Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan akhirnya mereka sampai di Brussel. Di sinilah mereka akan memulai hidup baru nantinya. Matahari yang terlihat sangat terik dan Orang-orang terlihat terus saling berdatangan memadati stasiun.
“Astaga ramai sekali di sini.” mereka terlihat kesusahan keluar dari kerumunan orang-orang yang muai memadati area stasiun.
“Akhirnya kita bisa keluar dari labirin manusia,” Ucap Alfred dengan mengembuskan nafas kasar.
“Ayo kita harus cepat sampai, sebelum matahari membakar kulit kita.”
Alfred melihat Luciano berjalan menjauh darinya sambil menarik nafas dan segera berlari mengejar Luciano.
“Tunggu akuu!!”
Setelah berjalan setengah jam lebih mereka akhirnya sampai di rumah Bibi Anne. Bibi Anne senang mereka akhirnya datang, beliau terlihat menyambut mereka dengan hangat.
“Bagaimana perjalanan kalian?” Tanya nya.
“Cukup melelahkan Bi, tapi kami sangat menikmatinya.”
Bibi Anne hanya tersenyum menanggapi jawaban Luciano, Ia beralih menatap keponakannya yang terlihat cukup kelelahan.
“Alfred kau terlihat sangat lelah daripada Luciano.”
“Iya Bi, Dia tadi meninggalkanku jadi aku harus berlari mengejarnya. Jalannya sangat cepat.” Alfred menunjuk Luciano
Bibi Anne terlihat tertawa mendengarnya, memang pasti ada-ada saja tingkah lucu yang dilakukan keponakannya itu dari dulu.
“Kalau begitu kalian istirahat dulu saja, Bibi mau pergi ke pasar sebentar.”
“Biar aku bantu Bi.” Luciano segera berdiri dan menawarkan bantuan. Begitu pun dengan Alfred Dia ikut bangkit dari duduknya.
“Tidak usah, kalian istirahat dulu saja.”
“Tidak apa Bi kita siap membantu,” Ucap Alfred sambil tersenyum.
“Sudah, kalian di rumah saja. Sekalian jaga rumah.”
Alfred dan Luciano menganggukkan kepala mereka secara bersamaan, “Baiklah Bi, Bibi hati-hati ya.”
Bibi Anne segera pergi keluar rumah meninggalkan dua pemuda yang terlihat sangat kelelahan ini. Setelah kepergian Bibi Anne mereka segera merebahkan diri dan menutup mata sebentar.
Luciano terbangun dari tidurnya karena mencium bau masakan dari arah dapur. Dia melihat ke arah jendela dan benar saja matahari sudah terbenam dan di luar terlihat sudah gelap. Ternyata mereka sudah tidur cukup lama, Luciano pun segera membangunkan Alfred.
“Hei kita sudah tidur cukup lama, bangunlah.”
Alfred membuka mata dan melihat ke arah jendela, dan benar saja langitnya sudah terlihat gelap. Mereka berdua segera berjalan ke arah dapur dan melihat Bibi Anne sedang memasak.
“Kalian sudah bangun?”
Luciano dan Alfred hanya tersenyum kikuk menanggapi pertanyaan Bibi Anne.
Alfred berjalan ke arah Bibi Anne dan segera membantunya “Bibi kenapa tidak membangunkan kami?”
“Kalian terlihat kelelahan, aku tidak tega membangunkan.”
“Maafkan kami ya Bi, kami merepotkan mu.” Luciano meminta maaf dan ikut membantu Bibi Anne.
“Kalian rencana akan bekerja di mana?”
“Besok kita mau mulai mencari.” Jawab Luciano.
“Baiklah, semoga beruntung. Ayo kita makan dulu.”
“Iya Bi.” Jawab mereka dengan kompak.
Malam ini Elena berencana ingin berjalan-jalan di kota bersama Eleanor. Sebenarnya Ia ingin pergi sendiri, tetapi Eleanor memaksa untuk ikut.
Mereka memilih untuk berjalan kaki daripada diantarkan oleh sopir. Terlihat lampu-lampu menyala dengan terang, dan lebih banyak orang berjualan dan berdatangan pada malam hari. Elena tidak menyangka bahwa ternyata malam ini ada festival di sini.
“Kurasa kita beruntung malam ini ke sini.” Ucapnya kepada Eleanor,
“Benar, aku tidak menyangka bahwa ternyata festivalnya hari ini.” Eleanor melihat sekeliling dengan antusias,
"Aku mau naik itu kak." Ucap Eleanor dengan mata berbinar,
“Iya pergilah, aku ingin membeli makanan itu. Nanti kita bertemu lagi di sini.”
Eleanor menganggukkan kepalanya dan Dia segera berlari menuju permainan yang ingin Dia naiki.
“Dia terlihat seperti anak kecil.” Elena tersenyum melihat kepergian Eleanor,
"Ayah tidak bilang kalau hari ini ada festival." gumamnya pelan,
"Elena?" Sesosok laki-laki tinggi berkulit putih terlihat datang menghampiri Elena. Sedangkan yang dipanggil tidak menoleh karena suasana di sana terlalu berisik.
"Hei, Elena." laki-laki itu terlihat mencolek bahu Elena.
Elena terlihat terkejut sesaat dan ekspresi nya berubah saat mengetahui siapa yang menghampirinya.
"Hei Luciano, Apa kabar?"
"Baik, kau sendiri bagaimana?"
"Aku juga baik, sudah lama disini?" tanya Luciano
"Tidak, baru saja sampai. Kau sendiri kapan datang?"
"Baru tadi pagi, beruntung sekali aku bertemu bisa langsung denganmu." Ucap Luciano dengan senyuman.
"Syukurlah. jadi kau akan menetap disini?"
"Iya."
Mereka berdua terlihat canggung, dan tidak ada obrolan. Dari jauh Harry melihat Elena dan langsung datang menghampiri nya.
"Kau mau?" tanya Elena
Luciano menggeleng dan tersenyum, "Tidak, kau suka permen seperti itu ya?"
"Iya sangat suka." Elena terlihat memakan permen karakternya dengan lahap.
"Elena, kau sedang apa disini? kau datang bersama Dia?"
Elena dan Luciano segera menoleh kebelakang dan Elena terkejut bertemu dengan Harry disini.
"Tidak, aku bersama Eleanor. Kebetulan saha bertemu dengan Dia."
"Dia siapa?"
"Temanku."
"Jangan terlalu dekat dengan Dia, kau adalah calon tunanganku." Ucap Harry sebelum pergi meninggalkan mereka berdua,
Elena terlihat tidak enak dengan Luciano, "Maaf aku pergi dulu." pamit Elena.
"Ternyata Dia sudah mempunyai calon tunangan ." ucap Luciano miris
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments