H&W3. Interaksi Galen

"Kenapa, Om? Aku jahat ya? Maaf, Om. Bayi aku tak bisa ditinggal." Aku berpikir om Hamdan sedih karena aku tidak bisa hadir dalam pemakaman menantunya. 

Ia dulu bercerita padaku, bahwa ia sangat cocok dengan menantunya itu. Kak Harum sosok wanita yang tulus menurutnya, ia amat senang karena ada yang menerima anaknya meski anaknya dalam keadaan yang begitu menyedihkan. 

Aku hanya mengenal sepintas, aku pun tidak tahu pasti faktor yang membuatnya meninggal selain karena takdir. Karena sebelumnya, almarhumah terlihat sehat dan bugar. 

"Jantung Om hampir lepas, lihat kamu Om kira Harum. Mana Farah gak tidur-tidur, Om bingung ini anak kenapa. Udah gitu, dia nolak susu formulanya." Om Hamdan melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. 

Tidak yang menangis lebay juga, hanya berlinang air mata. Namun, begitu kentara jika matanya merah. 

"Oh, ini bayinya? Farah ya namanya?" Aku mencolek pipi bayi yang digendong seperti bayi pada umumnya. 

Berapa ya usianya? 

"Iya, Nak. Sini masuk, udah malam. Kasian Dedeknya." Om Hamdan mencolek pipi anakku. 

Namanya juga Galen, ia langsung mengambil jemari yang mencoleknya dan memasukkannya ke mulutnya. Mungkin ia pikir itu adalah Pocky. 

Makanya cepatlah punya gigi, Galen. Agar bisa makan Pocky dengan banyak varian rasa. 

"Udah masanya masuk-masukin benda ke mulut, ati-ati jaganya nih, Ra." 

Aku melangkah masuk ke dalam rumah om Hamdan, letak barangnya masih sama seperti saat aku datang setahun yang lalu. Hanya saja, sekarang ada tanaman hias dalam pot yang berada di ruang tamu. 

Galen berisik saja, ia minta diturunkan. Di sana pun, ia terbiasa dibiarkan ke sana ke mari. Bahkan ia senang mengejar robot sapu ke sana ke mari dengan gaya lompat kataknya itu. Ia terbiasa berkeliaran, karena memang rumah yang aku tempati cukup aman untuknya. 

"Memang udah jalan, Ra?" tanya om Hamdan, kalau aku menurunkan Galen. 

"Belum, Om. Bisa tiarap sambil lompat." Aku terkekeh geli, kemudian mengamankan letak meja ruang tamu. 

Galen lebih anteng dilepas, asalkan tidak ada kabel atau stop kontak yang letaknya di bawah. Jika ia lelah dalam posisi seperti itu, ia bisa duduk sendiri. Kemudian, ia akan berpindah tempat dengan cara tiarap dan melompat lagi. 

"Di sini aja, Ra. Kasihan, barangkali dadanya sakit." Om Hamdan mengajak ke ruang sebelah. 

Oh, ternyata sekarang ruang keluarganya diletakkan kasur busa yang besar. Bukan lagi sofa dan meja seperti dulu, jika televisi memang masih ada. 

"Sini, Bang." Aku melambaikan tanganku pada Galen yang berada di lantai. 

"Adudududuh…." Om Hamdan tertawa lepas melihat pergerakan Galen. 

"Farah, lihat si Abang tuh." Om Hamdan berjalan pelan dan membawa Farah untuk melihat ke arah Galen. 

Farah masih seperti bayi yang lemas. 

Karena tummy time, bayiku usia sebulan sudah mengangkat kepalanya ketika tengkurap. Saat usia dua bulan, ia bisa tengkurap sendiri dan berbalik sendiri meski usahanya begitu keras. 

Aku memperhatikan tinggi kasur. "Nitip Galen sebentar, Om. Aku mau ke kamar mandi, dia bisa kok naik turun kasur setinggi ini sendiri." Kasur yang mungkin tingginya hanya sejengkal. 

"Hah? Serius? Oke-oke." Om Hamdan manggut-manggut. 

Aku sudah tahu letak kamar mandinya dan aku langsung menuju ke belakang. Aku pernah tinggal sehari di sini, aku tamu yang tidak tahu malu dulunya. 

Aku selesai buang air dan mencuci tangan, aku lekas keluar kamar mandi ya sangat bersih untuk rumah yang dihuni laki-laki. 

"Hahhhh!" Napasku langsung memburu, aku kaget melihat punggung lebar ada di depan mataku saat membuka pintu. 

Aku kira, itu hantu tanpa kepala. 

Ia menoleh, memberi ekspresi datar dan memberiku jalan. Rupanya, ia tengah melakukan kegiatan kecil di depan dapur basah yang letaknya memang berada di depan pintu kamar mandi. 

Bang Bengkel tidak mengatakan sepatah katapun, atau hanya sekedar berbasa-basi jika tadi aku memang dalam keadaan kaget. Ia diam saja, tidak menegurku atau menyapaku hanya untuk formalitas keramahan. 

"Nyennyen…. Na…."

Aku mendengar suara rewel Galen. Apa ia mengantuk? Tapi kan kami janji untuk begadang. Ini malam Minggu, malam yang panjang tentunya. 

Aku segera meninggalkan area belakang rumah ini, kemudian datang untuk menemui Galen di ruang keluarga. Ia tengah merangkak naik ke pangkuan om Hamdan, itu adalah isyarat ia minta gendong. 

"Gendong sama Mamah sini, Bang?" Aku sering menyebut Galen dengan sebutan 'bang', karena ia anak sulungku. 

Ia meronta, menepis tanganku. Ia kekeh ingin diangkat oleh om Hamdan saja, mungkin ia rindu kakeknya. 

"Ini susunya Farah, Yah." Bang Bengkel muncul dengan membawakan dot susu. 

"Angkat Farah, Han. Si Abang minta digendong ini." Om Hamdan meraih dot susu tersebut, kemudian bang Bengkel bersiap mengambil alih bayi perempuan itu. 

Ayah yang bertanggung jawab. Ibunya wafat, anaknya diambil alih oleh ayahnya. Tak jarang, anaknya malah diasuh dan dibesarkan oleh nenek dan kakek dari pihak ibunya. 

Galen mulai bertingkat lagi. Ia parkir posisi dan malah menepuk-nepuk salah satu punggung kaki bang Bengkel yang naik ke kasur, Galen mulai bertambah berisik dan ia mengangkat kedua tangannya agar dirinya saja yang digendong. 

"Hmm, Dedek Farah sama Kakek dulu. Abangnya minta gendong sebentar, De." Bang Bengkel urung mengangkat bayi Farah. 

Ia malah mengangkat tubuh Galen dan memeluknya. 

Bang Bengkel lebih tinggi dari kakak laki-lakiku dan ayahku. Aku yang berada di belakangnya, merasa seperti bersembunyi di belakangnya. 

Galen tertawa renyah, saat kepalanya menghadap ke belakang. Karena ia bisa melihatku yang memperhatikan tingkah rewelnya itu. 

Galen seperti ketagihan digendong laki-laki, mungkin karena di sana terbiasa digendong oleh kakeknya. Ditambah lagi, ia jelas kurang kasih sayang dari seorang ayah. Dari kakeknya, tentu ia tidak kekurangan kasih sayang. Tapi kan, kakeknya juga masih punya anak kecil. Kasih sayang dan waktunya jelas terbatas dan terbagi. 

"Ini bukan ayah, Nak. Girang ya kamu?" Bang Bengkel mencium pipi Galen, ia mengajak Galen berinteraksi. 

"Aaaaaaaaa…." Galen membuka mulutnya dan melahap wajah bang Bengkel. 

Ia tidak suka dicium, everybody. Ia nampak kesal, karena pipinya tertusuk oleh bulu kumis. 

Namun, aku ikut tertawa karena mendengar tawa bang Bengkel begitu lepas dan renyah. Aku sedikit menggeser posisiku untuk melihat reaksi om Hamdan. 

Beberapa saat, ia membeku melihat respon anaknya seperti itu. Kemudian, ia menoleh ke arahku dan tersenyum sumringah. Ia menunjuk anaknya, seolah ingin mengangkat agar aku melihat reaksi anak dudanya itu. 

"Om gigit balik. Iiiiiiiiii, aemmmmmmm…." Bang Bengkel menunjukkan semua giginya dan membuka mulutnya. 

Galen lebih lepas tergelak, Galen adalah bayi yang bahagia sejak dijemur di rumah. Aku lahiran normal di bidan, dengan bobot bayi tersebut tiga koma lima kilogram. Tapi, kulit dan mata Galen menguning setelah tiga hari di rumah. 

Karena cuaca mendung, ia tidak pernah dijemur. Alhasil, ia akhirnya dirujuk ke rumah sakit. Kemudian setelah seminggu di rumah sakit, ia pulang ke rumah dan merasakan dijemur secara langsung di bawah sinar matahari pagi. Di situ ia sering terlihat tersenyum, apalagi jika dipakaikan kacamata hitam karena aksi isengku. 

Aku tahu saat itu ia tidak bisa diguraui, ia belum mengerti apapun, ia belum bisa merespon dan mungkin juga ia belum bisa melihat. Tapi, ia sudah sering tersenyum. Hingga bertahap sesuai bulan tumbuhnya, ia menjadi bayi yang bahagia dan doyan tertawa. 

Aku bersyukur untuk itu. 

"Udah pas tuh, janda bawa anak, duda bawa anak," celetuk om Hamdan saat aku asyik mengamati interaksi saling menggigit tersebut. 

Sontak, hal itu membuat kami saling melempar pandangan.

...****************...

Terpopuler

Comments

fitri ristina

fitri ristina

cus lah...aku langsung kasih rate...lanjut maraton 8 bab

2023-08-03

1

Mafa

Mafa

perjalanan masih jauh untuk menemukan jodoh ra, karna g mungkin pemerannya cuma itu itu aja, iya kan kak nisa ??

2023-08-02

1

Mafa

Mafa

masih penasaran umur anak hanum berapa bulan?

2023-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 H&W1. Balap di lampu merah
2 H&W2. Tamu malam-malam
3 H&W3. Interaksi Galen
4 H&W4. Eklampsia
5 H&W5. Drama mimi cucu
6 H&W6. Kabar di sana
7 H&W7. Alasan di balik tujuan
8 H&W8. Semua tentangnya
9 H&W9. Menikah secepatnya
10 H&W10. Panggilan video
11 H&W11. Tiba-tiba meragu
12 H&W12. Keburukkan yang diblacklist
13 H&W13. Dijemput di bandara
14 H&W14. Perkenalan baru
15 H&W15. Ngapel
16 H&W16. Meminta keputusan
17 H&W17. Meminta kesepakatan
18 H&W18. Undur diri
19 H&W19. Kehabisan bensin
20 H&W20. Bawah kolong
21 H&W21. Cari makan
22 H&W22. Kejadian di sana
23 H&W23. Kejadian di sana 2
24 H&W24. Di kamar bengkel
25 H&W25. Berkunjung pagi
26 H&W26. Suka jajan perempuan
27 H&W27. Mengorek kisah lalu
28 H&W28. Surat perjanjian kesepakatan
29 H&W29. Menyimak bacaan dan mengobrol
30 H&W30. Berduaan di halaman rumah
31 H&W31. Halaman samping
32 H&W32. Niat baik ayah Givan
33 H&W33. Surat perjanjian pernikahan
34 H&W34. Kabar di tengah-tengah keluarga
35 H&W35. Drama Galen
36 H&W36. Pencerahan biyung
37 H&W37. Dibabat biyung
38 H&W38. Nanny dan baby sitter
39 H&W39. Respon Farah
40 H&W40. Akad tidak disaksikan
41 H&W41. Improvisasi prosesi
42 H&W42. Menengok Farah
43 H&W43. Good mood
44 H&W44. Sensasinya
45 H&W45. Obrolan meja makan
46 H&W46. Perubahan tubuh
47 H&W47. Hina menghinakan
48 H&W48. Jeda obrolan
49 H&W49. Tempat tinggal
50 H&W50. Dikecewakan keputusan
51 H&W51. Mendadak panik
52 H&W52. Dirawat
53 H&W53. Sumbangan tenaga
54 H&W54. Sudah mengabari
55 H&W55. Bertengkar
56 H&W56. Menuntut keputusan cepat
57 H&W57. Pisah sejenak
58 H&W58. Ditegur mertua
59 H&W59. Pulang ke rumah
60 H&W60. Penilaian ayah
61 H&W61. Ketukan pintu
62 H&W62. Isi chatting
63 H&W63. Opsi baru
64 H&W64. Mencari Galen
65 H&W65. Niat mengajak
66 H&W66. Tamu kedinginan
67 H&W67. Keputusan tetap
68 H&W68. Suami ekspresif
69 H&W69. Surat-surat penting
70 H&W70. Rasa tersinggung
71 H&W71. Harga diri tergores
72 H&W72. Bertukar pikiran
73 H&W73. Akan berbelanja
74 H&W74. Adu banteng
75 H&W76. Pasal 310 UU No 22 Tahun 2009
76 H&W76. Kesepakatan dari ayah
77 H&W77. Dalam pengawasan ayah saja
78 H&W78. Menenangkan Ra
79 H&W79. Penenang hati
80 H&W80. Menjaga sikap
81 H&W81. Cerita dari kak Jasmine
82 H&W82. Kerepotan kak Jasmine
83 H&W83. Sepenggal nasehat yang didapat
84 H&W84. Pergi ke wali
85 H&W85. Ribut dengan Chandra
86 H&W86. Membuka permasalahan
87 H&W87. Kembali ke ayah
88 H&W88. Cerita dari bang Chandra
89 H&W89. Jasmine pamit
90 H&W90. Mengadukan ke mama Aca
91 H&W91. Sudut pandang mama Aca
92 H&W92. Membayar jasa
93 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
94 H&W93. Bertamu ke keluarga Hema
95 H&W94. Menjenguk Bunga
96 H&W95. Membantu makwa
97 H&W96. Menengok kondisi Hema
98 H&W97. Kabar tak terduga
99 H&W98. Satu tahun kemudian
100 H&W99. Membawa dua anak
101 H&W100. Duka
102 H&W101. Secuil keterangan Han
103 H&W102. Sidang Hema
104 H&W103. Sudah normal
105 H&W104. Masa hukum selesai
106 H&W105. Menghirup udara bebas
107 AGAM
108 H&W106. Tabur paku
109 H&W107. Eror
110 H&W108. Nekat membeli
111 H&W109. Pembalasan Hema
112 H&W110. TAMAT
113 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 113 Episodes

1
H&W1. Balap di lampu merah
2
H&W2. Tamu malam-malam
3
H&W3. Interaksi Galen
4
H&W4. Eklampsia
5
H&W5. Drama mimi cucu
6
H&W6. Kabar di sana
7
H&W7. Alasan di balik tujuan
8
H&W8. Semua tentangnya
9
H&W9. Menikah secepatnya
10
H&W10. Panggilan video
11
H&W11. Tiba-tiba meragu
12
H&W12. Keburukkan yang diblacklist
13
H&W13. Dijemput di bandara
14
H&W14. Perkenalan baru
15
H&W15. Ngapel
16
H&W16. Meminta keputusan
17
H&W17. Meminta kesepakatan
18
H&W18. Undur diri
19
H&W19. Kehabisan bensin
20
H&W20. Bawah kolong
21
H&W21. Cari makan
22
H&W22. Kejadian di sana
23
H&W23. Kejadian di sana 2
24
H&W24. Di kamar bengkel
25
H&W25. Berkunjung pagi
26
H&W26. Suka jajan perempuan
27
H&W27. Mengorek kisah lalu
28
H&W28. Surat perjanjian kesepakatan
29
H&W29. Menyimak bacaan dan mengobrol
30
H&W30. Berduaan di halaman rumah
31
H&W31. Halaman samping
32
H&W32. Niat baik ayah Givan
33
H&W33. Surat perjanjian pernikahan
34
H&W34. Kabar di tengah-tengah keluarga
35
H&W35. Drama Galen
36
H&W36. Pencerahan biyung
37
H&W37. Dibabat biyung
38
H&W38. Nanny dan baby sitter
39
H&W39. Respon Farah
40
H&W40. Akad tidak disaksikan
41
H&W41. Improvisasi prosesi
42
H&W42. Menengok Farah
43
H&W43. Good mood
44
H&W44. Sensasinya
45
H&W45. Obrolan meja makan
46
H&W46. Perubahan tubuh
47
H&W47. Hina menghinakan
48
H&W48. Jeda obrolan
49
H&W49. Tempat tinggal
50
H&W50. Dikecewakan keputusan
51
H&W51. Mendadak panik
52
H&W52. Dirawat
53
H&W53. Sumbangan tenaga
54
H&W54. Sudah mengabari
55
H&W55. Bertengkar
56
H&W56. Menuntut keputusan cepat
57
H&W57. Pisah sejenak
58
H&W58. Ditegur mertua
59
H&W59. Pulang ke rumah
60
H&W60. Penilaian ayah
61
H&W61. Ketukan pintu
62
H&W62. Isi chatting
63
H&W63. Opsi baru
64
H&W64. Mencari Galen
65
H&W65. Niat mengajak
66
H&W66. Tamu kedinginan
67
H&W67. Keputusan tetap
68
H&W68. Suami ekspresif
69
H&W69. Surat-surat penting
70
H&W70. Rasa tersinggung
71
H&W71. Harga diri tergores
72
H&W72. Bertukar pikiran
73
H&W73. Akan berbelanja
74
H&W74. Adu banteng
75
H&W76. Pasal 310 UU No 22 Tahun 2009
76
H&W76. Kesepakatan dari ayah
77
H&W77. Dalam pengawasan ayah saja
78
H&W78. Menenangkan Ra
79
H&W79. Penenang hati
80
H&W80. Menjaga sikap
81
H&W81. Cerita dari kak Jasmine
82
H&W82. Kerepotan kak Jasmine
83
H&W83. Sepenggal nasehat yang didapat
84
H&W84. Pergi ke wali
85
H&W85. Ribut dengan Chandra
86
H&W86. Membuka permasalahan
87
H&W87. Kembali ke ayah
88
H&W88. Cerita dari bang Chandra
89
H&W89. Jasmine pamit
90
H&W90. Mengadukan ke mama Aca
91
H&W91. Sudut pandang mama Aca
92
H&W92. Membayar jasa
93
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
94
H&W93. Bertamu ke keluarga Hema
95
H&W94. Menjenguk Bunga
96
H&W95. Membantu makwa
97
H&W96. Menengok kondisi Hema
98
H&W97. Kabar tak terduga
99
H&W98. Satu tahun kemudian
100
H&W99. Membawa dua anak
101
H&W100. Duka
102
H&W101. Secuil keterangan Han
103
H&W102. Sidang Hema
104
H&W103. Sudah normal
105
H&W104. Masa hukum selesai
106
H&W105. Menghirup udara bebas
107
AGAM
108
H&W106. Tabur paku
109
H&W107. Eror
110
H&W108. Nekat membeli
111
H&W109. Pembalasan Hema
112
H&W110. TAMAT
113
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!