. Tapi kalau laki-laki tak mesum, seperti tidak ada daya tariknya. Masa iya dalam hubungan ranjang, malah istrinya yang mendominasi? Kan tidak lucu. 

[Aku gak mau kenal KB, udah cukup Harum KB gila-gilaan, berujung ada masalah pas hamil.] tambahnya kembali, karena aku belum mengirimkan balasan. 

[Kalau memang mampu hadapi perempuan hamil, handle aktivitas yang belum dikerjakan, urus anak dan tugas perempuan lainnya. Ya tak masalah kok.] aku tidak pernah memikirkan berapa nanti jumlah anakku nanti, yang penting suamiku baik dan benar saja dulu. 

[Siap menghamili berkali-kali 😁] 

Aku jadi membayangkan senyum merekahnya, ditambah dengan lesung pipinya yang khas sekali. 

[Ayo freestyle 🤣] aku cekikikan sendiri melihat balasanku. 

"Na…. Mah…. Maaaaa…." Suara Galen seperti di belakangku. 

Aku lekas memutar kursi kerjaku, kemudian mendapati ayah yang tengah menatapku datar dengan menggendong cucunya. Aku membeku, aku khawatir ayah sempat membaca pesan pribadiku dengan bang Bengkel tadi. 

"Chatting terus!" sindirnya kemudian. 

Aku hanya memamerkan gigiku yang kurang rapi ini. 

"Ayo pulang, ngobrolnya sambil di perjalanan aja." Ayah berbalik badan dan keluar dari ruanganku lebih dulu. 

Aku segera menyusul, tidak lupa mengambil tas dan memasukkan ponselku dalam tas.

"Yo, Ayah tinggal ya? Nanti minta arahkan, kalau bingung." Ayah menghampiri kakak laki-lakiku lain ibu. 

Bang Zio, dia adalah anak ayah dari pernikahannya dengan perempuan lain saat bercerai dengan biyung. Biyung adalah ibuku, itu panggilan yang diajarkan oleh biyung untuk sebutan seperti 'ibu'. 

"Siap, Yah." Bang Zio melirikku. 

"Ati-ati, Dek." Bang Zio memelukku sekilas dan tersenyum lebar. 

"Aku pulang dulu, Bang." Aku menyempatkan untuk mengusap punggungnya tadi. 

Ayah yang mengemudi, sedangkan Galen tengah ASI padaku. Aku menguap beberapa kali, aku kurang tidur untuk mengejar pekerjaan. Eh, ternyata ayah membawa bang Zio untuk melanjutkan pekerjaanku. 

"Jangan melanjutkan skandal, Ra. Cukup Ayah sama papa Ghifar yang tukeran jodoh, rasanya tak nyaman hidup berdampingan sama seseorang di masa lalu kita. Biarpun kita udah biasa aja, tapi aslinya rasa canggung itu ada." Ayah membuka obrolan, setelah mobil putih ini memasuki jalan tol. 

"Aku tertarik, Yah." Aku bingung ingin menjawab apa. 

"Ayah bisa kenalkan laki-laki lain, kamu udah siap rumah tangga lagi kah?" Ayah menoleh sekilas, kemudian fokus ke depan kembali. 

Aku membayangkan jangka panjangnya karena ucapan ayah itu. Menikah bukan untuk jangka waktu satu atau dua bulan, sedangkan aku bersaudara dengan Bunga jelas untuk selamanya. 

Apa kelaknya pilihanku ini, tidak merusak silaturahmiku bersama Bunga? Namun, apa mungkin jika skandal mereka terulang di belakangku setelah kami menikah? 

"Hmmm, mungkin…. 

...****************...

Terpopuler

Comments

Ra2

Ra2

KL Ra jadi sama Han ,,terlalu banyak yg harus d pertimbangkan

2023-08-05

2

Red Velvet

Red Velvet

kak nisa jgn bikin galau dong, apakah Han dan Ra itu gak berjodoh😥😥😥 takutnya ada muncul main caracter cowo nya lagi🤔

2023-08-05

1

Red Velvet

Red Velvet

siapa nih kandidat pilihan ayah🤔

2023-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 H&W1. Balap di lampu merah
2 H&W2. Tamu malam-malam
3 H&W3. Interaksi Galen
4 H&W4. Eklampsia
5 H&W5. Drama mimi cucu
6 H&W6. Kabar di sana
7 H&W7. Alasan di balik tujuan
8 H&W8. Semua tentangnya
9 H&W9. Menikah secepatnya
10 H&W10. Panggilan video
11 H&W11. Tiba-tiba meragu
12 H&W12. Keburukkan yang diblacklist
13 H&W13. Dijemput di bandara
14 H&W14. Perkenalan baru
15 H&W15. Ngapel
16 H&W16. Meminta keputusan
17 H&W17. Meminta kesepakatan
18 H&W18. Undur diri
19 H&W19. Kehabisan bensin
20 H&W20. Bawah kolong
21 H&W21. Cari makan
22 H&W22. Kejadian di sana
23 H&W23. Kejadian di sana 2
24 H&W24. Di kamar bengkel
25 H&W25. Berkunjung pagi
26 H&W26. Suka jajan perempuan
27 H&W27. Mengorek kisah lalu
28 H&W28. Surat perjanjian kesepakatan
29 H&W29. Menyimak bacaan dan mengobrol
30 H&W30. Berduaan di halaman rumah
31 H&W31. Halaman samping
32 H&W32. Niat baik ayah Givan
33 H&W33. Surat perjanjian pernikahan
34 H&W34. Kabar di tengah-tengah keluarga
35 H&W35. Drama Galen
36 H&W36. Pencerahan biyung
37 H&W37. Dibabat biyung
38 H&W38. Nanny dan baby sitter
39 H&W39. Respon Farah
40 H&W40. Akad tidak disaksikan
41 H&W41. Improvisasi prosesi
42 H&W42. Menengok Farah
43 H&W43. Good mood
44 H&W44. Sensasinya
45 H&W45. Obrolan meja makan
46 H&W46. Perubahan tubuh
47 H&W47. Hina menghinakan
48 H&W48. Jeda obrolan
49 H&W49. Tempat tinggal
50 H&W50. Dikecewakan keputusan
51 H&W51. Mendadak panik
52 H&W52. Dirawat
53 H&W53. Sumbangan tenaga
54 H&W54. Sudah mengabari
55 H&W55. Bertengkar
56 H&W56. Menuntut keputusan cepat
57 H&W57. Pisah sejenak
58 H&W58. Ditegur mertua
59 H&W59. Pulang ke rumah
60 H&W60. Penilaian ayah
61 H&W61. Ketukan pintu
62 H&W62. Isi chatting
63 H&W63. Opsi baru
64 H&W64. Mencari Galen
65 H&W65. Niat mengajak
66 H&W66. Tamu kedinginan
67 H&W67. Keputusan tetap
68 H&W68. Suami ekspresif
69 H&W69. Surat-surat penting
70 H&W70. Rasa tersinggung
71 H&W71. Harga diri tergores
72 H&W72. Bertukar pikiran
73 H&W73. Akan berbelanja
74 H&W74. Adu banteng
75 H&W76. Pasal 310 UU No 22 Tahun 2009
76 H&W76. Kesepakatan dari ayah
77 H&W77. Dalam pengawasan ayah saja
78 H&W78. Menenangkan Ra
79 H&W79. Penenang hati
80 H&W80. Menjaga sikap
81 H&W81. Cerita dari kak Jasmine
82 H&W82. Kerepotan kak Jasmine
83 H&W83. Sepenggal nasehat yang didapat
84 H&W84. Pergi ke wali
85 H&W85. Ribut dengan Chandra
86 H&W86. Membuka permasalahan
87 H&W87. Kembali ke ayah
88 H&W88. Cerita dari bang Chandra
89 H&W89. Jasmine pamit
90 H&W90. Mengadukan ke mama Aca
91 H&W91. Sudut pandang mama Aca
92 H&W92. Membayar jasa
93 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
94 H&W93. Bertamu ke keluarga Hema
95 H&W94. Menjenguk Bunga
96 H&W95. Membantu makwa
97 H&W96. Menengok kondisi Hema
98 H&W97. Kabar tak terduga
99 H&W98. Satu tahun kemudian
100 H&W99. Membawa dua anak
101 H&W100. Duka
102 H&W101. Secuil keterangan Han
103 H&W102. Sidang Hema
104 H&W103. Sudah normal
105 H&W104. Masa hukum selesai
106 H&W105. Menghirup udara bebas
107 AGAM
108 H&W106. Tabur paku
109 H&W107. Eror
110 H&W108. Nekat membeli
111 H&W109. Pembalasan Hema
112 H&W110. TAMAT
113 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 113 Episodes

1
H&W1. Balap di lampu merah
2
H&W2. Tamu malam-malam
3
H&W3. Interaksi Galen
4
H&W4. Eklampsia
5
H&W5. Drama mimi cucu
6
H&W6. Kabar di sana
7
H&W7. Alasan di balik tujuan
8
H&W8. Semua tentangnya
9
H&W9. Menikah secepatnya
10
H&W10. Panggilan video
11
H&W11. Tiba-tiba meragu
12
H&W12. Keburukkan yang diblacklist
13
H&W13. Dijemput di bandara
14
H&W14. Perkenalan baru
15
H&W15. Ngapel
16
H&W16. Meminta keputusan
17
H&W17. Meminta kesepakatan
18
H&W18. Undur diri
19
H&W19. Kehabisan bensin
20
H&W20. Bawah kolong
21
H&W21. Cari makan
22
H&W22. Kejadian di sana
23
H&W23. Kejadian di sana 2
24
H&W24. Di kamar bengkel
25
H&W25. Berkunjung pagi
26
H&W26. Suka jajan perempuan
27
H&W27. Mengorek kisah lalu
28
H&W28. Surat perjanjian kesepakatan
29
H&W29. Menyimak bacaan dan mengobrol
30
H&W30. Berduaan di halaman rumah
31
H&W31. Halaman samping
32
H&W32. Niat baik ayah Givan
33
H&W33. Surat perjanjian pernikahan
34
H&W34. Kabar di tengah-tengah keluarga
35
H&W35. Drama Galen
36
H&W36. Pencerahan biyung
37
H&W37. Dibabat biyung
38
H&W38. Nanny dan baby sitter
39
H&W39. Respon Farah
40
H&W40. Akad tidak disaksikan
41
H&W41. Improvisasi prosesi
42
H&W42. Menengok Farah
43
H&W43. Good mood
44
H&W44. Sensasinya
45
H&W45. Obrolan meja makan
46
H&W46. Perubahan tubuh
47
H&W47. Hina menghinakan
48
H&W48. Jeda obrolan
49
H&W49. Tempat tinggal
50
H&W50. Dikecewakan keputusan
51
H&W51. Mendadak panik
52
H&W52. Dirawat
53
H&W53. Sumbangan tenaga
54
H&W54. Sudah mengabari
55
H&W55. Bertengkar
56
H&W56. Menuntut keputusan cepat
57
H&W57. Pisah sejenak
58
H&W58. Ditegur mertua
59
H&W59. Pulang ke rumah
60
H&W60. Penilaian ayah
61
H&W61. Ketukan pintu
62
H&W62. Isi chatting
63
H&W63. Opsi baru
64
H&W64. Mencari Galen
65
H&W65. Niat mengajak
66
H&W66. Tamu kedinginan
67
H&W67. Keputusan tetap
68
H&W68. Suami ekspresif
69
H&W69. Surat-surat penting
70
H&W70. Rasa tersinggung
71
H&W71. Harga diri tergores
72
H&W72. Bertukar pikiran
73
H&W73. Akan berbelanja
74
H&W74. Adu banteng
75
H&W76. Pasal 310 UU No 22 Tahun 2009
76
H&W76. Kesepakatan dari ayah
77
H&W77. Dalam pengawasan ayah saja
78
H&W78. Menenangkan Ra
79
H&W79. Penenang hati
80
H&W80. Menjaga sikap
81
H&W81. Cerita dari kak Jasmine
82
H&W82. Kerepotan kak Jasmine
83
H&W83. Sepenggal nasehat yang didapat
84
H&W84. Pergi ke wali
85
H&W85. Ribut dengan Chandra
86
H&W86. Membuka permasalahan
87
H&W87. Kembali ke ayah
88
H&W88. Cerita dari bang Chandra
89
H&W89. Jasmine pamit
90
H&W90. Mengadukan ke mama Aca
91
H&W91. Sudut pandang mama Aca
92
H&W92. Membayar jasa
93
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
94
H&W93. Bertamu ke keluarga Hema
95
H&W94. Menjenguk Bunga
96
H&W95. Membantu makwa
97
H&W96. Menengok kondisi Hema
98
H&W97. Kabar tak terduga
99
H&W98. Satu tahun kemudian
100
H&W99. Membawa dua anak
101
H&W100. Duka
102
H&W101. Secuil keterangan Han
103
H&W102. Sidang Hema
104
H&W103. Sudah normal
105
H&W104. Masa hukum selesai
106
H&W105. Menghirup udara bebas
107
AGAM
108
H&W106. Tabur paku
109
H&W107. Eror
110
H&W108. Nekat membeli
111
H&W109. Pembalasan Hema
112
H&W110. TAMAT
113
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!