H&W12. Keburukkan yang diblacklist

"Hmm, mungkin bisa cari opsi keduanya, Yah. Sambil kita lihat, gimana gitu perjuangan dia." Aku akan mempertimbangkan bang Bengkel, sembari melihat pilihan ayah. 

"Mau dikenalkan dengan laki-laki lain?" Ayah menambah kecepatan kendaraannya. 

"Boleh, Yah." Aku menunduk memperhatikan Galen. 

Ia sudah mulai memejamkan mata, anak yang kuat di segala macam kondisi ini selalu mabuk ASI. Jika tengah ASI, tak lama ia pasti akan tertidur. 

"Ya udah, nanti Ayah atur. Han biar digantung aja dulu, Dek. Bukan masalah karena Ayah tak cocok sama dia, tapi Ayah keberatan aja karena dia punya masa lalu sama anak angkat Ayah." Ayah memijat pelipisnya dengan satu tangannya. 

Aku sempat memikirkan hal ini sebelumnya, tapi bang Bengkel mengatakan berani menuliskan kesepakatan dalam surat perjanjian. Entah kenapa, aku yakin karena ia sepakat untuk tanda tangan di atas materai dan disahkan notaris juga. Yang artinya, kelak nanti surat perjanjian itu memiliki kekuatan hukum. 

Namun, aku baru terpikirkan sekarang tentang perasaan Bunga. Apa yang ia rasakan, jika laki-laki yang punya masa lalu dengannya dulu, nantinya satu atap denganku dan bertetangga dengannya? 

Bunga sempat meminta rumah pada suaminya, tapi suaminya mengatakan nanti saja akan kembali ke Bekasi. Tapi, nyatanya suaminya itu hanya pulang pergi sendiri. Pernah juga Bunga tinggal bersama ayah kandungnya dan ibu tirinya, tapi ia mengatakan bahwa dirinya tidak betah. Menempati salah satu kamar penginapan ayah, ia mengaku tidak nyaman karena terlalu kecil. Alhasil, ayah memberikan opsi untuk memberikan hunian untuk Bunga di rumah yang berjejer di halaman depan rumahnya itu. 

"Apa yang Ayah khawatirkan?" Aku menoleh dan memperhatikan wajah panutanku dari samping. 

"Laki-laki tak bisa nolak kemolekan perempuan. Ditambah, jejak pakwa Ken pernah kembali menggoda masa lalunya yang dinikahin papa Ghifar, tante Novi itu. Karena Bunga keturunan pakwa, takutnya kejadian serupa terjadi. Ayah takut, Bunga menggoda Han. Sedangkan, Han adalah laki-laki yang tak bisa menolak kemolekan perempuan. Nanti gimana perasaan anak Ayah?" Ayah menoleh ke arahku, dengan sorot mata sedihnya. 

Kemudian, ayah meluruskan pandangannya lagi ke depan. 

Ayah memikirkan perasaanku, ayah tidak mau aku terluka karena suamiku kembali. 

"Bang Bengkel bilang, dia berani buat surat perjanjian, Yah." Aku memandang Galen. 

Ada sedihnya juga menggantungnya, karena Galen lengket sekali padanya. Padahal saat itu ada om Hamdan juga, tapi ia mengejar Bang Bengkel terus. 

"Bang Bengkel itu Han?" Ayah mengambil jalur yang paling kanan. 

Ayah tengah kencang-kencangnya membawa kendaraan ini. 

"Iiiya." Aku gugup sekali. 

Ayah terkekeh geli. 

"Ayah dulu dipanggil bos tambang sama abang kau. Profesi laki-laki ternyata berpengaruh ya?" Tawanya bertambah renyah. 

Oh, ada kenangannya rupanya. 

"Aku ketemu dia di bengkel soalnya, Yah. Menurut Ayah, dia gimana?" Aku ragu mengatakan ini, aku khawatir terlihat jika aku memang naksir laki-laki yang memiliki cerita skandal itu. 

"Tak masalah, kalau dia sehat dan bersih. Asalkan, jangan gila obat dan judi aja. Pendapat Ayah nih, Ra. Bukan Ayah mendukung kaum kumpul kebo, atau laki-laki bajingan yang ganti-ganti perempuan. Tapi gila perempuan itu bisa sembuh, kalau dapat perempuan yang cocok untuknya. Selagi kondisi dia tidak tertular penyakit apapun. Tapi menurut Ayah, Han tau kok caranya main bersih. Tapi, kalau udah narkotika dan judi. Dia kembali ke tongkrongannya dan ketemu temen lamanya, dia pun bisa kembali hancur lagi."

Obat? Judi? 

"Dia judi, Yah. Dia ngaku sendiri." Aku cemas di sini. 

"Nanti Ayah tanya, judinya kek gimana? Kalau udah slot, judi online. Itu baiknya langsung diblacklist aja, karena akhirnya pasti buat dia miskin, buat kita miskin juga."

"Memang judi ada toleransi? Selagi dia taubat, itu masih ada kesempatan untuk dia kan?" Aku tidak mengerti, kenapa ayah memutuskan langsung blacklist seperti itu. 

"Hema kelilit hutang Bank, usahanya udah kejual juga. Gimana? Beruntung dulu dia lepasin orang-orang Ayah yang dulu kerja sama dia." 

Aku menelan ludah. 

"Dia pemakai aktif lagi. Gimana tuh?" tambah ayah yang membuatku ternganga kaget. 

Pantas saja status Bunga galau saja, suaminya tengah menggila.

"Kok gimana? Ya Ayah bimbing dia dong!" Aku menepuk pundak ayah. 

"Kalau orangnya memang tak mau, gimana? Ayah udah bilang sejak Bunga pulang dalam kondisi hamil itu. Udah di sini aja, Hem. Ayah minta bagi hasil pun, tak bakal ngerugiin kau. Lagian, kan kau dienakin, kau di sini anteng nungguin istri kau. Tapi apa jawabannya? Aku pengen punya kesibukan. Maksudnya, kesibukan pesta mariyuana dan slot begitu? Agak heran juga Ayah sejak Bunga lahiran ini. Katanya, Yah minta pegangan dulu kata Hema. Rekening Hema bermasalah, M-banking Hema rusak, ATM ketelen, HP rusak. Memang akhirnya dikembalikan meski nilainya tak sesuai, tapi ini yang buat Ayah heran. Sekelas pengusaha pupuk, masa tak bisa bayar hutang lima juta atau sepuluh juta? Itu usaha besar, pasarnya udah luas. Ayah tanya ke Bunga, kau sama Hema baik-baik aja? Katanya, masalah kecil aja, Yah. Eh, tak taunya langsung meledak pas ditemuin di sana. Rumah kosong blong, dia lagi ngefly di garasi mobilnya. Pusing Ayah tuh, Ra. Bingung, mau gimana ngomong ke Bunganya." Ayah menggeleng halus. 

Ekonomi suami Bunga hancur, apa mungkin Bunga akhirnya mencari laki-laki yang ekonominya tengah bagus? Bang Bengkel contohnya? 

"Ayah cuma perlu bilang ke pakwa." Aku melamun sudah. 

Mana aku harus mempertimbangkan opsi lain, ditambah Bunga kemungkinan bisa kembali dengan bang Bengkel. Nanti Galen gimana? Masa mengejar ayah saudaranya?

"Udah, Ayah tak mau pusing sendirian. Itu masalah anaknya, tapi Ayah yang gila duluan. Mau bacokkan, mau berantakan, silahkan keluarga inti dulu yang maju. Ayah bereskan sisa-sisanya aja. Anak Ayah yang janda udah dua, belum masalah anak yang lain. Ayah pun pengen membereskan keluarga Ayah dulu, karena drama Bunga tak akan ada habisnya." Ada emosi dalam suara ayah. 

Kenapa ayah seolah menyerah pada masalah anak angkatnya? Biasanya, kepedulian ayah tinggi. 

"Ayah tak boleh gitu, kasian Bunga." Aku bisa merasakan stressnya jadi Bunga saat ini. 

"Tak perempuannya, tak laki-lakinya, kenapa tak mau nurut? Jangankan anak orang, anak sendiri yang tak nurut pun Ayah pasti biarkan. Biarin suruh tau rasa sendiri, biar kapok akibatnya dari tak nurut orang tua. Orang tua tuh pengen yang terbaik untuk anaknya, nih Ayah alumni anak yang tak nurut dan alumni kapok karena tebal telinga. Tak ada orang tuanya yang nyuruh anaknya miskin, tak ada orang tua yang nyuruh rumah tangga anaknya hancur." Suara ayah meninggi seketika. 

Beginilah, jika mendengar orang tua curhat dengan sudut pandangnya. Tapi aku merasa, setiap curhatan ayah tentang anak-anaknya, pasti selalu ada makna dalam yang terselip. 

"Jadi, rumah tangga Bunga dan Hema gimana?" tanyaku pelan. 

Jika rumah tangga Bunga hancur, pasti ia akan menumbuhkan kisah baru dengan bang Bengkel. Aduh, galau sudah. Mana aku sudah berharap lagi, mana aku sudah ingin dirinya lagi. 

...****************...

Terpopuler

Comments

khair

khair

bantu garukin Ra😂😂😂😂😂

2023-08-06

1

khair

khair

kasih waktu tarik ulur aja dulu, jangan juga suudzon sama bang bengkel...siapa tau dia beneran gk ada rasa lagi ke Bunga selain rasa ingin ambil anak aja
bukan tergoda Bunga liar yang susah di atur

2023-08-06

1

Ra2

Ra2

klau kamu mau menyakinkan hatimu
ayooo coba Han PHP in aja dl Ra 🫢kamu lihat gmn dia memperjuangkanmu d tengah godaan bunga yg mungkin udh sendiri lagi

2023-08-05

3

lihat semua
Episodes
1 H&W1. Balap di lampu merah
2 H&W2. Tamu malam-malam
3 H&W3. Interaksi Galen
4 H&W4. Eklampsia
5 H&W5. Drama mimi cucu
6 H&W6. Kabar di sana
7 H&W7. Alasan di balik tujuan
8 H&W8. Semua tentangnya
9 H&W9. Menikah secepatnya
10 H&W10. Panggilan video
11 H&W11. Tiba-tiba meragu
12 H&W12. Keburukkan yang diblacklist
13 H&W13. Dijemput di bandara
14 H&W14. Perkenalan baru
15 H&W15. Ngapel
16 H&W16. Meminta keputusan
17 H&W17. Meminta kesepakatan
18 H&W18. Undur diri
19 H&W19. Kehabisan bensin
20 H&W20. Bawah kolong
21 H&W21. Cari makan
22 H&W22. Kejadian di sana
23 H&W23. Kejadian di sana 2
24 H&W24. Di kamar bengkel
25 H&W25. Berkunjung pagi
26 H&W26. Suka jajan perempuan
27 H&W27. Mengorek kisah lalu
28 H&W28. Surat perjanjian kesepakatan
29 H&W29. Menyimak bacaan dan mengobrol
30 H&W30. Berduaan di halaman rumah
31 H&W31. Halaman samping
32 H&W32. Niat baik ayah Givan
33 H&W33. Surat perjanjian pernikahan
34 H&W34. Kabar di tengah-tengah keluarga
35 H&W35. Drama Galen
36 H&W36. Pencerahan biyung
37 H&W37. Dibabat biyung
38 H&W38. Nanny dan baby sitter
39 H&W39. Respon Farah
40 H&W40. Akad tidak disaksikan
41 H&W41. Improvisasi prosesi
42 H&W42. Menengok Farah
43 H&W43. Good mood
44 H&W44. Sensasinya
45 H&W45. Obrolan meja makan
46 H&W46. Perubahan tubuh
47 H&W47. Hina menghinakan
48 H&W48. Jeda obrolan
49 H&W49. Tempat tinggal
50 H&W50. Dikecewakan keputusan
51 H&W51. Mendadak panik
52 H&W52. Dirawat
53 H&W53. Sumbangan tenaga
54 H&W54. Sudah mengabari
55 H&W55. Bertengkar
56 H&W56. Menuntut keputusan cepat
57 H&W57. Pisah sejenak
58 H&W58. Ditegur mertua
59 H&W59. Pulang ke rumah
60 H&W60. Penilaian ayah
61 H&W61. Ketukan pintu
62 H&W62. Isi chatting
63 H&W63. Opsi baru
64 H&W64. Mencari Galen
65 H&W65. Niat mengajak
66 H&W66. Tamu kedinginan
67 H&W67. Keputusan tetap
68 H&W68. Suami ekspresif
69 H&W69. Surat-surat penting
70 H&W70. Rasa tersinggung
71 H&W71. Harga diri tergores
72 H&W72. Bertukar pikiran
73 H&W73. Akan berbelanja
74 H&W74. Adu banteng
75 H&W76. Pasal 310 UU No 22 Tahun 2009
76 H&W76. Kesepakatan dari ayah
77 H&W77. Dalam pengawasan ayah saja
78 H&W78. Menenangkan Ra
79 H&W79. Penenang hati
80 H&W80. Menjaga sikap
81 H&W81. Cerita dari kak Jasmine
82 H&W82. Kerepotan kak Jasmine
83 H&W83. Sepenggal nasehat yang didapat
84 H&W84. Pergi ke wali
85 H&W85. Ribut dengan Chandra
86 H&W86. Membuka permasalahan
87 H&W87. Kembali ke ayah
88 H&W88. Cerita dari bang Chandra
89 H&W89. Jasmine pamit
90 H&W90. Mengadukan ke mama Aca
91 H&W91. Sudut pandang mama Aca
92 H&W92. Membayar jasa
93 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
94 H&W93. Bertamu ke keluarga Hema
95 H&W94. Menjenguk Bunga
96 H&W95. Membantu makwa
97 H&W96. Menengok kondisi Hema
98 H&W97. Kabar tak terduga
99 H&W98. Satu tahun kemudian
100 H&W99. Membawa dua anak
101 H&W100. Duka
102 H&W101. Secuil keterangan Han
103 H&W102. Sidang Hema
104 H&W103. Sudah normal
105 H&W104. Masa hukum selesai
106 H&W105. Menghirup udara bebas
107 AGAM
108 H&W106. Tabur paku
109 H&W107. Eror
110 H&W108. Nekat membeli
111 H&W109. Pembalasan Hema
112 H&W110. TAMAT
113 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 113 Episodes

1
H&W1. Balap di lampu merah
2
H&W2. Tamu malam-malam
3
H&W3. Interaksi Galen
4
H&W4. Eklampsia
5
H&W5. Drama mimi cucu
6
H&W6. Kabar di sana
7
H&W7. Alasan di balik tujuan
8
H&W8. Semua tentangnya
9
H&W9. Menikah secepatnya
10
H&W10. Panggilan video
11
H&W11. Tiba-tiba meragu
12
H&W12. Keburukkan yang diblacklist
13
H&W13. Dijemput di bandara
14
H&W14. Perkenalan baru
15
H&W15. Ngapel
16
H&W16. Meminta keputusan
17
H&W17. Meminta kesepakatan
18
H&W18. Undur diri
19
H&W19. Kehabisan bensin
20
H&W20. Bawah kolong
21
H&W21. Cari makan
22
H&W22. Kejadian di sana
23
H&W23. Kejadian di sana 2
24
H&W24. Di kamar bengkel
25
H&W25. Berkunjung pagi
26
H&W26. Suka jajan perempuan
27
H&W27. Mengorek kisah lalu
28
H&W28. Surat perjanjian kesepakatan
29
H&W29. Menyimak bacaan dan mengobrol
30
H&W30. Berduaan di halaman rumah
31
H&W31. Halaman samping
32
H&W32. Niat baik ayah Givan
33
H&W33. Surat perjanjian pernikahan
34
H&W34. Kabar di tengah-tengah keluarga
35
H&W35. Drama Galen
36
H&W36. Pencerahan biyung
37
H&W37. Dibabat biyung
38
H&W38. Nanny dan baby sitter
39
H&W39. Respon Farah
40
H&W40. Akad tidak disaksikan
41
H&W41. Improvisasi prosesi
42
H&W42. Menengok Farah
43
H&W43. Good mood
44
H&W44. Sensasinya
45
H&W45. Obrolan meja makan
46
H&W46. Perubahan tubuh
47
H&W47. Hina menghinakan
48
H&W48. Jeda obrolan
49
H&W49. Tempat tinggal
50
H&W50. Dikecewakan keputusan
51
H&W51. Mendadak panik
52
H&W52. Dirawat
53
H&W53. Sumbangan tenaga
54
H&W54. Sudah mengabari
55
H&W55. Bertengkar
56
H&W56. Menuntut keputusan cepat
57
H&W57. Pisah sejenak
58
H&W58. Ditegur mertua
59
H&W59. Pulang ke rumah
60
H&W60. Penilaian ayah
61
H&W61. Ketukan pintu
62
H&W62. Isi chatting
63
H&W63. Opsi baru
64
H&W64. Mencari Galen
65
H&W65. Niat mengajak
66
H&W66. Tamu kedinginan
67
H&W67. Keputusan tetap
68
H&W68. Suami ekspresif
69
H&W69. Surat-surat penting
70
H&W70. Rasa tersinggung
71
H&W71. Harga diri tergores
72
H&W72. Bertukar pikiran
73
H&W73. Akan berbelanja
74
H&W74. Adu banteng
75
H&W76. Pasal 310 UU No 22 Tahun 2009
76
H&W76. Kesepakatan dari ayah
77
H&W77. Dalam pengawasan ayah saja
78
H&W78. Menenangkan Ra
79
H&W79. Penenang hati
80
H&W80. Menjaga sikap
81
H&W81. Cerita dari kak Jasmine
82
H&W82. Kerepotan kak Jasmine
83
H&W83. Sepenggal nasehat yang didapat
84
H&W84. Pergi ke wali
85
H&W85. Ribut dengan Chandra
86
H&W86. Membuka permasalahan
87
H&W87. Kembali ke ayah
88
H&W88. Cerita dari bang Chandra
89
H&W89. Jasmine pamit
90
H&W90. Mengadukan ke mama Aca
91
H&W91. Sudut pandang mama Aca
92
H&W92. Membayar jasa
93
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
94
H&W93. Bertamu ke keluarga Hema
95
H&W94. Menjenguk Bunga
96
H&W95. Membantu makwa
97
H&W96. Menengok kondisi Hema
98
H&W97. Kabar tak terduga
99
H&W98. Satu tahun kemudian
100
H&W99. Membawa dua anak
101
H&W100. Duka
102
H&W101. Secuil keterangan Han
103
H&W102. Sidang Hema
104
H&W103. Sudah normal
105
H&W104. Masa hukum selesai
106
H&W105. Menghirup udara bebas
107
AGAM
108
H&W106. Tabur paku
109
H&W107. Eror
110
H&W108. Nekat membeli
111
H&W109. Pembalasan Hema
112
H&W110. TAMAT
113
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!