02. Hasselt

Pagi hari ini di kota Hasselt tepatnya di desa Kermt, tidak sedingin di kota Brussels yang saat ini sedang turun hujan, Matahari mulai memasuki setiap celah pintu dan jendela yang ada pada rumah-rumah penduduk. Suara kereta kuda dan riuh penduduk terdengar melakukan aktivitas rutin di pagi hari.

Luciano Bachmeier pemuda rupawan dari desa Kermt. Kulitnya yang putih, hidung nya yang macung, memiliki tubuh yang tegap dan gagah. tak sedikit wanita yang ingin berkenalan dengannya. Dia anak seorang petani dan hidup dirumah sederhana bersama Bibi, Paman dan sepupu perempuannya yang juga tak kalah cantik dan baik hati. Setiap hari Luciano membantu Pamannya untuk berjualan hasil panen dari kebun nya ke kota. orang tuang nya meninggal saat Luciano sedang berumur 10 tahun. Saat itu mereka sedang berlibur ke kota menggunakan kereta, tetapi yang terjadi adalah kereta yang mereka tumpangi bertabrakan dengan kereta dari arah lain. Luciano memiliki luka yang cukup dalam di bagian punggung dan dada nya karena tergores pecahan kaca kereta dan sayang nya Ayah dan Ibu nya harus kehilangan nyawa karena berusaha melindungi nya. Luciano kecil sangat sedih saat itu dunia nya terasa hancur ditinggal kedua orang tuanya Ia tak bisa membayangkan hidup tanpa kedua orang tua nya. Keluarga terakhir yang dia punya hanya Paman dan bibi nya. Tidak mungkin di usia nya yang masih muda dia hidup sendiri, mau tidak mau dia harus hidup bersama Paman dan bibi nya. Dan hari demi hari, tahun demi tahun berlalu, Luciano tumbuh menjadi pemuda yang tampan, berani dan sangat bisa diandalkan dalam segala hal.

"Luciano bisakah kau pergi ke ladang sebentar? Lihat lah apa sayuran nya sudah mulai berkembang." Teriak paman Luciano dari dalam rumah.

Luciano yang duduk menikmati teh buatan Bibi nya dan melihat betapa sibuknya penduduk Kermt segera bangkit dan berjalan menuju ladang. "Baik paman."

Sambil berjalan sesekali Luciano menyanyikan lagu Für Elise karya Ludwig van Beethoven

Oye, tu lo sabes bien

A ti te gusta el swing que traigo

Te pone a bailar

Y te pone a gozar

Oye, tu lo sabes bien

A ti te gusta el swing que traigo

Te pone a bailar

Y te pone a gozar

Te pone a bailar

Te pone a gozar

Te pone a Bailar

"ternyata kau masih saja suka bernyanyi sopran ya Luciano." Suara pemuda terdengar memotong nyanyian Luciano. Dia Alferd teman dekat Luciano. Kulit nya yang putih kecoklatan, mata nya yang biru, dan badan nya yang tinggi dan tegap membuat nya juga sering diperebutkan gadis gadis di desanya.

"tentu saja, itu kan impian ku sejak kecil, kau tahu kan aku ingin menjadi penyanyi sopran terkenal di seluruh negeri ini." jawab Luciano tegas

"Baik lah pak semoga keberuntungan berpihak pada penduduk seperti kita." balas Alfred dengan nada bergurau. "Bagaimana dengan kompetisi mu minggu lalu di kota, apa kau berhasil pergi ke Brussels?"

"iya aku sudah lolos, lusa aku akan pergi ke Brussels, doakan aku ya." Jawab Luciano kepada Alfred.

"Kau tahu akan tinggal dimana?" tanya Alfred lagi.

"Tidak, mungkin aku akan tinggal di tempat yang bisa ditinggali untuk sementara."

"Aku ada saudara di Brussels kau bisa tinggal disana sementara. Dan aku akan ikut denganmu, aku akan sangat beruntung sekali jika bertemu dengan wanita di Brussels." mereka berdua pun akhirnya tertawa kecil.

Sesudah mengambil hasil panen dari ladang nya Luciano segera kembali kerumah dan memanggil sepupu perempuan nya untuk ikut membantu berjualan ke kota.

"Lucy, apa kau sudah siap? Ayo kita segera berangkat biar tidak terlalu siang." teriak Luciano dari luar rumah sambil mempersiapkan dagangan nya.

"tunggu sebentar kak." Jawab Lucy. Dia adalah adik sepupu beda 3 tahun dengan Luciano.

Lucy segera keluar dari rumah dan bergegas menyusul Luciano setelah berpamitan dengan Ibunya.

Hasselt

Riuh ramai orang-orang terdengar di tengah kota Hasselt. Mereka sudah sampai di kota Hasselt disinilah mereka biasa berjualan, dari kalangan bangsawan bahkan orang biasa sekalipun ada di dalam keramaian kota, suara kereta kuda terdengar dominan disini.

"Jadi kau mau melanjutkan bersekolah dimana Lucy?" Luciano membuka percakapan ditengah riuh ramai orang berlalu lalang.

"Entah lah kak, aku tidak yakin akan melanjutkan studi ku melihat keadaan kita saat ini."

"Kau kan bisa mendapatkan beasiswa, aku yakin kau juga pasti ingin melanjutkan nya kan?" Balas Luciano meyakinkan sepupu nya.

"Apa bisa orang kelas bawah seperti kita mudah mendapatkan nya?" tanya Lucy sedikit tidak yakin. Pada masa itu memang kesenjangan sosial terjadi dengan sangat tinggi dan orang kelas bawah tidak mungkin bisa mengalahkan orang kelas atas ataupun para bangsawan.

" Aku yakin kau pasti bisa meskipun harus mengalahkan seribu para bangsawan sekalipun." Jawab Luciano menguatkan Lucy.

Lucy hanya tersenyum menanggapi kakak sepupu nya, tetapi itu membuat nya semakin semangat untuk mendapatkan beasiswa. baginya semangat dari keluarga nya adalah yang terpenting, dia tak perduli meskipun nanti banyak dari temannya akan mencemooh nya.

*********

Halo ini LovelyHyuck semoga kalian suka dengan karya amatir ku ya, mohon dukungan nya. Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!